Setelah menemui Kevin, hati Ana sedikit lega. Ia lega karena sudah mengambil keputusan yang menurutnya benar.
Ana kembali mengecek handphone-nya, tidak ada pesan dari Dion yang masuk. Tumben sekali, biasanya pria itu selalu mengespam Ana dengan segala kejahilannya.
Akhirnya Alana kembali ke flat kecil miliknya.
"Aku mau ke Kalimantan."
"Astaghfirullah." Ana memurus dadanya, ia terkejut mendengar suara itu.
"Apa?" tanya Ana.
Tidak ada jawaban dari Dion, ia hanya sibuk memandang handphone-nya dengan tatapan datar.
Ana yang bingung hanya mengendikkan bahunya acuh.
"Kamu udah makan? Kebetulan aku beli sayur—"
"Enggak," potong Dion.
"Oh yaudah," ujar Ana.
Dengan segala kebingungannya ia memasak sayuran, meskipun Dion tidak lapar setidaknya ia memasuk untuk dirinya sendiri.
Setelah masak, Ana langsung menyantapnya. "Kamu kenapa? Lagi ada masalah?"
"Hm."
"Masalah apa? Enggak mau cerita?" tanya Ana.
Dion hanya diam, tidak sedikitpun ia berbicara menatap Ana.
Menyelesaikan makannya, Ana mendekati Dion.
"Kamu kenapa sih? Masem gitu wajahnya, sayur asem aku aja enggak semasem wajah kamu," candanya. Garing emang, karena Ana bukan pelawak.
"Apa sih, garing," ujar Dion.
Ana menghela napasnya. "Kalo kamu diem-diem enggak jelas gini mana aku bisa tau masalah kamu."
"Kamu masalah aku," jawab Dion.
"Aku?"
"Jadi duta sampo lain? Ha ha ha, enggak lucu!" ketusnya.
Mau tak mau Ana tertawa, dengan ekspresi jengkel dan bibir monyong bukankah itu hal yang lucu ketika dilihat?
"Seneng banget ya kamu," ujar Dion.
"Seneng apanya?"
"Jadi, ini yang buat kamu nolak aku?"
Dahi Ana mengkerut. "Maksud kamu?"
"Halah, sok sok enggak tau," cibir Dion.
"Kan emang enggak tau."
"Kamu punya pacar kan? Aku liat kalian mesra-mesraan di taman, enggak ingat lagi tuh ada orang ngeliatin atau enggak! Emang iya sih kalau udah pacaran enggak ingat apa-apa lagi, kalau udah cium sana cium sini enggak ingat lagi tempat umum atau kamar mandi!
Mana pake purus-purus kepala lagi, emang kamu kucing yang suka digituin? Dicium ke bibir aja malah minta lagi, emang dicium aku enggak puas? Apa kurang puas? Iya, aku emang enggak ahli dalam ciuman kayak si Kevin itu, yaudah! Sana aja kamu, ke Kevin itu!" Masih dengan ekspresi jengkel Dion mengatakan kalimat panjang itu.
"Udah?"
"Kalau udah, kenapa? Kamu mau beneran datangin Kevin? Pergi aja, aku mau ke Kalimantan nyari cewek yang lebih cantik dari kamu!" ujar Dion.
Kekanakan? Ya, Dion memang kekanakan.
"Yaudah, sana pergi, enggak ada yang ngelarang kamu kok. Mau nyari cewek kek, mau nyari istri kek, enggak rugi ke aku kok," ujar Ana.
"Beneran?!"
"Iya, pergi sana," kata Ana.
Dengan wajah yang semakin masam, Dion beranjak dari tempat duduknya. Ia mendumel, "Wanita ini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
CIUMAN (Cinta Untuk MANTAN)
Romantizm*** Mari follow akun ini untuk mendapatkan notif lainnya :) Bersenang-senanglah! *** [17+] Dia playboy tetapi hanya memiliki satu mantan. Dia perayu ulung tetapi sulit untuk pacaran Dia tampan? Jelas, bahkan ponakannya saja menyetujui hal itu. Dia k...