Sebelum membaca pastikan sudah menekan bintang di pojok kiri ya gengs hehe.
Target lagi enggak nih?
60 bintang 30 komentar, bisa?
Kalau gabisa gapapa, tapi ... (isi sendiri) hahahahahaahaha!
Happy Reading!!!
***
Sial!
Ana mengutuk dirinya yang berimajinasi terlalu liar itu.
Nyatanya ciuman lembut selembut permen kapas itu hanyalah imajinasi dalam kotak Spongebob Squarepants!
Apa-apaan!
Ana menepuk kepalanya yang sudah terlampau mesum. Ia menghembuskan napasnya kemudian mendorong pintu kaca di hadapannya. Jantungnya berdegup kencang, ada perasaan lain yang membuncah dadanya. Perasaan seperti, rindu? Mungkin saja.
Di sana, sama seperti dalam imajinasi itu seorang pria menunggunya dengan bersidekap.
Ana mengerutkan dahi, ada yang berbeda dari penampilan Dion, bosnya. Entah apa itu, tapi Dion nampak seperti orang yang sedang tidak sehat.
"Kenapa diem? Saya manggil kamu buat beresin ruangan saya bukan buat bengong begitu," ujar Dion.
Hilang sudah imajinasi Ana yang disambut oleh senyuman dan ciuman selembut sutra, ia bahkan mendapatkan kebalikannya, semprotan pedasa dari mulut beracun itu.
"Saya akan panggilkan office boy dulu, Pak."
"Tidak perlu."
"Ya?"
"Saya minta kamu yang membersihkan, bukan office boy ataupun office girl," jawab Dion.
Ana mengerjapkan matanya. "Oh, baiklah."
Bukannya dia punya Julekha? batin Ana.
Tanpa menunggu lama Ana langsung membereskan kekacauan ruangan Dion. Entah bagaimana ruangan ini begitu berantakan, padahal tidak ada seorangpun yang masuk ke dalam sini selama Dion tidak ada.
Dion duduk di sofa yang sudah bersih, ia memegang kepalanya yang terasa berdenyut. Setelah pulang dari Amerika, Dion langsung ke kantor tanpa singgah ke rumah orang tuanya dulu. Ia pun lupa untuk mengisi perutnya.
"Jam berapa sekarang?" tanya Dion.
"Baru jam satu siang, Pak." jawab Ana.
Baiklah, malam ini ia akan pergi ke mansion orang tuanya, ia akan meminta penjelasan meskipun nantinya ia akan pingsan lagi ketika berusaha mengingat.
"Apa kuliahmu lancar?" tanya Dion.
"Iya Pak, kuliah saya sangat lancar. Terima kasih sudah mau membiayai kuliah saya, saya akan menggantinya nanti," jawab Ana.
"Tidak perlu, hanya dengan kamu menjadi asisten saya aja itu sudah cukup membayarnya," ujar Dion.
Ana hanya terdiam, ia tersenyum kaku pada Dion. Ana melanjutkan kembali membereskan ruangan ini.
"Ana," panggil Dion lagi.
Ana menoleh. "Iya, Pak? Ada yang bisa saya bantu?"
Wajah Dion yang pucat menoleh guna melihat wajah Alana yang berpeluh. "Selama saya pegi apa kamu baik-baik aja?"
Tidak.
"Saya baik, Pak. Bagaimana dengan Bapak?" Apa kamu merindukanku seperti aku merindukanmu?
KAMU SEDANG MEMBACA
CIUMAN (Cinta Untuk MANTAN)
Romantik*** Mari follow akun ini untuk mendapatkan notif lainnya :) Bersenang-senanglah! *** [17+] Dia playboy tetapi hanya memiliki satu mantan. Dia perayu ulung tetapi sulit untuk pacaran Dia tampan? Jelas, bahkan ponakannya saja menyetujui hal itu. Dia k...