Sebelum baca sebaiknya klik bintang dulu yaa hehe :))
Happy reading😘
***
Ana menatap bangunan megah nan mewah di hadapannya, dibantu security Ana berhasil memapah Dion hingga apartemennya dan benar saja Dion masih tinggal di sini. Sudah banyak yang berubah, tentu saja sepuluh tahun adalah waktu yang sangat lama.
Ana berhasil menempatkan Dion pada sofa, badan Dion itu berat jadi butuh tenaga ekstra untuk tubuhnya yang ringkih memapah tubuh raksasa. Seharusnya Ana meminta bantuan security hingga ke dalam, tetapi Ana sok tidak ingin dibantu.
Apalagi sekarang? Tentunya pulang, apalagi? Dion juga sudah berada di rumahnya.
"Eungh," kelih pria itu.
"Ana ...," panggil Dion.
Ana menoleh tapi tidak menjawab.
Apa Dion mengingatnya?
"Ana budeg."
Ana berdecak kesal. "Ya?" jawabnya. Bisa-bisanya dalam keadaan mabuk berat ia masih berbicara seenaknya.
"Tau apa yang lo lakuin?" tanyanya.
Ana mengernyit, lakuin apa? Memapahnya? Membantunya?
"Maksud Anda?"
"Lo udah buat gue menderita, penyihir!"
Oh, Dion masih mabuk.
"Wanita penjahat! Wanita licik! Murahan—"
Ana memejamkan matanya, sehina itukah dia di mata Dion?
"—lo enggak lebih dari sampah!" tambah pria itu. Sakit, tapi tidak berdarah.
"Saya pulang," pamit Ana. Ia tidak mampu jika berada di sini, hatinya sakit. Bukan karena masih ada rasa tetapi karena perkataan Dion yang selalu terngiang dalam kepalanya, harga dirinya dipermainkan di sini.
"Siapa nyuruh kamu pulang? Saya mual, huek!"
Ana menghampiri lelaki itu, ia tau Dion tidak mampu minum banyak tapi tadi adalah pertama kalinya Ana melihat Dion minum sebanyak itu. Ternyata Dion masih payah menyangkut minuman beralkohol, Ana tersenyum tipis.
Tiba-tiba tangan Ana ditarik oleh Dion, hingga ia terjatuh di pangkuan laki-laki itu.
Masih dengan wajah tenangnya, Ana bertanya, "Apa yang Anda lakukan, Pak?"
Dion tidak menggubris ucapan Ana, ia malah semakin mengeratkan pelukannya.
Aroma Ana seperti bayi, enak banget.
"Bisa Anda melepaskan saya?" Masih dengan mempertahankan wajah renangnya Ana mengatakan itu.
"Diam!" sentak Dion. "Oh atau kamu takut ketahuan suami kamu?" tanyanya.
Dion terkekeh, bau alkohol bercampur mint keluar dari mulutnya.
"Aku pengen tau reaksi suami kamu ketika melihat istrinya gak berdaya dalam kurungan, mantan," Dion berbisik ketika mengucapkan kata 'mantan'.
Tetap tenang meski pikiran kalut. "Pak Dion, saya mohon lepaskan saya." Ana mencoba untuk melepaskan diri dari kurungan Dion.
Dion mengerjapkan matanya, lalu terkekeh menatap Ana. "Tenang banget ya, kamu emang ga berubah, Ana yang dingin," ujarnya.
Ana hanya terdiam dengan pikiran bagaimana ia bisa pergi dari sini. "Saya akan berteriak jika Anda tidak melepaskan saya," ancam Ana masih dengan wajah tenangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CIUMAN (Cinta Untuk MANTAN)
Romance*** Mari follow akun ini untuk mendapatkan notif lainnya :) Bersenang-senanglah! *** [17+] Dia playboy tetapi hanya memiliki satu mantan. Dia perayu ulung tetapi sulit untuk pacaran Dia tampan? Jelas, bahkan ponakannya saja menyetujui hal itu. Dia k...