¢dshoonie
"Huang Renjun!"
"Jangan kasar! Kasih dia waktu!"
"Tapi mah, dia ninggalin aku gitu aja!"
Lelah.
Hanya itu yang ia rasakan sekarang. Mendengar teriakan melengking yang menusuk telinga membuatnya muak.
Kwon Seomi bodoh, seharusnya perempuan itu mengerti keadaannya sekarang. Bagaimana Huang Renjun akan menerimanya jika gadis itu selalu membuat hidupnya makin suram? Walaupun itu tak akan terjadi.
Hiks!
Ia tak sadar. Bisa-bisanya hal seperti ini membuatnya menangis. Ayolah! Seharusnya ia bisa melupakan Kang Melphie.
Tidak hanya satu jam, bahkan satu hari isi kepalanya hanyalah gadis pertamanya. Mana mungkin gadis yang berteriak seperti orang gila didepan kamarnya dapat memenuhi isi kepalanya?
Tidak mungkin dan tidak akan pernah.
"Renjun! Buka pintunya!"
Pria itu menoleh ke ambang pintu yang bergetar ulah seseorang diluar. Masih tak lelah memerintah pemilik ruangan untuk membuka pintunya.
"Kwon Seomi, mungkin Renjun butuh waktu untuk nenangin dirinya, kamu pulang aja dulu."
Setelah satu menit, teriakan itu tak terdengar lagi. Ia sangat berterimakasih kepada ibundanya yang telah mengusir gadis gila itu dari rumahnya.
Yang ia butuhkan sekarang hanya Kang Melphie.
Bukan Seomi, mama Wendy, bahkan papanya.
ooo
Sinar matahari yang menembus jendela kamarnya membuat pria itu mau tak mau membuka matanya walaupun kesusahan.
Mengucek-ucek matanya dan melihat sekeliling ruangan. Masih diruangan yang sama, namun terang.
Ah, dia ketiduran setelah membuang waktu untuk menangis semalaman!
Namun setelah bangun ia merasakan bahwa tubuhnya tak dapat bergerak. Merasa pening dan lemas, untuk mengangkat kepala saja kesulitan.
Tubuhnya menggigil dan badannya panas, ia merasa kedinginan namun pendingin ruangannya saja belum ia nyalakan.
"Mah!"
Menangis lagi saat terasa badannya menggigil lebih parah, memanggil mama Wendy agar dapat merawatnya. Bodoh, ia mengunci pintunya!
"Maaahhh!!!"
Ia menangis lagi. Ah, kenapa ia terlihat begitu lemah? Layaknya balita yang menangis karena tubuhnya panas dan menggigil.
"Jun?! Kamu kenapa?! Bukain pintunyaa!!"
"Mah..."
"Renjun!! Bukain pintunya!!!"
"Mah...sakit..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Not u, but Him || HRJ
Novela Juvenil"Bukan kamu, tapi Dia" Aku selalu merasakan sesaknya beban hidup yang menghimpit takdirku. Selalu kalah dalam segala hal yang kutemui, aku ingin menang sekali saja. Kenapa dunia sangat bertindak tidak adil dan menguasai semuanya? ↓ Kehadiran Kang Me...