-15-

2K 402 11
                                    

Pesta Justin adalah hal terakhir yang ingin kuhadiri. Bahkan, jika bukan karena hampir mati kebosanan—dan aku curiga dia hanya berharap dapat bertemu dengan cowok SMA yang menciumnya—Jose juga tidak sudi ke pesta orang yang sudah ia labeli dengan "Cowok-Yang-Suka-Menempelkan-Lidahnya-Di-Mana-Mana". Well, walau secara teknis Justin memang belum melakukannya padaku, tapi aku tidak repot-repot berusaha meluruskannya pada Jose.

Juga pada Celline, karena rasanya umurku akan berkurang setahun setiap kali aku menyebut nama Justin di depannya.

Bukan berarti aku kepingin muncul di depannya. Saat aku kembali ke mansion Dad untuk mengganti pakaian setelah menginap di apartemen Jose semalam, Matt mengatakan kalau Celline masih trauma dan harus beristirahat di kamarnya. Dijaga ketat oleh Hannah, kamar Celline praktis menjadi teritori terlarang bagiku.

"Buka saja pintunya," sahutku pada suara ketukan sambil memilah-milah pakaian di lemari.

"Hei," sapa Matt pelan. Dia melongokkan kepala ke dalam, membiarkan tubuh bagian leher ke bawahnya tersembunyi di balik pintu seolah itu adalah tameng. Selama sejenak, dia hanya terpaku dengan kedua alis terangkat. "Rambut bagus."

"Makasih," jawabku kasual, meliriknya sekilas kemudian kembali menelusuri pakaian. Dress hitam pendek ketat—nah, agak berlebihan untuk pesta anak remaja. Jump suit merah muda dengan potongan dada rendah—tidak pantas untuk Justin. Aku tidak punya baju yang tepat untuk dipakai.

"Bisa kita bicara?"

"Kita sedang berbicara sekarang," ujarku santai.

"Maksudku, berbicara secara resmi."

"Apa kau butuh ruang konferensi dengan meja lonjong yang besar?" dengusku sambil melempar bra biru berenda ke tempat tidur.

Matt berdeham. "Maksudku, di ruangan yang tidak ada pakaian dalam melayang."

"Jangan khawatir, itu masih baru dan ada labelnya." Aku menarik jemari dari gantungan pakaian, lalu memutar tubuh dan mendapati Matt yang memandangku tidak setuju. "Ayolah, Matt, aku tidak punya banyak waktu karena satu jam lagi aku akan menghadiri pesta."

"Itulah yang harus kita bicarakan," kata Matt.

"Soal pakaian dalamku yang masih baru? Kalau kau penasaran, aku mendapatkannya setengah harga di toko online."

"Soal kau ke pesta Justin," kata Matt datar. Dia melepas pegangan pintu hingga terbuka, dan akhirnya aku bisa melihatnya berdiri dalam balutan kaus dan jaket yang sama dengan kemarin. "Apa kau yakin? Kukira kau benci padanya."

"Kenapa kau bisa berpikir kalau aku akan ke pesta Justin?"

"Mungkin karena simpanannya, Nikki Carson baru saja mendapat kabar bagus dan Justin memberimu alamat rumah yang menjadi sumber pertengkaranmu dengan Celline kemarin. Pasti akan ada pesta. Lalu kau datang dan minta kertas alamat yang ternyata masih disimpan Juliet."

"Yeah, Sherlock."

"Apa yang kau pikirkan?" ucap Matt dengan nada meninggi. Apa aku tidak salah, atau dia sedang bersikap protektif?

"Kuncinya," jelasku sambil kembali menyibukkan diri dengan isi lemari, "jika kau mau menangkap domba, kau harus mengenakan bulunya dan makan rumput bersama mereka,"

"Kecuali jika kitalah dombanya, dan domba ini nekad menyusup ke kandang serigala. Bukannya aku mau melarangmu atau apa, tapi sebaiknya kita rencanakan dulu lebih matang, karena jika memang Justin pelakunya, kau akan berada dalam bahaya." Matt melipat lengannya, yang membuatku jadi harus meliriknya lebih banyak dan lama dari yang seharusnya karena postur itu membuat otot lengan di balik jaketnya menyembul.

Fortune Cookie (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang