❤Gejolak Rindu

16 5 0
                                    

Ya.. Rasa itu kembali, RINDU.

Setelah semalam kami belajar fisika, entah kenapa tiba-tiba aku merasa tidak enak badan. Aku sudah minum obat dn air hangat. Mama yang khawatir memelukku dengan kehangatannya.

"Kiran.. Kamu kenapa? " Tanya mama gelisah.
"Kiran gak kenapa-kenapa kok ma.. Kiran sehat kok. " Kataku pelan.
"Tapi kamu seperti orang demam. "
"Ma... "
"Kiran, mama hanya takut kamu kenapa-kenapa. "
"Tapi ma, Kiran baik-baik aja kok. "
"Kiran! "
"Iya ma, Kiran istirahat kok.. Kiran tidur dulu ma. Daa .. Malam dan mimpi indah ma.. " Kataku sambil memeluk dan mengecup pipi mamaku.

Mama terdiam. Aku pun berjalan masuk ke kamar, dan didalam kamar aku tidak bisa tidur. Yang aku pikirkan hanyalah masa lalu ku. Masa lalu dimana, aku mulai merasakan perasaan suka pada seseorang.. Tapi kesalahan fatal telah menimpa ku.. Dan akhirnya orang itu menghilang.

"Rara, ayo sini. Bareng aku yuk ke sekolah. " Kata Fino.
"Nggak a, aku diantar papa. "
"Ya udah deh. Daa Rara! "
"Daa juga. "

Keesokan harinya, 

"Ma.. Fino kemana ya? " Tanyaku.
"Sayang.. Fino kecelakaan, kemarin saat ke sekolah, mobil dia ditabrak truk. " Jelas mama.
"Jadi? Fino dimana ma? " Tanyaku dengan air mata yang hampir tak terbendung.
"Fino masuk ruang gawat darurat dan tidak sadarkan diri selama 1 hari ini."
"Ma.. Fino nggak kenapa-kenapa kan?"
"Nggak sayang ku Rara. "

Tok-tok-tok
Ketukan pintu pun membuyarkan masa lalu yang terbayang itu. Rara adalah panggilan sayang untuk Kiran pada saat kecil.

"Kiran.. Kamu udah tidur? " Tanya mama.
"Belum ma.. Ada apa ya? " Tanyaku dari dalam.
"Mama boleh masuk gak? " Tanya mama.
"Boleh kok.. " Kataku sambil membuka pintu.

"Ada apa ma? Ini udah jam 9 malam.. Kok belum tidur.. " Kataku.
"Maafin mama ya, udah bentak kamu tadi.. "
"Iya ma, gak apa-apa. " Kataku sambil menahan tangis.
"Ya sudah.. Kamu tidur saja dulu.. Mama mau tidur juga. "
"Baik ma. "

Manapun berjalan keluar. Aku yang telah tenang, kembali untuk memejamkan mata.. Dan akhirnya aku tertidur.

Keesokan harinya, aku melakukan rutinitas seperti biasa dan pergi ke sekolah bersama papa.
Tak lupa seragam hari ini adalah olah raga karna hari Jumat. Sebelah selesai bersiap-siap, aku pamit kepada mama dan bibi. Aku kesekolah diantar papa mengunakan mobil. Ya.. Cukup keseharian yang indah ketika papa mengantarku.

"Daa paa. "
"Daa sayang.. Belajar yang rajin ya.. "
"Ya pa.. "

Akupun  masuk ke gerbang dan menuju ke kelas. Aku tak melihat Elena sepanjang jalan.. Kemana dia. Aku hanya bertemu dengan Zahira, Caroline, Widya, dan Raya. Saat tiba dikelas, anak perempuan hanyalah Ghea, Auliya, dan Clara. Kebetulan Viola belum datang, aku duduk di samsung Clara.

"Ra, kamu tau gak Elena kemana? " Tanyaku.
"Katanya ke wc. Tapi udah hampir 15 menit gak balik-balik. "
"Oo..oke makasih. "

Akupun  mulai bingung. Kemana Elena. Tak mungkin ia ke wc. Setelah berkeliling, aku bertemu Angga. Angga baru saja selesai bermain basket. Dan Angga tau kalau aku mencari Elena.

"Cari Elena kan? "
"Ya."
"Dilapangan bareng kakel. "
"Oo oke. Makasih. "
"Ya."

Akupun berjalan meninggalkan Angga. Aku terus mencari Elena di setiap sudut, tapi aku tak menemukan apapun. Ada apa ini.. Apa yang sebenarnya terjadi?. Lalu aku tak sengaja melihat Steven sedang duduk dipinggir lapangan. Akupun berjalan ke arahnya.

"Steven, aku mau bicara. "
"Ya.. "
"Kemana Elena kamu bawa? "
"Elena? Kamu kenal dia? "
"Dia sahabatku! " Kataku kasar.
"Oo.. Ni ya Ran, gue hanya mau lo jadi pacar gue. Pliss.. "
"Nggak! Pergi sana! " Kataku sambil menahan tangis.
"Oke. Fine.. Aku akan menunggu kamu sampai kamu siap. Dan benar-benar siap. "

Aku tak menjawab apa-apa, Steven pergi meninggalkanku sendiri di lapangan. Lalu aku bertemu Ghea yang sedang sibuk memantulkan bola basket.

"Kamu kenapa Ran? Muka ditekuk kayak karton padi? "
"Eh.. Enak aja.. Gak kok. "
"Haha.. "
"Aiss.. Kamu ni ya. "

Aku pun mengejar Ghea, dia memang menghilangkan rasa kesalku, dia menghilangkan semua keraguan dan kemarahan. Aku dan Ghea asik kejar-kejaran. Dan mulai asik berdua tanpa memikirkan teman-teman lainnya.

Lalu aku dan Ghea mendengar ada benda jatuh dari lantai 3. Lalu banyak orang-orang yang berkerumun. Aku menyalip bersama Ghea. Dan aku terkejut setelah melihat apa yang terjadi.

"Elena! " Teriakku
Aku terjatuh dan memeluk Elena yang penuh darah. Kenapa Elena berani bunuh diri. Kenapa? Ada apa dengan Elena?

Setelah kasus kematian Elena tadi pagi. Aku tak konsen selama belajar. Lalu Ghea pun pindah untuk duduk bersamaku. Ghea tau aku sedang berduka. Dan dia adalah sahabat yang paling mengerti sahabatnya.

Pada saat pulang sekolah. Aku berjalan gontai dilorong koridor sekolah. Aku tak sengaja melihat orang seperti Elena masuk ke gudang dan berteriak-teriak seperti di siksa.

Akupun memutuskan untuk berjalan agak cepat dan pulang kerumah. Tapi sebelum itu, aku mengajak Ghea untuk ke rumah Elena.

Mama Elena menangis kencang dan pingsan beberapa kali. Sedangkan aku hanya bisa menahan tangis karna melihat temanku. Yang baik ini pergi meninggalkanku sendirian.

"Sabar ya tan.. Om.. " Kataku.
Semua orang terdiam dalam duka. Aku dan Ghea saling berpandangan. Dan akhirnya aku dan Ghea memutuskan untuk pulang.

Sesampainya dirumah, mama langsung menyuruhku mandi dan makan. Aku mulai bercerita tentang Elena.
"Mungkin Elena itu setres. "
"Mungkin sih ma. "

Lalu aku makan dan istirahat sebentar. Aku benar-benar lelah dan akhirnya tertidur. Dalam mimpi aku hanya melihat Elena tersenyum padaku dan berkata. "Kamu istimewa teman. " Katanya. "Terima kasih ya Kiran kamu mau jadi temanku.. Terima kasih sebanyak-banyaknya. "
Setelah itu dia pergi entah kemana.. Aku sibuk mencari sekeliling dan akhirnya tak ketemu. Tiba-tiba ada suara membangunkanku.

"Sayang bangun.. Udah jam 9. Tidur dikamar aja. "
"Iya ma.. "

Akupun berjalan ke arah kamarku. Dalam hati aku bahagia.. Karna dapat berbicara pada Elena sebelum dia pergi jauh.

"Rara!  Hati-hati.. "
"Iya Fino. "
"Asik ya ayunan nya. "
"Iya.. Kamu dorongin aku dong. "
"Iya."
Kami bermain dengan bahagia sampai suatu saat, dia pergi meninggalkanku.. Sedangkan aku selalu berharap. Akupun  menangis saat mendengar kabar Fino meninggal. Aku benar-benar tak Terima.

Setelah sibuk bermain.. Aku dan Fino melihat kartun Doraemon. Aku yang sibuk menonton pun tak henti-henti untuk makan terus menerus.

"Fino kamu tahu gak.. Apa beda kamu sama bulan? "
"Tidak tahu tu. "
"Ya sudah. "
Sebenarnya itu mempunyai arti yang banyak dan salah satunya atas kerinduan. Ya.. Gejolak rindu masa lalu.

SOMEONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang