Sudah hampir seminggu Dion berada di Kalimantan. Salah satu pegawainya melakukan tindak korupsi yang menyebabkan kerugian mencapai triliunan.
Tidak hanya itu, sistem keuangan perusahaannya juga diretas padahal Dion sudah mempunyai beberapa ahli IT untuk menjaga sistem tersebut, tetapi masih saja kebobolan.
Dion memijat pelipisnya, jumlah angka di layar laptopnya itu membuat kepalanya pusing. Meskipun ia memiliki uang yang menggunung, tetapi jika kerugian yang juga menggunung maka uang itu akan habis.
Ia sudah menemukan pegawai yang melakukan korupsi, ternyata setelah diinterogasi pegawai tersebut hanyalah kaki tangan dari orang lain. Sebenarnya, Dion sudah mencurigai satu orang tetapi mencurigai tanpa bukti tidak akan bisa jika ia mengambil tindakan hukum.
Dion meminum kopinya, sudah beberapa hari ini waktu tidurnya semakin tidak teratur, bahkan hampir tidak tidur sama sekali.
"Pak Dion, ini adalah berkas yang mungkin Anda perlukan." ujar salah satu orang kepercayaannya di Kalimantan, Rizal.
Dion menerima sebuah flashdisk, lalu mengeceknya. Di dalam flashdisk tersebut terdapat sebuah rekaman suara yang mana pegawainya melakukan panggilan telepon dengan dalang di balik kekacauan ini.
"Saya sengaja memasang alat perekam di setiap meja pegawai, ternyata sangat berguna sekali." ujar Rizal.
"Mendengar dia mengucapkan selamat malam sedangkan di sini masih pagi, kemungkinan besar orang ini berada di negara yang berbeda. Dan ternyata ketika saya melacak nomor yang pak Husatul hubungi, orang tersebut berada di Kolombia," kata Rizal lagi.
Dion tersenyum miring. Kolombia? Ya, perkiraannya tidak pernah meleset. Ia sangat yakin orang itu adalah orang yang Dion pikirkan sekarang.
"Bagaimana dengan sistem kita? Apa sudah tau darimana hacker itu?" tanya Dion.
"Sistem keamanan sudah stabil berkat teman Anda," kata Rizal. "Para hacker tersebut berasal dari Australia, tidak hanya satu hacker Pak, melainkan ada 13 hacker yang bergabung untuk menembus sistem keamanan kita." katanya lagi.
Dion menggeleng pelan, sungguh terniat sekali untuk menjatuhkan dirinya. Beruntunglah Indonesia memiliki hacker yang ditakuti negara luar, dan beruntung lagi hacker tersebut adalah orang yang dekat dengannya.
"Apa sudah ada orang yang ingin menyuntikkan dana kepada kita? Jika begini, maka kita akan terpaksa melakukan PHK massal untuk menstabilkan perusahaan," ujar Dion. Sebenarnya dia tidak mau mem-PHK kan pegawainya, karena ia tau hal tersebut akan memutuskan rantai rejeki pegawainya. Namun mau bagaimana lagi, jika tidak begini maka perusahaan akan terlilit hutang kemudian berangsur-angsur akan gulung tikar.
"Belum ada Pak, mereka mencabut investasinya karena menganggap sistem keamanan di sini kurang. Mereka takut jika sistem di sini akan dibobol lagi," jawab Rizal.
Tangan Dion mengepal, jika orang yang menyebabkan kekacauan ini berhasil ia temukan maka ia akan memberikan pelajaran yang setimpal.
"Aku akan mencoba meminta bantuan temanku. Dalang dari semua ini adalah bagianmu, aku percayakan ini padamu," ujar Dion.
Rizal mengangguk lalu keluar dari ruangan Dion.
Tiba-tiba terdengar suara dering ponsel Dion. Kemarin, ponsel Dion tertinggal di bandara setelah ia kembali mengambil ponselnya ponsel tersebut sudah tidak ada lagi terpaksa ia membeli ponsel baru.
"Kenapa?" tanya Dion.
"Tadi, kak Ana ke rumah, dia nangis-nangis minta maaf sama mama," ujar orang di seberang sana. Orang itu adalah Nike. Kebetulan kemarin Nike sempat menuliskan nomor ponselnya jadi Dion bisa menghubungi si tomboy itu untuk mengetahui keberadaan Alana.
KAMU SEDANG MEMBACA
CIUMAN (Cinta Untuk MANTAN)
Romance*** Mari follow akun ini untuk mendapatkan notif lainnya :) Bersenang-senanglah! *** [17+] Dia playboy tetapi hanya memiliki satu mantan. Dia perayu ulung tetapi sulit untuk pacaran Dia tampan? Jelas, bahkan ponakannya saja menyetujui hal itu. Dia k...