17. Can It Be...?

34 8 1
                                    

"Selamat menunaikan ibadah puasa"-  huang renjun -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat menunaikan ibadah puasa"
- huang renjun -


🍒


"Gue gak ngerti deh sama pikiran bokap lo, harus banget gitu lo jauhin tuh cowok?" aku yang mendengarkan ocehan Jeno sejak tadi hanya terus mengangkat kedua alisku.

Bukan hanya Jeno yang heran kenapa kak Doyoung tidak boleh berhubungan denganku. Lagipula juga Jeno belum pernah bertemu dengan kak Doyoung sebelumnya, ia terus bertanya kepadaku bagaimana wujud kak Doyoung yang sebenarnya.

Ia terus mengomel kenapa ia tak pernah bertemu dengan Sang empu, dan Si empu juga tak pernah mampir kerumahnya setelah mengantarkanku.

Apa Jeno benar-benar penasaran?

Dasar bocah gila.

Jangan menghujat diriku, aku selalu menyuruh kak Doyoung untuk mampir kerumah Jeno sebentar tapi dia terus-menerus menolak. Ia bilang kalau tak enak dengan Jeno dan keluarganya. Basa-basi yang benar-benar basi.

"Kamu bisa diem gak sih Jen? Ngomelll mulu kerjaannya daritadi, tanya aja sana sama ayahku!" aku memukul pelan lengan kekarnya. Jeno sangatlah cerewet jika kalian belum tahu.

Ia menatap sinis kearahku, "kan gue cuma heran aja bolot!" mendorong punggungku hingga aku nyaris saja jatuh dari kasurnya. Aku heran bagaimana gadis secantik Xiyeon bisa menyukai laki-laki bodoh seperti Jeno?

"Gue-"

Jeno memajukan dagunya dan menunjukku dengan tatapan menantang, "heh! Diajarin siapa ngomong gue-lo?" ia melotot. Bukan maksudku, tapi dengan julukan bolot, aku benar-benar ingin mengajaknya berkelahi sekarang.

"Udahlah! Capek banget pake aku-kamu" aku memutarkan bola mata malas. Jeno menjambak rambutku pelan hingga membuatku melotot sesaat, "pake aku-kamu biar sopan cantikk."

"Jen, jangan bikin keributan deh sumpah" aku melihat ekspresi Jeno yang begitu membuatku ingin muntah. Iya, dia baru saja membuat-buat wajahnya agar terlihat imut.

Aku sangat membenci ketika Jeno beraegyo, wajahnya terlihat seperti om-om pedo yang sedang merayu anak kecil agar dapat ikut dengannya. Bagiku.

"Lee Jeno, Kang Melphie, turun ayo makan dulu" teriak tante Tiffany dari lantai bawah.

Aku memang berada dikamar Jeno sejak aku diantar oleh kak Doyoung. Membicarakan perihal di Basement rumah sakit beberapa jam yang lalu.

"Iya tann!" balasku teriak. "Makan dulu dah Jen" aku memukul kakinya pelan lalu beranjak dari ranjang Jeno dan menuju ruang makan, menyusul tante Tiffany dan om Donghae yang sudah berada dibawah.

Not u, but Him || HRJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang