6. Who Are You?

50 13 6
                                    

¢dshoonie

"Sarapan dulu yuk, masih banyak waktunya kan?" ajak kak Yeonwoo -yang sedang duduk di salah satu kursi meja makan- setelah melihat aku dan Jeno turun dari tangga sembari menenteng sepatu sekolah.

"Iya kak" aku tersenyum kearahnya, menaruh sepatu yang kutenteng ke sebelah kursi yang akan ku tempati sembari melepaskan tas. Jeno melakukan hal yang sama. "Lo punya pacar kenapa gak bilang sama gue?" itu kak Yeonwoo, sedang menggoda adiknya yang setiap hari bucin akan perempuan.

"Apa sih kak, gue aja baru jadian" Jeno salting, kemudian aku dan kak Yeonwoo tertawa saat melihat wajah Jeno yang merah seketika. Ah, lucunya. "Udahlah sarapan buruan, nanti gue sama Melphie telat ke sekolah tanggung jawab lo" lanjutnya. Aku dan kak Yeonwoo hanya tersenyum mengangguk.

Kak Yeonwoo dan Jeno memang sering ribut, tidak pernah akur. Setiap hari selalu saja ada yang diributkan, entah itu tentang masalah Jeno di sekolah, masalah kak Yeonwoo di kampusnya, pasti ada saja. Dan berakhir baku hantam. Aku tidak habis fikir tentang mereka.

Namun terkadang jika diperhatikan, keduanya sangat lucu. Lagi-lagi membuatku iri. Aku ingin hidup seperti Lee Jeno yang beruntung memiliki keluarga yang harmonis, memiliki orangtua yang baik, memiliki kakak yang perhatian. Itu benar-benar membuatku iri.

Ya walaupun kedua orangtua Jeno itu sibuk keluar kota, mereka lebih mementingkan kedua anaknya. Jika kak Yeonwoo atau Jeno meminta orangtuanya untuk cepat pulang, orangtuanya akan menuruti kata-kata buah hatinya. Coba saja kalian bandingkan dengan ayahku?

------o0o------

Ini sudah jam istirahat kedua dan aku belum menemukan laki-laki yang bernama Huang Renjun itu. Aku memang sekelas dengannya, tapi karena materi yang dipelajarkan hari ini sangat banyak, aku jadi tidak bisa mengolengkan fikiranku ke yang lain selain papan tulis.

Jangankan melihat Renjun dengan sekilas, aku saja tidak menatap Yuju yang sedang duduk disampingku. Dan bukan hari ini saja aku tak melihat Renjun. Kemarin setelah insiden Jeno mengantarku pulang, disaat itulah aku sudah tak bertemu dengan Renjun lagi sampai saat ini.

Aku berada di kantin sekarang. Bersama teman-temanku yang sangat ramai itu jika berada di kantin. Seharusnya Renjun juga berada disini sekarang, tapi kenapa hanya dia yang tidak ada? Lenyap kemana lagi dia? Apakah alasannya Saeron lagi?

Tumben juga, biasanya dia selalu muncul tiba-tiba jika aku sedang berada dikantin. Bukannya terlalu pede, tapi-ah sudahlah.

"Woi jangan ngelamun aja!" Jaemin melemparkan satu buah popcorn caramel padaku. Aku mendecak sebal, "bisa gak sih min gak usah iseng sehari aja!" merotasikan bola mata lalu beranjak dari kursi untuk pergi.

"Lagi pms ya mba? Galak bener, kayaknya tadi dirumah seneng-seneng bae" itu Jeno.

"Where are you going? Jaemin cuma bercanda" dan pasti kalian tahu siapa yang sedang berbicara saat ini. Mark Lee. Laki-laki blasteran yang suka ngomong acak adul kayak begini. "Aku pengen ke toilet doang kok" balasku.

Tentu saja aku berdusta pada semua temanku. Apa lagi yang akan kulakukan jika bukan mencari Renjun? Aku sempat bertanya pada Somi kalau Renjun hari ini masuk atau tidak. Dia bilang Renjun masuk, hanya saja aku yang tak memperhatikannya.

Somi juga bilang saat sepanjang pelajaran, Renjun selalu meperhatikanku. Renjun juga bertanya pada Somi, kenapa aku menghindari Renjun. Tapi kurasa, itu malah sebaliknya?

Not u, but Him || HRJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang