¢dshoonie
"Kenapa kamu kasih tau dia sih Jen?"
"Emang kenapa? Daripada lo nyembunyiin perasaan lo terus kayak begitu, mending gue aja yang jujur ke dia" ujar Jeno yang sedang asik bermain ponselnya di sofa. Diapun sepertinya muak karena aku tak berhenti mendumel sedari tadi.
"Ya gak gitu juga dong, kan gak enak aja gitu sama Renjun" bahuku merosot, lelah juga mengomel tapi tak sama sekali digubris oleh empunya.
Jeno menatapku malas, "udah itu cepetan makan, udah di bawain juga" ia menunjuk paper bag kecil yang ada diatas nakas, berisi makanan siap saji yang aku minta pada Jeno sebelum ia datang kemari.
Aku mengambilnya kasar, mempoutkan bibir kesal. "Makasih!" lalu aku memakannya.
Sesuai yang Renjun bilang, Jeno menginap dirumah sakit untuk menemaniku malam ini. Dan tentu saja dia tidak akan tidur malam ini. Bergadang. Apa lagi?
ooo
"Jeno bangun!" aku melemparkan bungkus camilan pada Jeno yang masih tertidur di sofa. Ini sudah siang, bahkan nyaris sore, dan Jeno juga belum bangun.
Samar-samar semalam kudengar Jeno sedang telfonan dengan Xiyeon. Seseorang yang diseberang sana juga bilang kalau sore ini dia, dan teman-temanku yang lainnya akan datang menjenguk.
Ya mungkin mereka akan datang sebentar lagi, jadi aku harus cepat-cepat membangunkan Jeno dan menyuruhnya mandi. Bukan aku sangat tega membangunkan tidurnya, tapi sangat tidak enak dipandang jika kekasihnya akan datang menemuinya juga hari ini.
Jeno baru tidur tadi pagi, sebenarnya juga aku tak tega membangunkannya. Tapi dia nyaris saja menghabiskan waktu 8 jam untuk tertidur. Jadi sebenarnya Jeno itu manusia atau kerbau?
"Jeno bangun, kenapa sih susah banget banguninnya!?" aku kesal. Bangun dari ranjang, aku menghampiri Jeno dan mencubit pahanya. Ia meringis, "lo apa-apaan sih? Sakit tau, ganggu orang tidur aja!" menepuk pundakku keras, aku melotot. "Bangun Jeno bodoh! Xiyeon sama yang lain bentar lagi dateng, mandi sana!" aku menjambak rambutnya lalu kembali ke ranjangku.
"Ya biasa aja dong, bangunin gitu pelan-pelan gak usah pake nyubit" Jeno berdiri, mempoutkan bibir dan berjalan kearah kamar mandi.
"Lah daritadi juga pelan-pelan banguninnya, makanya kalo gak mau dicubit ya bangun dong!" aku berteriak ketika Jeno sudah masuk kekamar mandi.
"Kang Melphie!!"
Aku terkejut, nyaris saja terjungkal ketika mendengar teriakan teman-temanku yang baru datang sembari membawa banyak makanan, minuman, dan buah-buahan.
"Astaga Kang, why can you be like these?" panik Mark ketika mendapatiku berada diatas ranjang dengan pakaian rumah sakit.
Tersenyum kearahnya, lantas menggeleng pelan. "Aku gak kenapa-kenapa kok Mark, kambuh aja kayak biasanya" aku meyakinkan. Sebenarnya sudah jutaan kali aku menegurnya untuk tidak memanggilku dengan marga. Sampai lelah aku memperintahnya.
"Heh bocah, jangan macem-macem ngambil makanan. Itu buat Melphie, bukan buat kalian!" Yuju menatap tajam Jisung dan Chenle yang hendak mencuri salah satu makanan dan minuman yang niatnya dibawa untukku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not u, but Him || HRJ
Teen Fiction"Bukan kamu, tapi Dia" Aku selalu merasakan sesaknya beban hidup yang menghimpit takdirku. Selalu kalah dalam segala hal yang kutemui, aku ingin menang sekali saja. Kenapa dunia sangat bertindak tidak adil dan menguasai semuanya? ↓ Kehadiran Kang Me...