❤Kejujuran Nathaniel

23 5 0
                                    

Kiran pun meluruskan kakinya dan mengobati tangannya yang terluka sendirian karna cowok yang baru ia kenal pergi ke lapangan untuk mengikuti upacara kembali.

Tak butuh waktu lama, kiran selesai membersihkan lukanya dengan antiseptik dan juga mengobati dengan  obat luka secukupnya. Kiran menghela napas. Dalam hati, Kiran bergumam. "Baru hari pertama, udah ketimpa kesialan, astaga..."

"Nak, kamu siswi yang namanya Kiran? "
Perkataan itu membuat Kiran menoleh kearah sumber suara.
"Iya Bu..  "
"Sini, ikut ibu sebentar. "

Kiran pun berjalan pelan mengikuti ibu guru nya.

"Kiran duduk sini. "
"Ada apa ya bu? "
"Kamu kenapa? Tidak ikut upacara dan terlambat pula. Mana kamu tangannya luka. Ada apa sebenarnya ini. Coba ceritakan. "
"Sebenarnya.. Tadi ada kakak kelas saya yang menabrak saya bu. Maka itu.. Saya semakin terlambat ikut upacara.. Terus ya.. Saya ke UKS untuk ngobatin luka dulu.. "
"Oh.. Begitu.. Ya sudah.. Lain kali.. Kamu harus lapor ke guru. Apalagi masalah lukamu ini. "
"Baik bu.. "
"Ya sudah. Kamu boleh balik ke kelas. Hati-hati ya.. Jangan nabrak dan jatoh lagi. "
"Iya bu.. Hemm.. "

Kiran memang telah menyesal bertemu dengan kakak kelas yang membawanya pada masalah pada hari pertama masuk sekolahnya, yang dia anggap sebagai hari terbaik dalam sejarah hidupnya.. Namun kini berakhir kandas karna peristiwa bersama kakak kelasnya itu.

Kiran pun berjalan lurus ke depan dan akhirnya bertemu sahabat lamanya.. Yaitu Elena.

"Loh Kiran, kamu kemana aja.. Kita satu kelas lohh.. Ayo aku antar.. Loh tangan kamu luka kenapa? Kenapaaaa? "
"Len.. "
"Apa? "
"Ngomong itu bisa pelan-pelan dan kalo nanya itu satu-satu. Bisa? "
"Eh.. Hehe. Oke deh. "
"Aku jatoh tadi pas mau ke lapangan karna udah kepepet jam. Terus gak taunya nabrak kakel. Tau kan kakel itu apa? "
"Ett.. Tau dong. Next"
"Terus si kakel bawa aku ke UKS deh. Tapi aku sendirian bersihin dan ngobatin luka. "
"Ohh gitu.. Kok gak teriakin nama aku. Siapa tahu aku bisa bantu pendekatan. Haha. " Kata Elena sambil tertawa keras.
Dalam hati Kiran.. Andai saja dia bukan temanku, akan ku cebur dia ke kolam para Jomblo.
"Aiss.. Jangan ngomongin Jomblo!" Kataku dengan nada kesal.
"Iya bebeb Kiran ku. " Kata Elena sambil tertawa lagi.
"Nih. Ini kelas kita... Terus aku ada temen baru loh Kiran. Namanya Viola sama Clara. "
"Oh."
"Ya ampunn... Hanya sepenggal kata itu yang kau ucapkan. "
"Terus mau jawab apa? "
"Udah a, lupakan, males deh ngomong sama batang bambu. "
"Emang udah pernah nyoba? "
"Zzzzz.. Terserah deh. Lama-lama darting bisa-bisa nih. "
"Iya deh Elena.. Ayo aku mau kenalan sama mereka.. Mereka dimana? "
"Itu yang duduk tepat di belakang kita! "
"Semangat amat deh Len. "
"Eh.. Hehe.. "

Aku dan Elena pergi berkelana ke tempat teman baru kami. Belum setengah hari saja. Kami berempat sudah cerita panjang tinggi lebar dan luas. Mulai dari cogan, fashion, makanan, pelajaran-pelajaran, guru-guru killer dan si kepala sekolah kami. Ya.. Padahal aku gak begitu suka sama yang namanya gibah ataupun sebelas duabelas sama si gosip. Tapi apa boleh buat, semua temen-temen aku sukanya kayak gitu.

Kring.. Kring.. Kring
"Selamat pagi anak-anak. Saya ibu Mitha wali kelas kalian untuk kelas 10 ini. "
"Selamat pagi bu" Ucap semua siswa serempak.
"Ibu harap.. Ibu memilih para pengurus kelas yang tepat dan berguna bagi teman-teman dalam meningkatkan nilai dalam hal berprestasi dan persaudaraan antar siswa. "

Semua siswa terlihat berbisik pelan.

"Randy, Secilia, dan Kirana, silahkan maju kedepan. "
"Baik bu. " Jawab kami bertiga serempak.

Dalam batin ku.. Rasanya benar-benar malu berdiri di depan banyak orang asing. Tapi apa boleh buat.. Aku harus percaya diri.

"Randy, kamu adalah calon ketua kelas. Secilia, kamu adalah calon wakil ketua. Dan kamu Kirana, adalah calon Sekretaris. Ibu akan memberi kalian pilihan. Yaitu kalian sendiri yang memegang jabatan atau. Memilih teman kalian untuk menggantikan posisi kalian. "
"Saya mau bu jadi ketua kelas. Saya akan bertanggung jawab. Saya berjanji dan bersumpah. " Jawab Randy tegas.
"Saya juga bu. Saya Secilia, akan membantu ketua kelas untuk mengatur kelas. " Kata Secilia dengan nada lantang.
"Saya juga bersedia menjadi sekretaris kelas dan membantu teman-teman dalam belajar. " Kataku sambil tersenyum.
"Baik. Sepertinya calon-calon yang ibu pilih akan menjadi ketua kelas, wakil dan sekretaris aslinya. Oo ya.. Untuk Kiran, kamu cari satu lagi sekretaris untuk membantumu. "
"Baik bu. " Kataku agak gugup.

Aku pun termenung, siapa yang akan aku pilih untuk membantuku. Astaga.. Benar-benar kepalaku ingin meledak rasanya. Sudah! Cukup.

Aku berjalan duduk ke tempatku semula. Aku melihat teman-teman ku.. Dan ku rasa dak ada yang cocok. Akhirnya aku memilih untuk melihat ke luar untuk mendapatkan pencerahan.

"Penat banget dah. " Kataku sambil melempar keringat ke tanah.
"Hari gini enaknya minum apaan ya.." Kataku lagi sambil menengok kiri kanan.
"Makan nasgor pak Dika a. Pasti uenak kalo lagi mager plus penat kayak gini nih. "
Aku pun bergegas ke tempat Pak Dika menjual dagangannya, aku dengan cekatan memesan nasgor dan es jeruk 2 gelas.

"Emm.. Pak, saya tunggu di meja no 12 yak. " Teriakku pada pak Dika.
"Siap nak. "

Setelah 15 menit menunggu, akhirnya sampai juga nasi goreng spesial ku..

"Hallo adek.. "
Aku pun terkejut dan menengok ke belakang. Memang ini tidak pernah ku harapkan. Sikakak kelas yang membawa masalah padaku tiba-tiba muncul dan duduk di depanku.
"Da pa? " Kataku kesal.
"Singkat amat dek. Haha.. " Kata Nathan sambil tertawa.
"Hihi huhu haha. Gak jelas. " Kataku sambil memalingkan muka dari arah depan.
"Astaga adek, sensitif banget sih. PMS?  Ya? " Katanya sambil menatapku.
"Gak! " Kataku ketus.
"Galak banget sih jadi cewek, lo itu adek kelas loh. Inget! " Kata Nathan memarahiku tiba-tiba.
"Kok kamu yang sewot. " Kataku dengan nada meninggi.
"Lo tu ya. KECIL bagi gue! Dan gue akan berusaha untuk ngedeketin lo. Apapun caranya, krna gue yakin, elo bakal klepek-klepek sama kegantengan gue yang hakiki ini. " Kata Nathan menyombongkan dirinya.
"Berisik. Ganggu mood makan aja deh. Kalo ngomong sama orang, jangan bentak-bentak dong. " Kataku kesal sambil menatap tajam ke arah kakak kelasku itu.
"Oke. Fine baby.  " Kata Nathan dengan nada manja.
"Jijik! " Kataku sambil memasang muka tidak suka.
"Lo tu ya. Inget ini. Gue pengen jujur banget sama lo. Gue suka sama lo. Lo suka gak sukanya itu terserah lo. Karna gue bakal ngejar sampai kapanpun buat dapetin lo. Inget itu! " Kata Nathan sambil menunjukkan jari telunjuknya ke arah ku.

Jeng jeng jeng.

SOMEONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang