2. I Told You

88 12 0
                                    

¢dshoonie

Krriing!!

Bel istirahat sudah berbunyi bahkan perutku juga ikut berbunyi karena seseorang didalam sana merengek kelaparan.

"Kantin yuk, gue laper" rengek gadis yang berada didepanku sedang menata buku-bukunya ke laci meja dengan rapi yakni Yuju.

"Gue juga laper, kuy lah langsung aja" sahut gadis bersurai hitam panjang itu kepada Yuju. "Lo ngapa diem aja dari tadi? Dateng bulan?" tanyanya padaku yang sedari tadi melamun, entah memikirkan apa yang jelas aku sudah pusing dengan soal ujian tadi yang sungguh membuatku muak.

"Aku pusing aja, apa apaan coba jadwalnya tiba tiba diganti gitu" kesalku. Yang benar saja bukannya pak Yixing yang datang karena ia adalah guru bahasa mandarin dan jadwal ulangannya hari ini adalah bahasa mandarin, malah pak Baekhyun yang datang dan mendadak mengubah jadwal ulangan menjadi fisika. Untung saja aku pintar di semua pelajaran walaupun belum belajar.

"Tapi lo kan enak Mphie. Lo kan paling jago di fisika dan tadi lo lancar lancar aja pas ulangan walaupun sedikit kaget pas pak Baekhyun dateng dan ngubah jadwal mendadak" kata Somi berolling eyes.

Aku hanya menyengir kuda dan mengajak mereka semua untuk pergi kekantin. Walaupun aku lapar, nafsu makanku sedikit tak beraturan jadi aku lebih memilih untuk membeli bubble tea saja untuk mengganjal perutku yang tak nafsu makan ini.

Grep!

Kutengok kebelakang siapa yang sedang memelukku secara tiba-tiba itu. Huang Renjun, tunanganku. Siapa lagi yang berani memelukku di depan umum seperti ini kalau bukan Huang Renjun?

"Renjun, apaan sih jangan meluk meluk dong. Kalo ada guru tiba-tiba gimana?" aku menyingkirkan tangannya dari leherku. Kulihat Xiyeon berolling eyes karena meerasa dirinya dan yang lain berperan sebagai nyamuk di cerita cinta kami berdua. Oke itu sangat menakutkan.

Xiyeon mendukung kami berpacaran. Tapi ia tak suka kalau kami bermesraan didepannya dan pasti ia merasa kalau ia merasa menjadi nyamuk di dunia ini. Selalu saja begitu.

Kudengar, Xiyeon sedang dekat dengan sepupuku, Lee Jeno. Melihat keduanya sedang bersama sangat lucu. Mereka cocok jika dipersatukan. Aku mendukungnya terus untuk tetap mendekati Jeno, dan aku terus memberi kode keras pada Jeno agar ia mendekati Xiyeon. Tapi Jeno sangat tak peka dan berujung terjebak pada friendzone.

Tidak apa. Jeno selalu menanyakan kabar Xiyeon setiap hari dan itu membuat Xiyeon tak tahan lagi untuk perasaannya pada Jeno. Mereka benar-benar lucu, pertengkaran saja tidak pernah melanda persahabatan mereka.

"Yeon, lu kenapa sih? Gua kesel tau liat tatapan lo setiap hari ke gue kayak begitu kalo gue lagi berdua sama dia" Renjun meledek, itu adalah kode keras untuk pria bernama Lee Jeno yang baru saja datang dan duduk di samping Somi.

Kami duduk saling berhadapan. 3/3 Xiyeon, Somi, Jeno dan didepannya adalah Yuju, Aku, dan Renjun. Begitulah urutan duduknya saat kami berada di kantin. Entah yang lain pada kemana. Kurasa mereka telat datang ke kantin lagi seperti kemarin.

Xiyeon hanya menatap Renjun tak suka dan membuang muka kearah lain. Ia sadar ada Jeno disamping Somi, tapi ia lebih memilih untuk diam dan bersikap seperti biasanya. Renjun tertawa melihat teman perempuannya itu bersemu merah ketika Jeno juga ikut tertawa padahal ia tidak tahu apa yang sedang di tertawakan Renjun saat ini. Dasar Jeno.

Not u, but Him || HRJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang