Selamat melanjutkan, Guys
Maaf pisan baru updateSaranghae 💕
◀️☸️☸️☸️▶️
"Selamat pagi, Dek Reena. Seorang pria berkebangsaan Belanda yang mengaku ayah adek baru saja mentransfer uang senilai tiga puluh lima juta untuk biaya operasi Nenek adek," ucap wanita di balik meja administrasi Rumah Sakit ketika Reena menemuinya. Wanita itu lantas menyerahkan selembar surat persetujuan di hadapan Reena. "Tanda tangani ini, dan kami akan segera mengambil tindakan operasi."
Tuhan, terima kasih, batin Reena dengan mata berkaca-kaca, ia lantas melakukan salam Maria tiga kali sebelum akhirnya menandatangani surat itu.
Begitu semua urusan administrasi selesai, Reena kembali mendatangi kamar neneknya. Jika saat ia tiba tadi di dalam ruangan itu ada seorang dokter dan beberapa perawat yang tengah menangani neneknya lalu ia dilarang masuk, kini sang Dokter sudah berdiri di depan pintu kamar tersebut, menyambutnya dengan senyuman tipis. "Nenekmu akan dioperasi besok pagi, Ren," ucap beliau, membuat hati Reena segera dilanda kelegaan.
Maka, usai sang Dokter pamit dan berlalu, Reena segera menemui neneknya.
Reena mengecup kening neneknya, lama. "Tuhan telah menolong kita, Nek. Tuhan sayang sama Reena dan Nenek," ucapnya lirih.
Di antara puluhan menit renungan Reena di samping tubuh sang Nenek, tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu, membuat Reena seketika menoleh. Dari kaca pintu, ia melihat Claudia tersenyum ke arahnya. Reena lantas balas tersenyum dengan wajah semringahnya sebelum akhirnya keluar untuk menemui gadis itu.
"Minumlah, Kak, agar pikiran kakak sedikit membaik." Claudia yang memegang dua cangkir minuman cokelat dengan asap mengepul lalu menyerahkan salah satunya kepada Reena.
"Thankyou! Apa ini?"
"Cokelat panas, Kak Ren," timpal Claudia sambil tersenyum dan mengangguk sopan.
Kedua gadis itu lalu duduk di bangku pada depan kamar itu, menikmati minuman di cangkir masing-masing sambil bercengkrama. "Semalam aku lihat Kakak memeluk jaket pacar kakak yang orang belanda itu."
"Hush! Bukan. Dia bukan pacar saya." Reena terkekeh lirih. Seketika ia jadi ingat masih meninggalkan jaket Steve di sofa tak jauh dari Neneknya terbaring.
Keheningan menyeruak, wajah Steve segera menghiasi pikiran Reena. Semesta, kira-kira dia sedang apa? batinnya yang lantas jadi senyum-senyum sendiri.
◀️☸️☸️☸️▶️
Thanks for reading, karena porsi adegan ini memang pendek pisan, maka pagi ini kutayangkan satu bab lagi buat kamu. Tapi
Sebelum lanjut, jangan lupa tinggalkan vomment, follow, dan masukkan Bang My Heart ke rak baca kamu ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BANG MY HEART ✓ [Selesai]
Ficção AdolescenteGadis pembalap kuda bertemu pemuda ahli tembak? [Selesai- Buku bisa dipesan melalui penerbit Crystal Books] Hidup Falovre Reenata terasa jungkir balik setelah neneknya, satu-satunya keluarga yang ia miliki, jatuh sakit dan harus melakukan operasi gi...