Bab 50✓

19.7K 1.2K 32
                                    

Tap bintang di pojok bawah kiri.

Happy Reading, semoga suka :)

***

Pertanyaan itu membuat Alana terkejut bukan main. Ia tidak menyangka tebakan Theo begitu pas. Jika seperti ini apa yang harus ia jawab?

"Melihat reaksi mu, aku udah tau jawabannya," ujar Theo, tatapannya beralih ke Arnold. "Arnold?" panggilnya

"Apa?"

"Masih mau ikut tawuran?"

Arnold menyengir, tangannya tiba-tiba gatal mendengar kata tawuran keluar dari mulut saudaranya.

"Kuy, gaskeun!"

"Ka-kalian mau ke mana?!" Alana mengejar Theo dan Arnold yang sudah berjalan menjauhi tempat mereka duduk, tetapi tangannya ditahan Sandrina.

"Kamu di sini, itu urusan laki-laki. Saudaramu tidak akan melepaskan orang yang sudah menghancurkan masa depanmu," ujarnya.

Air mata Alana langsung mengalir. "Tapi ... Mama, aku ... aku sayang dia."

***

"Gimana Mbak? Udah Nemu keberadaannya?"

"Belum, handphonenya aku temuin di gang kecil. Kayaknya dia dirampok," ujar Milen.

Saat ini Dion sedang berada di kediaman Milen, hacker wanita yang dapat Dion minta pertolongannya.

Dion gelisah saat mendengar kata perampokan. "Tapi, kenapa handphonenya ada? Bukan perampokan deh kayanya," ujar Dion, semoga saja apa yang dia ucapkan benar.

"Kayanya begitu, lebih ke penculikan."

Sialan!

Dada Dion serasa ingin robek karena jantungnya berdebar sangat kencang. Bagaimana keadaan Alana sekarang? Sialan, jika dia bertemu penculik itu maka ia tidak akan segan-segan membunuhnya.

Tiba-tiba Dion merasakan perutnya bergejolak.

Huek ...

Tidak, bukan Dion, tetapi Milen.

"Mbak?"

Huek ...

"Mbak Milen kenapa?" tanya Dion, ia menyusul Milen yang berdiri dekat wastafel.

"Ambilin susu gue, udah gue bikin di atas meja kompor." ucap Milen.

Dion pun mengikuti petunjuk Milen, ia menemukan segelas susu stroberi. Ada sebuah kotak susu yang menuliskan susu ibu hamil.

Dion meneguk ludahnya. "I-ibu hamil?"

"Cepetan Dion!"

Tersadar, Dion langsung memberikan segelas susu itu.

Milen langsung meminumnya dengan sekali tegukan.

"Mbak kok minum susu ibu hamil?" tanya Dion penasaran. "Lagi hamil?"

"Iya," Jawa Milen. Kelewatan santai memang.

"Sumpah, Mbak?"

"Masa iya gue minum susu ibu hamil tapi gue ga hamil?"

Dion benar-benar tidak habis pikir, bagaimana bisa Milen dengan santainya mengatakan hal ini? Apa dia tidak takut atau khawatir?

"Anak Marvel?"

Masih ingat Marvel? Dia adalah teman minum Dion sewaktu Ana bekerja di kelab.

"Bukan," jawabnya.

CIUMAN (Cinta Untuk MANTAN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang