Author's POV
Setelah malu karena ketauan menguping oleh Jaebum. Jinyoung hanya pura-pura tak melihat jika Jaebum menatapnya.
Hanya saja Jinyoung jadi penasaran akan apa yang dilakukan Jaebum nanti. Akhirnya jam tutup kafe sudah tiba.
Seperti di dalam mimpi Jinyoung, semua sudah berkumpul di depan kafe menunggu Jackson mengunci pintu. Ryujin dan Chris sudah pamit duluan karena ada keperluan.
Kini sisa Jinyoung, Jaebum yang saling berdiam diri.Jinyoung yang masih malu, dan Jaebum yang menunggu Jinyoung. Saat Jackson selesai mengunci toko..
"Kalian berdua tumben ga pulang duluan? Biasanya juga ninggalin gue?" sindir Jackson.
"Jacks hari ini gue nebeng Lo ya?" Tanya Jinyoung. Membuat kedua orang di dekatnya bingung.
"Lo serius ? " Tanya jackson meyakinkan, menatap Jaebum yang seperti ingin mengatakan sesuatu.
"Jangan gitu dong Jie.. kalian kalau ada masalah ya diselesaikan baik-baik. Kasian juga Jaebum nungguin lo dari tadi!" Tunjuk Jackson, tumben kali ini dia bijak.
"Dah ya.. kalian berdua ngomong gih..pacaran kek kaya biasanya..gue mau kencan sama yayang Markie.. daahhh" Jackson menepuk pundak Jie dan masuk ke mobilnya. Meninggalkan dua orang yang canggung itu sendiri.
"Jinyoung...ayo gue anter pulang ?" Tanya Jaebum. Walau malu dan canggung akhirnya Jinyoung mau aja di ajak pulang bareng. Emang dia masih mau lama-lama sama Jaebum. Iya.. yang udah ngakuin kalau dia punya rasa ama Jaebum, maunya deketan mulu.
Jinyoung duduk di samping Jaebum sambil melihat jalan di depannya. Suasana di mobil masih canggung, hanya saja musik membuat keadaan tak terlalu sepi.
Sesekali Jinyoung mencuri pandang, melihat Jaebum menyetir. Andai saja Jaebum membalas perasaannya.
"Kenapa ?" Tanya Jaebum , Jinyoung yang terciduk hanya menggeleng panik.
"Gak papa.."
"Ohh..." Dan suasana kembali hening.
Sampai mobil berhenti di depan apartemen Jinyoung. Jaebum bingung apa ia harus mengatakan tentang rencana ayahnya. Atau dia tak usah mengatakan apapun dan biarkan Jinyoung tau sendiri nanti. Tapi dia tidak mau Jinyoung kecewa seperti ia kemarin, walau Jaebum tak yakin Jinyoung akan perduli.
"Emmm..Jinyoung"
Jinyoung yang masih enggan beranjak malah asik mendudukkan dirinya di kursi mobil Jaebum.
"Hmm ? Ada apa ? Lo mau ngomong sesuatu ??" Tanya Jinyoung. Dia sih berharapnya Jaebum mau nembak dia, atau bilang "let's forget about the acting.. and let's dating!"
Jadi dia nunggu-nunggu deg-degan gitu. Udah mesem-mesem nahan senyum. Tapi senyumnya luntur saat Jaebum berhasil mengatakan sesuatu.
"Besok gue ga bisa kerja di tempat Lo"
Jinyoung mengedipkan matanya bingung " eh emang kenapa ?? Lo ada acara keluarga ??"
Jaebum ngangguk "gue tahu tadi Lo pasti denger pas gue telponan sama ayah"
"Gue cuma mau bilang aja.. kalau gue ga akan pernah berhenti dari cafe Lo. Tapi gue juga ga bisa tiap hari dateng. Karena ... Mulai besok, gue harus jalanin rencana usaha yang Ayah siapin sama keluarga Kang"
"T-trus ?"
"Gue bakal bolak balik Amerika trus mungkin kalau usaha disana lancar .. bakal ekspansi ke Jepang juga"
Jinyoung memainkan ujung bajunya "o-oh gitu.. ya bagus kan? Gue doain usaha lo disana lancar!" Senyum Jinyoung palsu. Kini harapan dia buat jadian sama Jaebum hilang. Bahkan sebelum dia dan Jaebum pendekatan asli.
"Lo gapapa kan ?" Tanya Jaebum hati-hati. Walau Jaebum merasa senyum Jinyoung terpaksa tapi mungkin itu hanya karena kaget saja.
"G-gue gapapalah.. lagian ada assisten Lo kan yang ganti ? Dia kuenya juga enak ko. Pelanggan gue suka" Jinyoung memutar arah pembicaraan.
"Yaudah..itu doang kan yang mau Lo bilang ?" Jaebum mengangguk.
"Oh iya.. mungkin besok bakal ada berita kalau gue sama Seulgi barengan. Jadi Lo jangan cemburu ya ?" Goda Jaebum.
Jinyoung memutar mata " tskk..geer banget Lo. Kayanya mengharap banget gue cemburu sama Lo.. ogah yah! Dah lah ga mutu. Gue keluar ya ?" Elak Jinyoung, Jaebum mengangguk.
"Iya yauda hati-hati naik ke atasnya.. jangan lupa mimpiin gue ya?" Teriak Jaebum.
"Halu Lo ! Byee!!" Jinyoung tertawa sambil melambaikan tangannya. Tawanya hilang saat wajahnya membelakangi Jaebum.
Keduanya masih saja memakai topeng 'baik-baik saja' padahal keduanya jelas tidak baik saja.
Si submissive yang akhirnya menerima bahwa ia jatuh cinta pada si dominan. Dan si dominan yang terpaksa pergi jauh walau hatinya ingin dekat.
"Mimpiin Lo ? Bahkan tadi malem gue juga mimpiin Lo Jae.. mimpi kita jadian.. tapi sekarang apa? Lo malah mau pergi !"
"Apa gue telat nyadarin perasaan ini ?" Jinyoung bergumam menaiki lift menuju unitnya.
Sedangkan Jaebum masih di depan apartemen "ya iyalah gue pengen banget Lo cemburuin Jie..karena cemburu tanda cinta"
"Tapi Lo ga cinta sama gue hehe" Jaebum terkekeh.
"Yaudah deh.. sekarang kita beresin dulu masalah sama si tua Bangka dulu. Awas aja kalau dia minta hal lebih dari ini" sumpah Jaebum tak suka. Ia sudah benar-benar merasa muak dengan ayahnya itu.
Sayangnya Jaebum tidak tau kalau ayahnya memiliki banyak rencana licik. Untuk memisahkan Jaebum dan Jinyoung. Salah satunya memaksa Jaebum untuk pergi berdua dengan Seulgi ke Amerika.
Dobel up hari ini.. walau pendek.. kalian tau kan next chapter ya bakal kaya gimana huehehehe 😈😈
Semoga Jinyoung beneran ga cemburu ya 👌😌
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Cupcake, My Chef and I (JJP)[√]
FanfictionKisah dua orang sahabat yang nekat bikin usaha yaitu toko kue. Dengan modal pas-pasan dan ilmu yang minim mereka membangun usaha tersebut. Disaat yang bersamaan Jinyoung jatuh cinta pada chef di kafe miliknya.. ▶️281119 ⏹️290620