❤Ketulusan hati Angga

13 5 0
                                    

Hati-hati yang suka baper nih ya.. Hehe..



"Ghey... " Kataku lemas.
"Opo? " Kata Ghea sambil menatapku bingung dengan raut wajah menatap orang bodoh.
"Haaaa.. Jangan pandangin aku kayak gitu dong.. Kan malu. " Kataku sambil menutup wajahku.

Yah... Drama kami pun dimulai.
"Yayayaya.. Aku kan pacar kamu. Kamu lupa ya sayang. " Kata Ghea dengan nada manja dan tawa seperti titisan mak Lampir.
"Hehe.. Iya sayang.. Aku lupaa.. Maaf ya.. " Kataku sambil memeluknya.
"Haha.. Udah a.. Lama-lama lesbian kita. Hahah" Kata Ghea sambil memukul pundakku.
"Iye.. " Kataku sambil berbaring.

Baru 2 hari setelah pulang dari rumah sakit, aku tidak melihat tanda-tanda keberadaan Angga. Aku pun ingin bertanya pada Ghea.. Tapi aku merasa tidak pantas bertanya tentang kabar Angga...

Hari ini, hari Senin, hari dimana semua siswa dan siswi masuk ke sekolah dan mendengarkan celotehan kepala sekolah di saat upacara bendera.

Leherku yang sedari tadi pegal rupanya di ketahui oleh Ghea. Ghea pun menahankan punggung tangannya di leherku.

"Makasih sayang ku, hehe.. " Kataku kepada Ghea.
"Hiyaa.. " Kata Ghea.

Akupun mulai melihat sekeliling, Angga gak masuk?

Dalam benakku, ada apa ya dengan Angga...

Saat istirahat..

"Woy lagi mikirin apa seh anakku. " Kata Ghea sambil tersenyum.
"Mikirin... Eh.. Kamu janji ya... Jaga rahasia! " Kataku sambil menatap sinis ke arah Ghea yang biasanya tidak bisa jaga rahasia.. Huh.
"Helehh, pasti mikirin Brian? Justin? Jefry Nichol? Atau.. Apa tuh... Suzanna? " Kata Ghea sambil menatapku iseng.
"Bukan Gheaaa.. Astaga.. Lama-lama bisa sinting beneran nih. " Kataku sambil menepuk jidatku sendiri.
"Ya elah. Pasti mikirin Angga kan. Gak usah di boongin deh ni mamakmu. " Kata Ghea optimis.
"Bu.. Bu..bukan! " Kataku menyela.
"Haduhh, anakku cayang.. Gak usah tipu deh, aku nih lebih punya indera ke 6 loh. Haha. " Kata Ghea sambil menepuk pundakku.
"Terserah! " Kataku sinis.

Dalam hatiku. Aku benci tebakan Ghea.

Akupun berbaring diantara tanganku yang aku letakkan di meja. Rasanya malas sekali. Ada yang kurang dalam hidupku.. Ya.. Angga.. Kenapa aku tiba-tiba kepikiran dirinya ya.. Apa itu namanya jatuh cinta yang pernah Ghea bilang itu?

Aku pun bangkit dari meja dan kursiku. Dengan pelan berjalan ke arah WC. Ahh.. Terasa berat sekali. Hati, pikiran, badan. Apa lagi Ghea yang tiba-tiba hilang entah ke mana. Kepalaku benar-benar terasa berat. Dan akhirnya aku pingsan di tengah jalan.

"Kiran! " Kata Ghea sambil memangku kepalaku.
"Rann bangun! Hey. Astaga.. Kamu kenapa.. Lah.. Kan udah aku bilang, diem-diem aja di kelas. Haduhhh. " Kata Ghea mengoceh.
"Boleh aku bantu? " Tanya seseorang di belakang Ghea.
"Kalo mau bantu, gak usah di tanyain kali. Haduh diliatin aja bu.. Bukan di ban.. Tu.. In... " Kata Ghea terbata-bata.
"Ayo." Kata laki-laki itu.

Ghea mematung. Dia kembali Untuk Kiran?.. Ghea pun bahagia.. Akhirnya dia tidak pindah sekolah.

"Sebenarnya, aku gak akan pindah sekolah, cuma ada urusan keluarga. " Kata lelaki itu.
"Oh. Tapi pasti kamu tuh dateng ke sini buat lihat Kiran kan?  Haha.. Alasan aja urusan keluarga. Urusan hati pak de. Hahaha." Kata Ghea sambil ngakak tak karuan.
"Haha.. Iya sih.. Ini urusan hati. " Kata lelaki itu sambil melihat wajah Kiran.
"Loh. Kamu belum pulang nih? " Kata Ghea bingung.
"Ya sudah aku pulang dulu. Soalnya pasti di cariin. Haha. Ya udah bay mak Lampir.. " Kata nya sambil tertawa girang.
"Yaelah, kualat nanti baru tahu rasa lu. Ya udah bayy bebek imutku. " Kata Ghea.
"Tumben pakai lu.. Haha najis mak. " Kata lelaki itu sambil berlari.
"Heh, awas ya.. Kalo kau masuk, tak bikin pecel lele ntar. Huh harus banyak bersabar dan bersyukur. " Kata Ghea sambil tertawa.

"Kamu ngomong sama siapa Ghey? " Kata ku sambil menatap Ghea aneh.
"Eh, gak kok, aku ngomong... Hah.. Ya sama dinding.. Wah.. Mulus banget sih cat nya.. Ya dinding. " Kata Ghea gugup.
"Gak jelas. " Kataku.
"Ya sudah. Pulang yuk. Males nih lama-lama di UKS serasa jdi penunggu aja. Hahah" Kata Ghea.
"Terserah." Kataku.

Kami berdua pun berjalan keluar gerbang. Dan aku melihat sudah ada papa Ghea yang menunggu Ghea.

"Eh, aku pulang dulu ya Kiran.. Soalnya papa aku mau cepet.. Ya.. Ya.. Bayy babey kuh. " Kata Ghea sambil melambaikan tangannya lebay ke arahku.
"Ya.. Iya.. Gih sana. Bay juga mak Lampir.. Hahaha. " Kataku sambil membalas lambaian nya.

Ya aku sendirian. Aku menunggu jemputan dari mama. Tanpa aku sadari hari semakin sore. Aku yang bosan akhirnya menghabiskan waktu membaca buku ku.

"Perlu tumpangan untuk pulang? " Tanya seseorang.
"Gak usah. Aku dijem.. put.. Kok. " Kataku sambil melihat orang itu.
"Haha.. Oke.. Tapi aku gak bisa ninggalin kamu sendirian. " Katanya sambil duduk disampingku.
"Hemm... Kenapa kamu gak masuk? " Tanyaku.
"Lagi menyembuhkan urusan hati. Haha. " Katanya sambil menatap sendu ke arah langit.
"Oh.. " Kataku sambil melihat ke bawah.

Ada benda bening jatuh dari mataku. Aku merasakan apa yang dia rasakan. Ya.. Hati itu..

Suasana hening, sampai mamaku datang.

"Eh Angga, tadi katanya kamu mau jemput Kiran. " Tanya mamaku.
"Dia gak mau ikut aku tan.. Aku pulang dulu tante.. " Kata Angga kepada mama ku lalu pergi kearah mobilnya.

Aku dan mama pun saling menatap bingung. Lalu aku pun tanpa panjang lebar pulang bersama mamaku.

Ada apa ini Tuhan...




Dirumah Kiran*
"Tante.. Boleh ngomong sesuatu? " Tanya Angga gugup.
"Haha boleh kok, ada apa Angga? " Tanya mamaku.
"Gini tante.. Aku.. Mau melamar anak tante.. Kiran.. Jadi tunangan ku.. Tapi aku ragu karna aku pernah bilang ini ke dia.. Tapi aku baru saja bilang tentang perasaan ku.. Langsung di tolak.. " Kata Angga panjang lebar.
"Haha.. Masalahnya ini hati Kiran nak Angga.. Tante sih kasih izin kok ke kamu.. Asal kamu ngelindungi anak tante Kiran dengan baik. " Kata mamaku sambil menatap Angga.
"Wah.. Terima kasih tante.. Saya janji.. Saya akan benar-benar ngelindungin Kiran. Saya juga berusaha berhasil dan sukses baru melamar dia untuk menikah sih tan.. " Kata Angga malu-malu.
"Hahaha.. Kamu ini baru SMA aja udah kepikiran gitu. Tante suka loh. Haha.. " Kata mamaku.
"Haha.. Iya tante makasih.. Aku pulang dulu ya.. Sekalian jemput Kiran.. Itu pun kalau dia mau... " Kata Angga ragu.
"Hmmm.. Tante akan jemput dia kalo kalian sudah lama gak pulang-pulang. Ya Kiran kan mudah ngambek.. Jadi gak usah bingung lagi sih tante.. Hahaha.. " Kata mamaku sambil tertawa.
"Iya tante.. Ya udah aku pergi dulu.. Sampai jumpa lagi tante.. " Kata Angga pamit.
"Iya.. Hati-hati ya.. " Kata mamaku.





Di dapur*
Angga memang punya hati yang tulus kepada Kiran... Tapi, sayang aku tidak bisa tahu perasaan anak ku sendiri.. Kiran.. Batin mamaku.


Dalam kamarku*
Kenapa ya Angga datang ke sini. Apa dia benar-benar tulus ya... Batinku.


Dijalan raya*
Kiran.. Wanita yang selamanya akan ku tunggu. Akan ku buktikan ketulusanku. Batin Angga.

SOMEONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang