12. Suddenly Appeared

34 10 0
                                    

¢dshoonie

"Lah kak doy, kok bisa ada disini?" aku mengucek-ucek mata. Masih tak percaya ia datang secara tiba-tiba, dan siapa yang memberitahunya kalau aku sedang berada dirumah sakit?

Teman-temanku tidak ada yang mengenali kak Doyoung. Jenopun terlihat kebingungan ketika membukakan pintu, tanpa diperintah, kak Doyoung masuk melewatinya.

Dan maaf, saat kak Doyoung mengantarku kerumah Jeno waktu itu, ia memberi salam pada sepupuku itu lewatku tapi aku lupa menyampaikannya pada Jeno.

"Lo siapa sih, main masuk-masuk aja?" tanya Jeno sinis, kesal karena kak Doyoung melewatinya begitu saja. Pria yang ditatap sinis oleh sang empu hanya merotasikan bola mata malas. "Gue Kim Doyoung."

Jeno mengerutkan kening, "Kim Doyoung? Kayak kenal" ia berfikir, menekan pelipisnya. Ekspresi wajahnya sudah kutebak, seperti sedang memikirkan kata-kata 'namanya kenapa gak asing banget difikiran gue ya? kayak pernah denger, tapi gak tau dimana' sepertinya.

Kalau dugaanku benar, itu sangat sama denganku. Saat kak Doyoung memperkenalkan dirinya padaku, namanya pun sangat tak asing. Ya sama seperti Jeno, seperti pernah dengar namun tak tahu kapan.

Dan tidak tahu siapa yang menyebutnya.

"Anak alumni sekolah lo, mikirnya kelamaan" ujar kak Doyoung dengan wajah datarnya. "Ya udah sih b aja, galak bener mentang-mentang lebih tua" sahut Jeno. Kak Doyoung hanya menatapnya sinis, lalu lebih memilih untuk menghampiriku.

"Kamu sakit apa?" tanyanya lembut.

"Aku?" aku menunjuk diri sendiri, ia mengangguk. "A-aku gak sakit kok kak hehe" sebenarnya aku masih bingung kenapa secara tiba-tiba kak Doyoung pergi kesini.

Ah!

Bolehkah aku menuduh Renjun sebagai tersangka?

Renjun kenal Doyoung, dan mungkin saja dia yang memberitahu kak Doyoung kalau aku sedang dirawat.

Ya mungkin.

"Hah gimana? Kamu dirawat loh, masa gak sakit?" bingungnya, tertawa kemudian mengelus suraiku pelan. "Nyentuh-nyentuh sepupu gue, bayar 3 juta!" ujar Jeno yang melihat Doyoung mengelus rambutku.

"Bisa diem gak sih lo? Ganggu banget ya!" aku tidak tahu kalau kak Doyoung suka mengomel. Ternyata selucu itu dia. Berkelahi-maksudku, beradu mulut dengan seseorang membuatnya terlihat menggemaskan.

"Kalo mau bikin gua diem ya gak usah nyentuh-nyentuh sepupu gue, gak muhrim juga."

"Cuma nyentuh rambutnya doang bangsat"

"Ya sama aja itu nyentuh, gak boleh"

"Lo kayaknya bukan sepupunya Melphie deh, kelakuan lo jauh banget sama dia sumpah!"

"Gue sepupunya lah, kelakuan gua beda sama dia ya karena gua sama dia lahir dari orangtua yang beda, gimana sih bego"

"Tengil banget lo bocah"

"Dih, lu yang bocah"

"Lu lah, gue kan alumni"

Not u, but Him || HRJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang