Bab 29✓

19.3K 1.3K 63
                                    

Oi!

Vote dan komentar jangan lupa! Saya bikin target 45 vote dan 20 komentar saya akan update lagi wkwkw

Happy reading, semoga suka :))

***

"Semua ini karena kamu!"

"Adik kamu hilang gara-gara kamu!"

"Semua ini karena kamu!"

"Adik kamu hilang gara-gara kamu!"

"Semua ini karena kamu!"

"Adik kamu hilang gara-gara kamu!"

Dion membuka matanya. Kalimat-kalimat tadi terus terputar berulang kali dalam kepalanya. Dion tau, tersangka dalam kepalanya itu adalah dirinya sendiri, dan dia juga ingat bahwa ia memiliki seorang adik laki-laki. Tapi yang menjadi pertanyaan besar untuknya adalah bagaimana adiknya bisa menghilang dan ia disalahkan atas kehilangan adiknya itu?

"Anda sudah bangun?"

"Belum, saya masih tidur," ujar Dion. Dion membulatkan matanya setelah sadar apa yang ia ucapkan. "I'm sorry, maksudku tadi aku sudah bangun."

"Tidak apa-apa, Mr. Vazquez. Mungkin otak Anda sedang bekerja untuk mengingat memori yang hilang," ujar dokter Arnold. "Anda pingsan setelah melakukan terapi, kondisi Anda sudah agak membaik. Setelah ini Anda akan sering pingsan ketika Anda mulai mengingat masa kecil Anda," jelasnya.

"Apakah Anda sudah sedikit mengingat memori Anda, Mr. Vazquez?" tanyanya kembali.

Dion mengangguk. "Ya, aku ingat jika aku memiliki seorang adik laki-laki."

"Menurut saya, lebih baik Anda tidak mengingat memori masa kecil Anda. Saya takut akan terjadi masalah yang serius nantinya," ujar dokter Arnold.

Dion menggeleng pelan, dokter Arnold tidak tau betapa ia ingin mengingat masa itu, ia ingin tau apa yang terjadi padanya dan Kevin dulu.

"Anda bisa meminta penjelasan kepada orang terdekat Anda tanpa berusaha untuk mengingat sendiri. Karena orang terdekat dengan alami bisa membantu Anda," katanya lagi.

Resty, ibunya pasti tau semuanya. Ya, Dion juga mendengar suara Resty dalam kepingan ingatan itu.

***

3 minggu berlalu semuanya baik-baik saja, hanya saja gosip Dion yang merupakan anak pungut itu semakin berlarut dikarenakan selama ini Dion tidak muncul ditambah lagi tidak ada klarifikasi dari pihak Justin.

Seperti istirahat kali ini, banyak karyawan yang membicarakan gosip itu 'pun dengan Ana yang sedang menikmati makan siang bersama Qorina dan Anabela.

"Masa gosipnya bener, Na?" tanya Bela.

"Enggak tau gue, pak Dion enggak pernah bilang apa-apa." ujar Alana. Ia bingung, mana mungkin Dion anak pungut ia mengenali Dion sejak jaman SMA dan jangan lupakan ia pernah sangat dekat dengan Dion, tetapi tidak pernah sedikitpun Dion bercerita tentang itu. Ana mendesah, mengingat Dion tiba-tiba saja rasa yang bisa dikatakan rindu itu menyeruak dalam dadanya.

"Lo udah hubungin pak Dion?" tanya Bela.

Ana mengangguk, setiap hari bahkan setiap ada kesempatan ia selalu menghubungi pria itu akan tetapi tidak ada satupun panggilan yang terhubung dengannya.

"Biarpun pak Dion anak pungut, tapi cintaku padanya enggak akan pernah surut," celetuk Qori. Dia mah masa bodo dengan gosip itu selama Dion masih bernyawa tentu saja Qori akan selalu menjadi fans sejati Dion.

CIUMAN (Cinta Untuk MANTAN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang