¢dshoonie
Kami berada di Basement rumah sakit sekarang. Sesuai dengan perkataan kak Doyoung, ia akan mengantarku pulang kerumah Jeno.
Namun belum sampai menuju mobil yang akan kami naiki, sebuah mobil yang begitu aku kenal siapa pemiliknya menghadang kami berdua. Keluarlah tiga sosok makhluk yang aku benci setengah mati itu.
Iya.
Ayah, Mama BoA, dan Seomi.
Memang seharusnya tidak perlu memakai julukan Mama, seharusnya aku lebih sedikit sopan kepadanya dan terpaksa memanggilnya begitu.
Aku menghela nafas tak percaya, "kamu siapa? Berani-beraninya nyentuh anak saya" tegas ayah saat melihat kak Doyoung sedang merangkulku. Tenang, kami tida-ehm, belum berpacaran.
Tapi sebentar, bolehkah aku mengadu pada kalian apa yang aku lihat barusan? Entah itu perasaanku saja atau memang nyata bahwa wajah keduanya -kak Doyoung dan Ayah- saat berkontak mata, terlihat...tercekat?
Terkejut, semacam itu.
Sebenarnya aku tidak perduli dengan reaksi mereka saat baru bertemu, namun mengapa mereka seperti menarikku untuk mencurigai tentang perkaitan mereka?
Wajah pria yang berada disampingku ini terlihat panik lalu melepaskan rangkulan dan membungkuk pada ayahku, "M-maaf om."
"Kak Doyoung kenapa gemeteran begitu?!"
"Jangan pedulikan dia, masuk sekarang juga" potong ayahku dengan cepat saat aku bingung dan mengkhawatirkan mengapa kak Doyoung mendadak bersikap aneh seperti ini.
Aku menatap ayahku dengan marah, "Kenapa ayah selalu ngatur-ngatur hidup aku? Apa sikap peduli ayah ke aku? Bahkan setiap aku masuk rumah sakit, ayah gak pernah temuin aku!" aku lihat kak Doyoung melotot tak percaya.
"Jaga omongan kamu Kang Melphie, ayah tidak pernah mengajarkan kamu untuk berkata kasar pada orangtua" ayahku berbalik, berniat masuk kedalam mobil dan menungguku untuk masuk kedalam mobilnya juga.
Seomi mendecak, "seharusnya Renjun tau kalau kelakuan lo tuh emang bejat, ayah kandung sendiri aja dibentak dong" ia dan ibunya itu tertawa kecil lalu mengekor ayah masuk kedalam mobil.
Mereka benar-benar memancing emosiku. Bolehkah aku membanting mereka dengan tangan kosongku? Selain suasanya tenang, disini sepi dan itu akan lebih mudah untuk aku menyerang mereka.
Demi tuhan, aku benar-benar ingin meninju kedua wajah perempuan itu!
Aku membuang jauh-jauh fikiran negatifku pada perempuan yang berada dimobil ayahku sekarang dan beralih pada kak Doyoung yang sedari tadi diam membeku ditempatnya dengan tubuh yang merinding seolah ketiga keluargaku itu adalah hantu.
Memang benar...
"Kak, gak usah se-grogi gitu kali ketemu ayahku! Kayak ngeliat apaan aja sampe merinding gini" aku mendorong tubuhnya kesal ketika meraba lengannya yang meremang.
Ia menunduk lemah, "i-itu ayah kamu?" kak Doyoung menutup mulutnya tak percaya. Aku menautkan alis bingung, "iya itu ayahku, kenapa sih kak gak jelas banget? Seserem itu muka ayah?" aku tertawa pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not u, but Him || HRJ
Ficção Adolescente"Bukan kamu, tapi Dia" Aku selalu merasakan sesaknya beban hidup yang menghimpit takdirku. Selalu kalah dalam segala hal yang kutemui, aku ingin menang sekali saja. Kenapa dunia sangat bertindak tidak adil dan menguasai semuanya? ↓ Kehadiran Kang Me...