Bab 37✓

16.7K 1.1K 26
                                    

***

Pulang ke flat dengan keadaan wajah lesu adalah hal yang pertama Ana lakukan. Ia membuka pintu flatnya lalu merebahkan tubuhnya ke sofa bulu yang baru ia beli kemarin.

Makan malam bersama ibu Kevin sangat menguras tenaganya, beruntung rencana pertunangan itu tidak jadi berkat bantuan Kevin jika tidak mungkin Ana sudah pusing tujuh keliling memikirkannya.

Pertunangan juga merupakan prosesi yang sakral di mana melibatkan perasaan dua orang yang menjadi satu. Tapi bagaimana dengan perasaan Ana yang masih terikat dengan orang lain? Apa yang harus Ana lakukan? Meninggalkan Kevin dan pergi ke mana hatinya ingin, atau menetap meski hatinya sakit?

Ana melonggarkan syal yang mencekik lehernya.

"Gara-gara ini aku jadi pembohong hari ini," ujarnya kesal. "Dan mungkin gara-gara ini juga rencana tadi hampir terlaksana," lanjutnya. "Tanda sialan!"

"Hei, mahakarya indah itu adalah buatanku, beraninya kamu bilang sialan?!"

Ana terjengkit kaget. Ia tidak tau ada seseorang berada di rumahnya ini.

"Ngapain kamu ke sini?! Gimana kamu bisa masuk?! Aku udah nguncinya!" cecar Ana.

Pria itu berjalan santai lalu duduk di samping Ana.

"Kebetulan aku yang membelinya aku juga meminta mereka menggandakan kuncinya, sayang." Dion terkekeh mendengar ucapannya itu.

Ana memincingkan matanya, napasnya naik turun akibat menahan amarah.

"Ngapain kamu ke sini?" tanya Ana.

"Numpang tidur," jawabnya.

"Dion! Kamu punya apartemen sendiri, kenapa harus tidur di sini?!"

Dion mengendikkan bahunya acuh. "Pengen aja," jawabnya.

"Pulang kamu!" Ana berdecak kesal. Ia bangun dari rebahannya tetapi Dion menarik belakang baju Ana sehingga membuatnya kembali terjatuh ke sofa.

"Padahal aku pingin ngulangin yang tadi malem," ujarnya. "Pengen dengar lagu suara merdu kamu menyebut namaku, suara decitan-hmp!"

"Diem enggak?! Akh! Sakit Dion!" Ana berteriak ketika tangannya yang menutup mulut Dion malah digigit sang empunya mulut.

"Bercanda Ana, aku cuma pengen numpang tidur kok. Aku enggak bisa tidur soalnya mikirin kamu terus sampe malam gini kemana aja kamu sama Kevin," ujarnya.

"Kok tau aku sama Kevin?" tanya Ana.

"Aku tadi juga mau jemput kamu, mau ngecek apa kamu baik-baik aja soalnya aku bangun kamu udah kabur. Malu ya?" goda Dion.

"Sekali lagi kamu ngungkit itu kamu keluar dari sini!" bentak Ana.

Jika dalam keadaan lampu terang mungkin wajah Ana yang memerah akan terlihat.

"Jadi kamu ngebolehin tidur sini? Akhirnya punya guling hidup!"

"E-eh, Dion kamu ngapain?! Turunin!" Ana menggoyangkan kakinya agar Dion menurunkan tubuhnya.

"Mau bawa kamu ke kamar lah, kita tidur."

"Dion!"

Sepertinya Dion tidak mempermasalahkan kepergiannya dengan Kevin tadi.

***

Meskipun weekend, Ana tetap bangun pagi seperti hari-hari biasanya. Masih ingat kan Ana menerima pesanan karangan bunga? Ya, kegiatan itu masih digelutinya hingga sekarang. Biasanya hari minggu ia akan mengerjakan beberapa pesanan. Kebetulan dari beberapa kampus di kotanya akan menggelar acara wisuda jadi permintaan pelanggan untuk buket bunga semakin besar.

CIUMAN (Cinta Untuk MANTAN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang