Bab 10 ✓

32.5K 1.9K 75
                                    

Saya selalu ingetin buat ngeklik bintang dipojokan dulu sebelum baca. Banyak banget yang siders😭

Happy reading, semoga suka😊

***

"Ka-kalian, s-sun?"

Ana meringis, ia menatap Dion tajam. Rasanya ia ingin menelan Dion hidup-hidup.

Mendengar ucapan baby sitter itu, Dion tertawa hingga matanya menyipit, sangat tampan. "Maksud saya tuh tadi malem dia sama saya, dalam mimpi." Dion mengoreksi ucapannya tadi. Sebenarnya dia cuma asal-asal ngomong doang, memang kenapa sih? Tadi malem kan enggak terjadi apa-apa, dia datang dari club lalu tidur kemudian Viola datang bersama anaknya, ya seperti itu.

Qorina masih memandang Ana dan Dion bergantian. Benarkah? Kenapa rasanya ada yang janggal?

"Ngapain mandang kek gitu? Enggak ada yang perlu dicurigain, gue kepeleset, enggak ada apa-apa," kata Ana berbisik.

"T-tapi ... bi-bibir—"

Dion langsung memotong ucapan Qorina. "Yaudah, saya masuk dulu. Selamat bekerja, cantik," ucapnya disertai kedipan mata di akhir kalimat.

"Astaga!" seru Qori. "Ana! Lo liat ada yang terbang gak?" tanyanya.

"Apaan? Gue cuma liat jin Qorin di sini," ucap Ana.

"Ish Ana, hati gue, Na! Hati gue terbang ngikutin pak Dion! Astaga, pokoknya gue udah netapin satu hal," ujat Qori mantap.

Ana memandang Qori dengan raut wajah tanya.

"Gue bakal nikah sama pak Dion, gimanapun caranya!" Lagi-lagi Qori berujar mantap.

Ana menelan ludahnya. Ia tersenyum paksa, mau nikah sama Dion? Silahkan.

"Tapi, Na, lu tadi malem ngapain sama pak Dion?" Kembali Qori melayangkan pertanyaan yang sama.

"Astaghfirullah, Jin Qorin! Lu tuh ye, aih! Cape gue!"

"Lah, Na! Mo kemana?"

"Mo nyari dukun buat ngiket lu!" teriak Ana.

Qorina mengulum senyum. "Ngiket gue sama pak Dion? Mau banget!" ujarnya.

"Serah dah serah!" teriak Ana lelah

***

Istirahat kali ini, suasananya agak berbeda. Dari pertama Ana masuk, semua orang tidak pernah berhenti membahas kabar bahwa ketua divisi keuangan akan pindah, siapa lagi kalau bukan Dion.

Dari yang Ana dengar, Dion pindah karena ingin meneruskan perusahaan ayahnya. Baguslah, dengan begitu Ana tidak akan bertemu lagi dengan mantan satu itu.

"Na, udah denger?" tanya Qori, ia pergi duluan karena kelaparan.

"Pak Dion mau pindah?" tebak Ana. Apalagi kalau bukan itu, hari ini kan topiknya 'pak Dion pindah'. Pasti Qori juga akan membicarakan itu, mengingat Qori penggemar berat Dion.

Qori mengangguk lesu. "Kenapa harus pindah sih? Gue baru aja matenin pak Dion sebagai jodoh gue," katanya.

Ana memutar bola matanya. "Ngapain sedih? Kalo jodoh pastinya enggak kemana," ucapnya.

Ana termenung dengan ucapannya sendiri, ia menggeleng. Kalau jodoh enggak kemana? Artinya dia pun memang belum berjodoh dengan Dion. Ya teman-teman, Ana mengakuinya. Ana mengakui bahwa masih ada sedikit perasaannya untuk Dion, ia masih memiliki harapan untuk bisa kembali bersama Dion, tapi hal itu sangat mustahil mengingat ia lah yang menyakiti pria itu.

CIUMAN (Cinta Untuk MANTAN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang