❤Masa Lalu Ghea

9 5 0
                                    

Yah.. Disinilah aku mulai lelah..

Semenjak aku dan Angga tidak banyak berkomunikasi, Angga semakin rajin datang ke rumahku walau hanya berbincang dengan mamaku.

Ada apa ini, tumben saja mama bisa deket gini sama temen cowok ku, batinku..

"Maa, hari ini Kiran mau keluar bentar sama Ghea. Boleh kan? " Tanyaku saat mama sedang berbincang dengan Angga.
"Saya Ghea aja? Angga gak di ajak ya sayang? " Tanya mama.
"Ma... Ini khusus untuk cewek-cewek aja. Ih.. Mama gimana sih. Nanti juga, Angga mau ngapain kalo kami ada kegiatan. Terus kalau kami ngomong tentang hal-hal berbau cewek, Angga gak akan nyambung mama... " Kataku panjang lebar.
"Haha.. Ya sudah deh. Kok kamu emosian sih Kiran, susah dapet jodoh loh nanti. " Kata mama menggodaku.
"Aiss, mama nih, aku gak akan tergoda. " Kataku sambil berlari ke kamarku.

Dalam hatiku...
Kenapa sih Angga harus datang???

Aku pun akhirnya pergi jalan-jalan bareng Ghea.

"Ghey, aku rasa.. Cuma kamu deh yang mau temenan sama aku. Banyak orang merasa kalo aku membunuh Lena. " Kataku sambil meneteskan air mata.
"Heleh, pakai ati amat dek. Haha. " Kata Ghea.
"Tapi.. " Kataku pelan..
"Stttt, kita nih jalan-jalan buat heppy bukan nangis-nangis sayang... Astaga." Kata Ghea sambil menatapku.
"Tapi.. Masa lalu itu..Kebayang Ghey. " Kataku putus asa.

Ghea terdiam.. Dan kami berdua pun saling diam sampai kami kembali ke rumah masing-masing, tak banyak yang aku bicarakan selama pulang.

Dan aku tahu.. Ghea teringat sesuatu.

"Ran tunggu! " Kata Ghea.
"Apa? " Tanyaku heran.
"Boleh kita ke bukit bentar? "
"Mau ngapain Ghea, udah hampir magrib. " Kataku sambil melihat ke langit.
"Plis.... Boleh ya.. Ya.... Ayo Kiran... " Pinta Ghea.
"Ya udah. Ayo. "

Kamipun berjalan kaki ke bukit karna jarak nya tidak terlalu jauh dari rumahku.

"Ghey, aku tenang di sini.. Kamu? "
"Ran, aku punya kisah yang mungkin bakal buat kamu ngerasa aku ini pembunuh. " Kata Ghea sambil merenung.
"Haha.. Kamu boong kan Ghey? " Kataku tak percaya.
"Terserah sih kamu mau percaya atau nggak.. " Kata Ghea.
"Coba ceritain! " Kataku.
"Ran, kamu hidup diantara orang-orang yang penuh cinta. Mulai dari mama kamu, papa kamu, bahkan.. Angga. " Kata Ghea.
"Lalu? " Tanyaku bingung.
"Kamu gak akan percaya. Mama aku sibuk sama adik aku, papa aku sibuk dengan pekerjaan. Bahkan.. Aku sendiri gak tau aku anak siapa... " Kata Ghea parau..

Aku tahu Ghea sudah hampir menangis. Akupun mendekatkan diri dan memeluk Ghea.
"Ghey, kamu tahu gak... Kamu tuh bukan gk ada cinta dan kasih sayang.. Tapi kamu lebih istimewa dari aku. Kamu mandiri dan dewasa Ghey. " Kata ku menyemangati.
"Kiran. Aku ingin sekali, kamu tahu masa laluku. Aku membunuh temanku Kiran... " Kata Ghea sambil mengeratkan pelukannya.
"Coba ceritakan pelan-pelan.. " Kataku..
"Ran, dulu aku punya teman namanya.. Desi.. Desi ini orangnya baik banget, terus di ninggalin aku karna punya teman baru namanya Ayu. Ayu ini membuat hubungan aku dan Desi renggang. Aku gak tahu kenapa ini terjadi, tapi karna aku tak tahan akan celotehan mama dan papaku yang memaksaku untuk mendapat beasiswa pun, aku lampiaskan ke Desi. Aku menyesal, walau Desi telah memaafkanku, tapi sampai sekarang aku gak boleh ketemu Desi lagi. Dia hanya patah tulang, tapi penyesalanku lebih dari itu Kiran .. " Kata Ghea sambil menangis tersedu-sedu.
"Sabar Ghey, kamu kan gak tahu jawaban dari Desi.. Kamu juga gak tahu kan Desi menjauh karna apa? " Tanyaku.
"Ya aku tahu.. Dia menjauh karna aku sibuk akan diri sendiri untuk mengejar beasiswa itu. Aku bosan, aku butuh teman Ran, aku bukan pembunuh. Aku bukan pembunuh. " Kata Ghea sambil menepuk-nepuk dadanya.
"Ghey, cukup! " Kataku.
"Kenapa? " Tanya Ghea.
"Kita sama-sama punya masa lalu yang kelam, cukup kita yang merasakannya sampai sekarang dan dia yang kita cintai jangan sampai merasakan. " Katamu sambil menahan tangisku.
"Kiran.. Kamu baik banget, mau nerima aku.. Dulu saat aku nyeritain ini, orang-orang gak mau dekat denganku karna trauma tentang isu aku membunuh. " Kata Ghea.
"Astaga. Udah-udah... Cup-cup.. " Kataku meredakan tangis Ghea.

"Pulang yuk. " Kataku setelah Ghea tenang.
"Kiran.. Tunggu.. " Kata Ghea sambil menahan tanganku.
"Why? "
"Kiran.. Aku mau cerita tentang Angga. " Kata Ghea.
"Ada apa ya? " Tanyaku heran.
"Angga, Angga menyukai kamu. " Kata Ghea terbata-bata.
"Terus? " Tanyaku.
"Kamu gak ada respon kah? " Tanya Ghea bingung.
"Harus gimana responnya? " Tanyaku balik.
"Idih, nih temen bego atau apa ya.. Hahaha.. Belum pernah jatuh cinta? Pacaran? Ngerasain suka sama orang? " Tanya Ghea.
"Belum.. " Kataku pelan.
"Astaga... " Kata Ghea menepuk jidatnya.
"Emm.. "
"Ya udah deh, nih ya.. Angga itu ngelamar kamu loh. Lewat mama kamu.. " Kata Ghea semangat.
"Habis itu? "
"Ya.. Tinggal tunggu tanggal nikah aja.. Hahaha" Kata Ghea meledek.
"Hahh... Enak aja.. " Kataku sambil memukul tangan Ghea.
"Haha.. Habis, ngomong sama kamu tuh Ran, butuh tenaga ekstraa.. " Kata Ghea sambil tertawa.
"Aiss.. Ya ya. Terserah. " Kataku sambil tersenyum.

Apa? Angga? Lamaran? Nikah? What?
Batinku.

Aku yang sedari tadi mengajak Ghea pulang, akhirnya dapat pulang dengan tenang walau sebelumnya di olok habis-habisan oleh Ghea.

Dasar tuh orang, nanti aku olok balik. Batinku.

Aku pun membuka pintu rumah.. Sepi.. Tapi ada bunyi di dapur.. Aneh.

"Maa.. Kiran pulangggg.. Paaa, Kiran pulangg. " Teriakku.
Kok sepi amat sih. Batinku.

"Mama di dapur sayangg.. Sama papa juga. " Teriak mama dari dapur.
"O.. Ya.. Bentar aku ganti baju dan mandi air hangat dulu. " Kataku sambil berkemas di kamar.

Setelah 30 menit, aku keluar dari kamar. Dan mulai menyusuri dapur untuk makan bersama mama dan papa, tapi...

"Eh Kiran.. Hai.. "Sapa Angga.
"Hai juga. " Balas ku.
"Ma.. Mama kok gak bilang kalau ada tamu. " Tanyaku.
"Maaf ya.. Mama maunya sih Angga nginep di rumah ini, anggap aja mama ini mamanya di rumah. Soalnya mama suka banget ngobrol sama angga. Seru. " Kata mama ku panjang lebar.
"Oh.. Hah. Angga tinggal di sini tidur di mana ma? " Tanyaku.
"Dia bisa tidur di kamar samping kamarmu Kiran. " Kata papaku yang sepertinya sangat mendukung ide mamaku ini.
"Yah terserah deh. " Kataku bosan.
"Ayo.. Kita makan.. Ayo-ayo. " Kata mama.

Aku dan keluargaku pun makan dengan tenang dan seperti biasa walau ada tambahan 1 orang.

Kenapa Angga bisa di izinkan tidur di sini sih.. Dia kok bisa deket gini sama mama dan papa.. Ada apa ya..? Batinku.

"Ya udah ma. Aku udah selesai makannya, aku mau belajar terus tidur. " Kataku.
"Ya sudah, yang rajin ya sayang.. Mama dan papa juga mau nonton. Eh Angga sekalian temenin Kiran di kamar nya ya. " Kata mama ku.

Aku yang terkejut spontan ingin memarahi mama.. Untung saja ada papa. Terserah mama deh.

Ralat ya.. Untuk bulan Mei, tanggal 24 adalah hari terakhir aku publikasikan cerita aku. Jadi baru di awal Juni aku publikasi lagi cerita baruuu yang asik-asik  pokoknya.
~~~~~berlanjut ke kisah berikutnya ya.. Kayaknya bakal lama deh. Juni lagi ya aku publikasikan cerita baruku yang nguras emosi nya.. Soalnya lagi fokus ke satu hal nih. Aku tentuin tanggalnya 20 Juni ya. Siap-siap dengan cerita baruku! 

Daa.. Sampai jumpaa!!!!
Zai jiann!
Xie-xie..
Vote & Comment

SOMEONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang