❤Bertemu masa lalu

13 5 0
                                    

~yang pasti ini masa lalunya Kiran ya, bukan masa lalunya aku🤣..

~terus baca cerita ini ya, bantu vote kalau bisa.. Biar aku dapat mengembangkan cerita yang lebih menarik lagi..

"Fino, kamu gak akan pergi kan ninggalin aku sampai kita besar? " Tanyaku.
"Nggak akan Rara, aku akan selalu ada untukmu, walau nanti kita akan berpisah dalam waktu lama. "
"Tapi, Rara gak mau pisah dengan Fino.. "
"Ya Rara, Fino gak akan ninggalin Rara kok.

Deg..
Tapi bagi Kiran itu adalah kebohongan. Kiran yang selalu mengingat itu, semakin menyakiti hatinya sendiri.

Kiran yakin, Fino sudah bahagia disana...

Kring.. Kring.. Kring..

Bunyi alarm memenuhi kamar Kiran. Kiran yang tak tahan pun mematikan alarmnya.
Hari ini kan sabtu, kenapa juga masang alarm batin Kiran bertanya.

Aku bangun dan bergerak duduk dibawah kasur. Kenapa harus sepagi ini?

Tin, tin, tin

"Ada suara mobil? " Tanyaku pada angin didalam kamar ku.

Akupun melihat ke bawah dan... Ghea?

Tok, tok, tok
"Permisi, tante, Kiran.. "
"Iya sebentar. " Kata mama sambil membukakan pintu.

Aku yang baru saja turun dari tangga menatap aneh ke arah Ghea.

"Kamu lupa ya Ran? Hari ini kan kita mau belajar bareng di rumah Angga."
Kata Ghea sambil memukul bahuku.
"Aduh.. Sakit Ghea.. Lupa aku tuh.. "
"Astaga... "

Aku pun tertawa dan bersiap-siap untuk belajar ke rumah Angga. Ghea pun mengobrol asik dengan mamaku.
Tak lama selang 30 menit, akupun selesai.

"Lama banget sih Ran.. " Kata Ghea sambil tertawa jahil.
Tak sempat aku menjawab..
"Iya, anak tante Kiran itu, suka dandan, jadi lama.. " Mama juga ikut tertawa.
"Hah?.. Nyebelin deh.. Mama sama Ghea buat mood aku hancur berkeping-keping.. " Kataku memasang wajah sedih.
"Sudah-sudah, cepat kalian pergi belajar.. Inget waktu pulang ya Kiran. "Kata mama sambil memelukku.
"Iya mama.. Daa " Kataku sambil melambaikan tangan.
"Ghea pergi dulu ya tante.. Jaga kesehatan ya.. " Kata Ghea sambil melambaikan tangan.
"Iya Ghea, hati-hati!"
Aku yang melihat tingkah temanku pun tersenyum.

Lalu aku masuk kedalam mobil Ghea, Ghea pun demikian dan siap mengemudikan mobilnya.
Kami berdua berbicara cukup banyak tentang hal-hal yang sedang naik daun.. Mulai dari baju, pernak-pernik, dan sebagainya yang berhubungan dengan perempuan.

Tak lama kami sampai di rumah Angga. Angga pun menunggu di luar rumahnya. Tepatnya sedang duduk di teras. Aku menatap curiga.

"Ayo Ga! Kita jalan-jalan aja dulu yuk." Kata Ghea.
"Hah?, katanya mau belajar. Apaan sih, harusnya aku tidur aja. Kan libur.. Astaga.. "
"Hehe, maaf.. " Kata Ghea sambil tersenyum.

"Astaga, lama amat kalean dateng guy's. " Kata Angga sambil menggelengkan kepalanya.
"Ni, si Ran dandan 30 menit.. Haha. "
Kata Ghea tertawa.

Dalam hati aku merutuki agar Ghea jatuh tersandung. Tapi entah kenapa, aku merasa ada hal aneh yang mereka berdua sembunyikan. Mereka berdua tertawa. Astaga.. Aku lupa, kalo hari ini aku ulang tahun. Semoga tidak ada apa-apa.

Aku melihat Angga masuk ke dalam mobil dan mulai menepuk pundak ku berharap aku memaafkan kebohongan mereka.

Aku hanya melirik Angga dan Ghea yang tertawa melihat tingkah ku. Aku pun langsung melihat ke arah jendela mobil sambil menghela napas panjang. Tak lama, kami sampai di tempat yang akan kami tuju. Yaitu Diana Cafe, cafe milik mama Angga.

"Ayo kita turun! " Seru Angga semangat.
"Sabar woy! " Kata Ghea sambil mengunci mobilnya dan berlari kecil.
"Dasar anak kecil kalian berdua! " Kataku sambil berkecak pinggang.

Kamipun sampai di pintu cafe. Sekali pintu di dorong terbuka, aroma wangi kue dan minuman merasuki hidungku yang membuatku tak kuasa menahan lapar. Hehe..

"Pesen Gogabila(sejenis jus alpukat yang dikasih sedikit aloevera) coklat, terus.. Jus jeruk nipis + strawberry, dan satu lagi.. Jus nanas serama-rama. " Pesan Angga kepada pelayan dicafe mamanya. Dan pelayan itu hanya mengangguk.
"Woy Ngga, kenapa nama menu minuman di restoran mama kamu aneh-aneh ya? " Tanya Ghea.
"Karna semua nama menu itu aku yang buat. Haha. " Kata Angga sambil tertawa kecil dan menepuk lutut nya.
"Idih... Dasar! " Kataku sambil menampar pergelangan tangan nya.

Tak lama.. Kami pun mendapati minuman kami masing-masing. Rasanya enak untuk jus nanas serama-ramanya. Dan aku mulai menyukainya.. Karna ada campuran lemon dan nanas dalam satu minuman.

Setelah itu, kami memutuskan untuk pergu ke tempat lain.

"Ayo sekarang ke tempat aku ya. " Kata Ghea.
"Tunggu." Kataku sambil menahan tangan Ghea yang hendak menyalakan mobilnya.
"Kenapa? " Tanya Angga.
"Kita ke makam Elena yuk. " Ajak ku.
"Emm.. Tapi.. Yaudah deh." Kata Ghea.

Aku hanya merasakan air mata menetes dari pelupuk mataku. Ghea dan Angga tak mampu menahan rasa sakit yang amat dalam karna telah kehilangan sahabat sejak dulu.

Ketika kami sampai, aku melihat ada seorang lelaki yang sedang melayat ke makam Elena sambil komat-kamit dan meminta maaf menggunakan tangannya yang disatukan di depan dada.

Aku tahu siapa lelaki itu walau hanya dari kejauhan. Aku tahu siapa dia. Aku tahu dia datang untuk melayat Elena. Ya.  Aku hanya butuh penjelasan. Apa benar dia yang menjadi penyebab Elena sahabatku bunuh diri?

Aku cepat-cepat turun dari mobil dan cepat-cepat juga Ghea mengikuti ku dari belakang bersama Angga.

"Steven! " Teriakku saat dia hendak pergi dari makam Elena.
Dia pun berbalik dan menatapku dengan tatapan aneh.
"Kamu kan yang buat Elena seperti ini! Kamu kenapa?! Kamu tu ya, jahat! Pergi dari kehidupan aku! Pergi Steven! " Teriakku histeris sambil terduduk di tanah berumput.
"Kamu gak perlu nanya macem-macem. Kamu aja yang mikir apa salah kamu. " Kata Steven.
"Oo.. Rupanya kamu yang nyuruh Elena bunuh diri?. " Tanyaku dengan nada tinggi.

Ghea dan Angga pun menahan diriku.
"Ghe, Ngga, dia pembunuh Elena! "
Kataku.
"Terserah lo mau ngatain gue apa. Pokoknya gue gak akan pernah nyerah dapetin lo! " Kata Steven dengan wajah marah.
"Terserah.! " Kataku.
"Andai lo tau, gue nolak si Elena karna gue hanya suka sama lo! " Kata Steven.
"Oo ya? Bukan urusan aku! " Kata ku sambil menampar wajah Steven.
"Oke fine! Gue bakal pergi. Tapi lo harus inget, gue selalu nungguin lo!"Kata Steven sambil tersenyum.
Aku hanya terdiam. Tak banyak bicara karna benar-benar sakit.

Steven yang tak tahu diri itupun pergi dari makan Elena dan menaiki mobil papanya dengan kecepatan tinggi. Aku terdiam menatap makan Elena. Tertulis nama Elena yang amat cantik di papan namanya. Aku menangis tepat disamping papan dan mulai bercerita.
"Elena, aku kangen kamu.. Tanyain aku banyak hal dong. Hikss.. " Isak ku sambil aku iringi tertawa kecil.
"Kiran, kamu harus sabar ya.. " Kata Ghea sambil menepuk-nepuk bahuku.
"Iya Ran, nanti manisnya ilang loh. " Kata Angga sambil tertawa.
"Astaga Angga bisa gombal juga ternyata. Haha. " Kata Ghea sambil tertawa.
"Aku ingin pulang sekarang. Boleh kan? " Kataku sambil beranjak pergi dari makan Elena.
"Ya udah. Ayokk! " Kata Angga.
"Leh.. Itukan mobil aku Ngga? Kok kamu yang histeris mau masuk duluan. " Tanya Ghea.
"Kan hanya ngomong buk.. " Kata Angga.
Aku hanya tertawa melihat tingkah konyol kedua teman baruku ini.

Sesampainya di rumah. Aku langsung terbaring lemah di atas sofa. Aku mulai beranjak dari sofa dan bergerak ke lantai dua.

Didalam kamar, aku berkata lagi pada angin "angin, aku kangen Elena. Sampaikan padanya aku merindukan dan amat merindukannya. "

Lalu aku menatap langit-langit rumahku. Aku pun mulai merenung. Kenapa aku harus bertemu masa lalu dan meninggalkan yang baru. Kenapa masa lalu datang dan membuat masa depan ku pergi..

Hiks, hiks, hiks...

#penasaran? Oke lanjut. Di bagian ke 8 dan 9 akan aku kasih cerita lucu dan yang misterius loh. Nih aku kasih bocoran kalo nanti di salah satu bagian akan ada pmbunuh bayaran dan peneror Kiran. Jangan lupa terus ikutin karya ku ya..
#dan.. Untuk cerita aku yang Fairy. Itu tentang peri yang gak pernah di percayai oleh manusia bila mereka itu benar-benar ada.. Dan akhirnya perang antara peri dan manusia itu terjadi loh.
#ikutin terus ya.. Babayy!


SOMEONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang