❤Perjanjian Nichol dan Angga

11 5 0
                                    

Nichol yang selama ini aku benci tiba-tiba datang saat kehidupan ku baik-baik saja bersama Ghea dan Kiran.



Semenjak Angga mengaku bahwa dia adalah Dodo, aku mulai menjaga jarak dengan Angga. Ya.. Aku takut jatuh cinta, karna aku sangat menyukai Dodo sewaktu kecil. Kehidupanku saat Dodo menghilang pun, seperti ada yang kurang. Ya seperti puzzle yang kehilangan satu penghubungnya. Astaga.. Kepalaku hampir meledak mengingat kenangan indahku dengan Dodo yang tiba-tiba datang dan merangkap menjadi Angga?

"Kiran. Kirannn, astaga anak mama ini ngelamunin apa sih.. Kiran! " Teriak mama ku sambil memperhatikan wajahku dengan teliti.
"Eh, iya, iya ma... Gak kok.. Kiran baik-baik aja.. " Kataku sambil membenarkan rambutku dan bersiap-siap ke sekolah.
"Ya sudah.. Nanti pulang jam berapa?" Tanya papa yang sedang menyeruput kopinya.
"Jam biasa tuh.. Memangnya ada acara apa pa? Atau papa mau jemput Kiran? " Tanyaku heran.
"Tidak, papa hanya tanya.. Soalnya nenek kamu di desa sakit Kiran, kan kamu sekolah dari Senin sampai Jumat, lalu kamu juga mau fokus UAS untuk kenaikan kelas kan? Maka, kamu fokus saja.. Mama dan papa sudah menyiapkan bibi yang akan menjagamu di rumah ini selama 2 minggu.. Soalnya nenek kamu sakit parah. " Kata papa sambil menatapku.
"Oh.. Ya sudah, Kiran aja Ghea ya papa? Kan soalnya Kiran kesepian kalau cuma sama bibi.. Mau ngomongin apa kalau ngobrol sama bibi? " Tanyaku bingung.
"Ya.. Tentang belanjaan di pasar harganya berapa saja, kan itu bisa Kiran. " Kata mama sambil tersenyum.
"Yah.. Mama.. Gak asik.. " Kataku sambil memasang wajah lesu.
"Ya sudah.. Kamu boleh ajak temen kamu.. Tapi, harus taat aturan ya.. Jangan keluyuran. " Kata papa dengan lembut kepadaku.
"Siap papa bos! " Kataku sambil tersenyum puas.

Aku pun berangkat bersama mama dan papa. Diperjalanan aku terkesima dengan seorang anak kecil yang mencari uang di pinggir jalan dengan hanya menjadi penjual koran. Hatiku pun mulai bertanya.. Kenapa tidak sekolah saja. Kan.. Ada beasiswa.

Lalu tak lama setelah itu, aku turun dari mobil dan menatap gerbang yang terdapat banyak siswa berkumpul. Ada apa ya?

Aku berjalan pelan ke arah gerombolan itu, bentar lagi UAS malah cari masalah nih yang berantem.

Aku menyelip di antara gerombolan kakak-kakak kelas, dan melihat Angga dan Nichol yang sedang beradu mulut dan hampir saling memukul.

Akupun muncul dan melerai mereka.
"Hei! Berhenti atau aku panggil pak Harto! " Kataku tegas sambil menajamkan tatapanku.
"Lo siapa! " Kata Nichol seraya membentak ku.
"Haha, belum tahu ya? Aku Kiran temen Angga, kamu tahu gak kelakukan kamu tuh kayak preman kampungan. " Kataku sambil menunjuk ke arah Nichol.
"Hoo.. Cewek berani-beraninya ngatain gue kayak gitu. Lo gak mikir apa? Temen lo tuh sok-sokan alim dan gangguin temen gue, Steven! " Kata Nichol ketus.
"Terus? Aku harus bawa kasus ini ke ibu Tia? " Kataku menakut-nakuti mereka agar bubar.
"Oke, inget Angga, urusan kita belum selesai di sini aja, dan lo gak usah sok alim! " Kata Nichol mengancam Angga.

Angga terpojok kan akibat kata-kata Nichol. Aku yang sudah paham, menarik tangan Angga kembali ke kelas. Tapi, Angga masih diam tak bergeming. Lalu di kelas aku bertemu Ghea dan Dimas yang sedang membahas soal matematika. Aku memang agak merasa bersalah, karna aku menarik Angga ke kelas ku, padahal kami berdua beda kelas. Angga yang masih di kelas 10 IPA 1 dan aku pindah kelas karna tuduhan pembunuhan yang tidak ada bukti oleh teman-teman sekelasku sendiri. Dan akhirnya aku bertemu Ghea di 10 IPA 3.

Tak lama, aku menatap Ghea, dan Ghea pun menaikkan bahunya meminta penjelasan.
"Gak tau ah, gelap. " Kataku sambil memasang wajah lelah.
"Loh, kan belum cerita apa-apa Kiran ku sayang.. " Kata Ghea sambil menyuruh Dimas pergi.
"Emm.. Angga tuh, berantem lagi sama si Nichol. " Kataku mengadu ke Ghea.
"Astaga.. Angga, kan bentar lagi uas.. Seminggu lagi loh, konsen dikit kek, jangan kayak gini. Aneh-aneh aja. " Kata Ghea memarahinya.

SOMEONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang