Semenjak bertengkar nya Ghea dan Kiran akibat dari masalah Ryan, Ghea mulai menjauhi Kiran.
Ghea pun mencari kesibukan baru.. Yaitu berguru pada Nathaniel. (Bukan berguru sih, lebih dari berguru malah.)
Hallo, ini Nathan?
Iya. Ini siapa ya?
Ini gue Ghea.
Oh. Ada apa?
Lo malem sibuk?
Nggak kok. Lo mau bikin rencana buat nyadarin Kiran?
Iya..
Oke. Kita ketemuan di kafe biasa.
Ajak aja si temen lo yang suka sama Kiran.Eh, oh.. Oke.
Cepat-cepat Ghea mematikan ponselnya lalu mencari tempat duduk di halte bus. Ghea benar-benar menghindar dari Kiran, dia bahkan rela pindah demi menjauhi Kiran. Tapi apa boleh buat, Kiran tetap tidak peduli. Ia malah semakin dekat dengan Ryan.
"Gue rasa, Kiran beneran berubah. Jadi gue harus gimana.. " Ujar Ghea pada dirinya sendiri.
Tak lama, terdengar derap kaki saat Ghea sedang menatap jalanan yang sepi.
"Kasian ya, ditinggal temen, temennya malah percaya orang yang baru kenal di banding sahabatnya sendiri. " Ujar Ryan sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya.
"Lo lagi! " Bentak Ghea yang membuat Ryan menaikkan satu alisnya.
"Kenapa? Haha. Gue mau jalan dulu ya bareng temen lo yang cantik. Jangan ganggu gue. " Ucap Ryan lalu pergi meninggalkan Ghea.Ghea tak menggubris apapun. Dia terdiam, lalu terjatuh ke tempat duduk halte. Dia benar-benar tak mampu lagi. Kenapa Kiran! batin Ghea. Ghea yang benar-benar tak sanggup lagi, akhirnya menangis dalam diam. Dia menenggelamkan wajahnya di kedua lututnya.
"Lo kenapa? " Tanya Angga yang tiba-tiba saja datang.
"Kiran.. " Ucap Ghea sambil menatap ke arah Angga.
"Kiran? Kenapa? " Tanya Angga dengan wajah tanpa ekspresi.
"Kiran.. Jalan sama Ryan malam ini. " Jelas Ghea sambil memeluk kedua lututnya erat.
"Haha, biarin aja la.. Kita gak boleh ngekang dia lagi Ghey, lo harus sadar. Dia sendiri yang buat dirinya berubah. Udah, lo sabar aja. Kita cari cara, bukan menyerah sampai sini. " Ujar Angga sambil memberi tisu pada Ghea.
"Eh. Iya. Malem ini kita ketemuan yuk di kafe biasa. Ada Nathan juga kok. Dia bisa bantu kita. Kata dia sih.. Tapi gak jamin. Tumben lo ada tisu. Biasanya kere. " Ucap Ghea sambil tersenyum.
"Kok, tumbenan ada si Nathan. Lo suka ya sama dia. Astaga.. Jangan-jangan lo ada rasa lagi. Kok tiba-tiba bisa deket gini. " Ucap Angga sambil menampilkan gaya terkejutnya yang benar-benar lebay.
"Aiss, gak kok. Kok nuduh, gak mungkin gue yang benci bisa jadi cinta. " Ucap Ghea sambil memukul Angga yang sedari tadi menampilkan wajah terkejutnya itu.
"Ya elah, kayak kudanil aja, sekali mukul memar-memar tangan ane. " Jawab Angga sambil mengelus tangannya.
"Ihh, kayak banci deh. Eh lo ada tisu, dapet dari mana? " Tanya Ghea bingung.
"Lo sangka gue miskin banget. Lo tu ya, ngehina kayak gak ada akhlak. " Ujar Angga sambil menjitak kening Ghea. Ghea pun mengadu kesakitan.
"Siapa sangka kan.. Lo maling. " Ujar Ghea dengan tawanya tayang meledak-ledak.
"Mulut lo tu ya.. Habis makan cabe ya. Kok pedes banget sih. " Ucap Angga
"Haha. Gak kok, udah ah, gue mau pulang. Mau ketemuan buat nyelesain masalah. " Ujar Ghea lalu berjalan pelan meninggalkan Angga.
"Mo gue anter? " Tanya Angga lalu bersiap melangkah untuk mengambil motornya yang terparkir tak jauh dari mereka berada.
"Boleh la. Gue juga mau ngehemat energi plus uang jajan.. Hehe, " Ujar Ghea sambil cengar-cengir.
"Ya la tu. " Ucap Angga sambil menyalakan motornya.
Mereka berdua pun pulang bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMEONE
Teen FictionSeorang gadis yang terjebak dalam cinta 3 orang pria yang tulus mencintainya, berharap akan membalas, tapi dia pergi begitu saja dan meninggalkan bekas untuk ketiga pria tersebut. kembali pun tak ada gunanya, ia menyesal telah menyakiti orang-orang...