Bab 04 ✓

33.3K 2.6K 144
                                    

Bintang di pojok kiri bagian bawah jangan lupa pencet yaa ehehe komentarnya juga, jangan smpe lupa :)

Happy Reading, semoga suka dan terhibur :)

***

Gelembung soda perlahan naik ke atas permukaan cairan pemabuk. Mengangkat gelas itu kemudian meneguk dengan perlahan sampanye yang telah dituangkan untuknya. Di samping kiri dan kanan, para model wanita yang tengah naik daun itu merepet ke tubuhnya.

"Sayang, ngamar yuk," bisik wanita yang berada di tangan kanannya. Namanya Beby, tentu saja nama samara a.k.a nama panggung. Model pakaian dalam yang sekarang juga mengenakan pakaian dalam. Kadang Dion juga heran, apa enggak dingin cuma pake daleman doang?

Dion memutar bola matanya malas.

Ngamar terus! Pesona Dion memang melanglang buana!

"Nanti," jawab Dion.

Dalam hati Dion mencibir, simpenan om om aja bangga, mana mau gue make lo!

Bagi Dion wanita itu ibarat barang sekali pakai, ketika ia sudah pernah 'mencoba' maka ia tidak akan mengulanginya lagi. Kadaluwarsa.

Pria dengan struktur wajah Eropa itu kembali menyesap dan menikmati sampanye miliknya, sesekali tangan nakalnya merayap ke paha bening milik para model itu.

Tiba-tiba seseorang mencium bibir Dion, dan pelakunya adalah wanita tadi. Wanita itu bernama Cacablanca, Dion menyebutnya Coca-Cola, selain namanya ribet si Coca-Cola ini mirip dengan minuman itu. Item, tapi nyegerin.

Dion menyambut bibir si Coca itu, ciuman mereka bertambah panas hingga terdengar decapan dan desahan yang mereka keluarkan. Oh tidak, hanya Coca, karna Dion tidak terlalu bernafsu dengan si Coca, ia hanya penasaran main bersama Coca ini.

Tangan Coca sudah membelai dan menurunkan retsleting celana Dion.

"Udah tau kan cara main gue?" ucap Dion, ia menepis tangan yang sudah berada di angry bird kesayangannya. Ia lalu menggiring si Coca itu masuk ke kamar VIP yang sudah menjadi tempat keramat bagi Dion.

Ciuman panas kembali terjadi, merobek gaun yang dikenakan Coca, Dion langsung mengerjai wanita itu dengan jemarinya.

Sedangkan Coca meringis sakit karena tidak ada pemanasan lebih yang ia dapatkan dari Dion. Coca sangat puas dengan permainan kasar pria ini, meskipun hanya menggunakan jarinya. Apalagi benda perkasa itu, ah Coca tidak bisa membayangkannya pasti sangat panas dan bergairah.

Jemari Dion semakin bergerak kasar, persetan dengan ringisan yang dikeluarkan jalang di bawahnya ini yang terpenting adalah kepuasan Dion melihat wajah si jalang ini.

"Shh Dion-ahh ...."

Plak!

"Panggil aku Tuan, bitch!" ujar Dion seraya menampar bokong eksotis milik Coca.

"Ahh ... yeahh, T-tuan," ujar Coca diiringi desahan yang tak pernah terlepas dari bibir penuh miliknya. Permainan Dion benar-benar membuat Coca puas meskipun menahan rasa perih akibat tamparan di bokong dan payudaranya.

"Ahhh!"

Coca berteriak setelah mencapai puncak untuk kesekian kalinya.

"Biarkan aku memuaskan milikmu," ujar Coca. Namun Dion tetaplah Dion, dia yang memimpin permainan maka dari itu anak buah akan mengikuti permainan sang ketua. Tangan Dion semakun ganas membuat Coca kewalahan, hanya tangan, garis bawahi hanya tangan.

CIUMAN (Cinta Untuk MANTAN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang