Sudah tiga hari sejak aku menghabiskan hampir seharian di rumah sakit dan kantor polisi untuk memberi keterangan.
Luka-lukaku tidak separah yang kubayangkan kecuali goresan di pinggangku yang sedalam setengah inchi. Dokter menertawakan kami saat Matt bertanya apa aku memerlukan transfusi darah, karena saat itu blus putihku hampir setengahnya berubah menjadi merah. Aku hanya butuh jahitan kecil, dan kata dokter aku harus menunggu beberapa hari sampai bisa mengenakan bikini musim panasku. Kubalas kalau aku tidak peduli, dan karena aku masih tidak diperbolehkan ke pantai karena mereka takut aku akan merana di bawah payung sambil menatap orang-orang bermain air laut, jadi aku memamerkan pinggangku di sosial media dan menandai akun James.
Kemudian segera menyesalinya saat Mom memberi komentar dengan huruf kapital besar, 'APA YANG TERJADI?'
Aku terpaksa menjelaskan pada Mom kalau ada orang sinting di kantor Dad yang terobsesi pada Celline dan diriku, kemudian dia mengancamku dengan pisau dan kami bergulat sampai dia kalah. Lalu kubilang juga orang sinting itu berkomplotan dengan Hannah, istri Dad, tapi dia cukup beruntung karena tidak banyak bukti yang membuatnya bersalah. Maksudku, dia pandai sekali memilih pengacara, sehingga dia hanya perlu membayar denda dan mendapat beberapa pembatasan sementara. Tapi setidaknya Dad menceraikannya, dan seperti yang pernah kuperingatkan, Celline bahkan tidak ingin menatap matanya lagi. Mom segera menilai bahwa Tashver adalah sarang preman dan bertanya apakah aku ingin kembali ke New York, tapi segera kutolak dengan alasan tidak ada lagi yang perlu kukhawatirkan sekarang.
"Lagipula, bukankah kau yang merekomendasikanku ke sini?" tanyaku dengan sebelah alis terangkat. Kondisi tubuhku sudah jauh membaik, kecuali flu yang membuat suaraku terdengar aneh. Dad memberiku izin satu minggu, yang kutawar menjadi tiga hari, jadi hari ini aku praktis berbaring seharian sambil menonton film Glee di kamar. Sebenarnya aku tidak suka film musikal, tapi Celline memaksa.
Mom mendesah. Dia sedang berada di kantornya, tapi segera meneleponku beberapa detik setelah memberi komentar di Instagram-ku. Pemandamgan bangunan-bangunan pencakar langit yang terlihat dari jendela di belakang kursinya membuatku sedikit merindukan New York. "Sebenarnya semua ini ide ayahmu."
Ketika aku mengecilkan volume televisi dan melebarkan mata, Mom melanjutkan, "Aku hanya bilang padanya kalau kau ingin kuliah di Columbia. Well, dia ayahmu, jadi tidak ada salahnya meminta dia membiayaimu, kan? Ayahmu jelas tidak keberatan. Lalu tiba-tiba dia punya ide untuk menempatkanku kuliah di sana. Kubilang, oh itu bagus! Maksudku, kalian sudah lama tidak punya koneksi."
"Jelas," kataku menyetujui.
Aku menimbang untuk memberitahunya soal Dad yang tidak memperbolehkanku memakai nama belakang di perusahaannya, tapi rasa kantuk yang mulai menyerang akibat efek obat terlalu kuat menguasaiku. Setelah bergumam sambil menguap kalau aku akan tidur saat itu juga, aku membiarkan mataku terpejam sambil menjatuhkan ponsel ke samping bantal, lalu sepertinya aku sudah bermimpi karena samar-samar mendengar suara Matt.
"Oh, Ashley sedang tidur."
"Yeah, kurasa dia tertidur," Juliet mengiyakan.
Rasanya aku bisa melihat Matt yang membuka pintu, lalu duduk di samping tempat tidurku dan mendekatkan wajahnya padaku. Seolah aku adalah Putri Aurora dan dia adalah pangeran yang hendak menciumku supaya terbangun.
"Jadi apa sih hubungan kalian?"
Saat kubuka mataku, ternyata wajah Celline yang memenuhi penglihatanku.
"Terima kasih telah membangunkanku dari tidur siang yang damai, Celline," decakku saat menyadari kalau aku baru tertidur sepuluh menit.
"Aku tahu kau pura-pura tidur."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fortune Cookie (End)
ChickLit(CHICKLIT-MYSTERY-comedy) Rate: 16+ (kissing scene, bad words, adult jokes) Ada tiga hal yang harus diketahui setiap orang di dunia. Pertama, kepingin bekerja di kantoran di usia 18 bukan berarti kau bosan hidup. Kedua, Fortune Cookie tidak bisa mem...