❤Teman atau Musuh?

10 5 0
                                    

Pagi-pagi sekali, Kiran datang ke sekolah dengan rambut di kucir satu dan identik dengan seragam dan rok warna cream milik sekolahnya.

"Kok muka aku serasa aneh ya? " Tanyaku pada diri sendiri saat berkaca di wc utama dekat pos satpam.
"Lepas atau kuncir? " Tanya ku lagi
"Dilepas aja, cantikan gak usah kuncir. " Kata seorang pria di belakangku yang aku kenal sebagai Angga.
"A-angga? " Tanya ku terbata-bata.
"Apa? " Tanya Angga balik dengan nada datar.
"Gak apa-apa. " Kata ku singkat lalu pergi meninggalkan Angga.

Astaga, kenapa Angga? Tumben dia cuek abis. Batin ku..

"Tunggu! " Teriak seseorang dari belakangku ketika aku sedang berjalan cepat.
"Apa? " Tanyaku.
"Lo marah? " Tanya Angga dengan mata yang menatap ku dalam.
"Gak kok Angga, aku mau cepet-cepet ke kelas.. Maaf, " Kata ku sembari berlari lebih kencang.
"Hey! Tunggu Kiran! " Teriak Angga sekali lagi.
Aku menoleh dan terdiam di tempat.
"Gue gak musuhin lo atau Ghea, tapi gue lagi nyusun rencana buat bongkar masalah pertemanan. Plisss Kiran, bantu gue. Jangan buat gue merasa bersalah kayak gini. " Kata Angga sambil memasang wajah yang penuh harap.
"Ya.. Ya sudah.. " Kataku lalu meninggalkan Angga sendirian.

Aku tahu ini keterlaluan, tapi sepertinya Angga punya masalah masing-masing dengan temannya dan aku beserta Ghea tidak boleh ikut campur.

Sesampainya di kelas, aku langsung mencari Ghea yang hilang entah kemana. Lalu aku pun pergi ke wc untuk merapikan rambutku lagi yang di terpa angin karna menghindari angga.

"Kiran... " Suara perempuan memanggilku dari belakang.
"E-Elena? " Tanya ku dengan semua ketidakpercayaan ini.
"Iya, ini aku. Balik ke kelas yuk. Kamu pindah kelas karna di bully dan di tuduh bunuh aku? " Tanya Elena.
"Enggak, kamu bukan Lena! " Teriakku yang otomatis membuat wanita di depan ku pucat.

Lalu wanita yang mengaku Elena itu pergi meninggalkan ku. Memang wajahnya persis, tapi aku masih ragu, karna Elena mengalami keretakan pada bagian kepala dan pendarahan hebat di kepala.

Aku yang masih terdiam di depan cermin wc pun merasa ini nyata. Elena hidup kembali.

Setelah kejadian itu, aku mulai menjaga diri dari dunia luar dan selalu bersama Ghea.
"Ghey, kamu tahu gak? Aku ketemu Elena tadi di wc. Apa bener itu dia? " Tanyaku sembari menatap kursi Angga yang kosong.
"Mungkin kebawa suasana kali, kan biasa aja kamu ngerasa kayak dia, tapi bukan dia sebenarnya, " Kata Ghea yang sibuk menulis catatan..
"Iya juga sih. Aku jadi galau.. " Kataku sambil menangis di atas meja.

"Jangan nangis, gue gak suka. " Kata seorang pria yang berada di belakangku.
"Angga? " Tanya Ghea heran, lalu menatapku.

Aku pun terkejut lalu bangun dan membersihkan sisa air mata.

"Gangguin aja, " Kataku sambil memasang wajah kesal pada Angga.

Lalu Angga langsung pergi meninggalkan kami berdua lagi. Entah kenapa dia mulai bergaul dengan Steven dan Nichol. Aneh! Bagas pun di tinggalkan oleh Angga...
Dia kenapa?

----
Ujian akhir semester sudah hampir dekat, Kiran dan Ghea terlihat sangat sibuk mempersiapkan ujian mereka..

"Ghea, astaga.. Soal kisi-kisi nya susah yaa. " Kata ku sambil menatap kerjaanku sndiri.
"Iya nih, gurunya gimana sih. Kita kan baru kelas 10. Malah cepet banget deh UAS nya. " Kata Ghea sambil mencoret-coret kertas matematika nya.
"Haa.. Ketemu nih, ini nih jawabannya C deh, Iya gak? " Tanya ku sambil memperhatikan kembali soalku.
"Ini betul kayaknya, Ran. " Kata Ghea.

Tak terasa ujian akhir semester telah berjalan lancar dan hari ini adalah hari terakhir.
"Aku gak kepikiran kalo soal pak Reza bisa segitu parahnya. " Kata Ghea sambil memegangi kepalanya yang terasa berat.
"Haha, iya.. " Kataku sambil menatap bukuku kembali.

SOMEONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang