1. Can Survive?

106 16 0
                                    

¢dshoonie

"Gue gak suka ya lo deket deket lagi sama Renjun!"
Teriak gadis yang beda beberapa tahun dariku itu. Benar-benar tepat disamping telingaku ia berteriak dan itu membuatku sangat pusing untuk mendengar ocehannya yang ia lontarkan padaku setiap harinya.

Kenapa ia tidak mempertimbangkan masalah itu dengan ayahku? Bukankah dia lebih dimanja oleh ayah dibandingkan aku?

Lagipula memang ia fikir aku bahagia bertunangan dengan lelaki disaat umurku yang masih sangat muda ini? Seharusnya mereka melarangku bertunangan lebih dulu dan mendukungku untuk memikirkan masa depan yang baik untukku nantinya.

Tidak ada akalnya memang.

"Aku deket-deket sama Renjun karena aku tunangan sama dia, gimana sih?" ucapku lalu pergi meninggalkannya sendiri diruang tamu. Ia menatapku tak percaya dan membuka mulutnya juga membesarkan bola matanya karena aku meninggalkannya begitu saja.

Menghentikan langkahku, lantas aku berbalik dan menatapnya, "seharusnya kamu tahu, aku gak ada perasaan sama sekali ke Renjun."

Aku memasuki kamarku yang penuh dengan foto-foto idola dan juga foto-foto keluargaku disaat bunda masih ada di dunia ini. Kulihat foto pernikahan mereka yang sedang melempar tawa, berpegangan tangan, dan bunda yang terlihat ceria saat sedang menggenggam satu buket bunga lily di tangan kanannya.

Kini semuanya hancur lebur, aku terlalu membebankan bunda hingga kondisinya memburuk. Itu semua salahku, bukan salah ayah yang diluar sana sedang asik berselingkuh dengan perempuan lain yakni Kwon BoA.

"Nangis mulu kerjaan lo, daripada nangis, mending kerjain tugas gue" seseorang masuk ke kamarku tiba-tiba hingga membuatku terkejut lalu dengan buru-buru kuhapus air mata yang sudah menetes. "Inget jangan ada satupun yang salah!" Seomi melemparkan buku tugasnya padaku.

"Kamu apa apaan sih? Kamu pengen dapet nilai bagus kan? Ya kamu harus kerjain sendiri, jangan suka nyuruh nyuruh aku dong!" potongku dengan gesit. Aku menaruh foto itu kembali pada semula dan mengembalikan buku yang sengaja Seomi lemparkan padaku tadi lalu mendorongnya pelan untuk keluar dari kamarku.

Tidak pantas jika seorang gadis yang tidak tahu diri masuk kedalam kamarku.

ooo

06.35

Hari kamis. Dimana pagi itu hujan deras dan cuacanya sangat dingin. aku tidak suka hujan, ingin tidak masuk sekolah namun hari ini sedang dilaksanakan ujian tengah semester. Dan mau tak mau aku harus berangkat lebih awal hari ini untuk sekedar mengulangi materi yang semalam aku pelajari.

Semalam Renjun mengirimku pesan untuk hanya sekedar menanyakan sudah tidur apa belum dan juga mengajakku untuk pergi ke sekolah bersamanya hari ini lalu aku mengiyakan saja. Mungkin sebentar lagi dia akan sampai.

Benar saja, dia datang lebih awal juga menjemputku. Mobil hitam bermerk Hyundai Tucson itu terparkir tepat dihalaman rumahku. Dalam hitungan detik, keluar sosok lelaki dari mobilnya sambil berlari membawa payung dan menghampiriku. Tersenyum lebar kearahku dan tanpa kusadari, aku juga tersenyum kearahnya.

"Kalau udah tau hujan gak usah jemput, kan aku bisa dianter sama Jeno atau sama pak Taeil. Tuh bajunya sampe basah gitu loh" ucapku sambari membersihkan seragam Renjun yang terkena sedikit air hujan.

Not u, but Him || HRJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang