Bab 27 ✓

21.8K 1.3K 21
                                    

Heii! Lihat pojok kiri bagian bawah!

Iya, ada bintang! Coba tekan, punya saya enggak bisa, kenapa ya????

Happy reading :)) semoga suka ya guys🤤

***

Seperti ucapan Dion seminggu yang lalu, hari ini Ana sudah masuk kuliah. Ia berkuliah pada universitas swasta yang merupakan milik keluarga Vazquez. Ana tidak mengikuti ospek seperti mahasiswa lain, Ana juga hanya kuliah pada sabtu dan minggu saja, itu yang ia dengar dari penjelasan sekretaris Dion.

Wanita itu melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas. Ia gugup, tentu saja sebab ia sama sekali tidak mengenal orang-orang yang berada dalam kelas ini. Apalagi mereka yang berada di sini kebanyakan adalah orang-orang kelas atas.

Jangan takut. Kamu harus bersyukur bisa berkuliah gratis, dengan begitu hidupmu akan lebih baik kedepannya. batin Ana.

Ana tersenyum pada mahasiswa baru yang berada di dekat kursinya. Semoga saja mereka tidak sombong seperti yang ada dipikirannya.

"Selamat pagi."

Suara bariton seseorang menginterupsi, mereka yang ada di dalam sana duduk tertib ketika sang dosen masuk.

Ana menyipitkan matanya dosen ini seperti tidak asing lagi baginya.

"Selamat datang di VQ University, saya Theo Abraham. Saya yang akan mengisi mata kuliah ini, semoga kita bisa menjadi tim yang baik."

Setelah sesi perkenalan, Ana masih mengingat siapa dosen ini dan di mana mereka pernah bertemu. Ana adalah orang yang pelupa jika mengenai wajah seseorang yang baru sekali atau dua kali ia temui.

Mata kuliah kali ini berjalan lancar meskipun Ana agak sedikit sulit mengimbangi. Tapi ia bersyukur tidak sampai memalukan dirinya sendiri.

***

"Bunda Ana, kan?"

Ana menoleh mendengar seseorang berbicara di dekatnya. Orang ini adalah Pak Theo, dosennya.

"Iya?"

Ana mengernyit, jika dosen ini memanggilnya 'bunda Ana' mungkinkah ia tau Ana adalah seorang baby sitter?

"Ternyata benar, kamu adalah Bunda Ana," katanya lagi. Pria matang dengan rupa orang Asia itu memasukkan kedua tangannya pada saku celana kain miliknya.

Ana tersenyum kaku menanggapi. "Maaf, Pak. Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Ana. "Saya agak lupa."

"Kamu tidak ingat saya?" tanyanya.

Ana menggeleng. Ia tidak ingat, jika ingat tentu saja ia tidak akan bertanya.

"Saya Theo, ayah Xena."

Seketika itu Ana melebarkan bola matanya. Setelah ia ingat kembali ternyata dosennya ini adalah ayah anak asuhnya, Xena. Wajar saja Ana tidak begitu mengenali, mereka bertemu hanya dua kali itupun ketika Theo menjemput Xena.

"Maafkan saya yang tidak mengenal Anda, Pak Theo," ucap Ana.

"Tidak apa-apa," jawabnya.

Lalu keadaan kembali hening. Saat ini mereka sedang berada di pinggir lapangan basket. Di sana ada tim dari beberapa fakultas yang sedang melakukan sparing.

"Oh iya, Pak, bagaimana kabar Xena? Saya tidak pernah bertemu dengannya lagi," ujar Ana.

"Baik, beberapa waktu lalu Xena sempat menangis karena tidak bertemu dengan mommy, tapi sekarang sudah tidak lagi," jawab Theo.

CIUMAN (Cinta Untuk MANTAN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang