❤Kebenaran yang Sebenarnya

13 4 0
                                    

Drett, drettt, drett...

Hallo?

Iya, halo. Kenapa Angga?

Eh, Ghea, gue mau ngomong sama lo dan Kiran besok. Di taman sekolah. Bisa?

Gue sih bisa-bisa aja. Kirannya yang gue gak tau.

Oh.. Ya udah. Ada rahasia yang gue dapet selama bisa temenan sama si Steven dan Nichol nih. Dan maaf sebelumnya, gue memang awalnya musuhan sama Bagas. Tapi akhirnya gue tahu.. Mana pergaulan yang bener dan mana yang salah.

Oh.. Bagus dong lo nyadar. Gue sih dukung-dukung aja. Gue usahain bisa ketemu sama lo besok. Soalnya gue mau ke Singapura.

Hah. Lo mau ninggalin Kiran?

Nggak la.. Papa gue mau operasi dan gue juga harus ikut ke sana.

Oh.. Gitu. Ya udah deh. Gue doain semua berjalan lancar ya.. Amin..

Amin.. Makasih Angga. Lo emang sahabat terbaik gue. Haha.

Ini nih, kalo muji-muji pasti lagi mau sesuatu.

Ya.. Elo peka rupanya. Haha. Ya.. Gue mau lo jaga Kiran.

Iya.. Gue bakal jagain dia setelah kasus tuduhan ini benar-benar selesai. Karna Kiran pasti masih sedih dan takut kalo masalah ini belum selesai-selesai.

Iya gue tahu.. Dan gue rasa sih.. Dia punya Elena.

Iya. Tapi Ghey.. Asal lo tahu, Elena itu hanya di beri waktu gak panjang sama Tuhan. Dia mungkin gak akan tahan sampai 1 tahun. Soalnya pendarahan otaknya itu mematikan beberapa sarafnya dan katanya ada sebuah tumor yang muncul di otaknya. Itu sih berita dari Steven dan Nichol. Dan mereka lagi ngerencanain sesuatu. Dan lo harus tahu beserta Kiran juga biar jaga-jaga.

Iya. Gue bakal paksa Kiran ikut deh kalo gitu. Haha. Tapi kasihan ya sama Elena.. Berusaha bertahan hidup untuk temennya yang paling dia sayang biar bisa hidup bahagia tanpa tekanan.

Iya. Gue juga takjub ama si Elena.

Haha. Ya udah. Gue mau tidur ni. Bay!

Iya ratu. Haha. Maaf hamba mengganggu.

Alah, bocah gak ada akhlak. Haha

Baik ratu. Haha.

Aiss. Udah gue tutup teleponnya.

Iya. Sampai besok Ghey!

Ya..

Ghea pun mematikan teleponnya. Dia harap, rencana dia dan Angga ini berhasil untuk membuat Kiran kembali tenang tanpa tekanan dari tuduhan pembunuhan itu.

----
Keesokan hari di waktu istirahat..

"Kiran! " Teriak Ghea sambil berlari kearahku.
"Apa Ghey? " Tanyaku bingung.
"Ke taman yuk bentar ada sesuatu yang harus kamu tahu dan ini penting banget.. Yaa.. Pliss. Ikut aku. Ya.. " Ucap Ghea sambil menarik tanganku.
"Aduh.. Iya bentar lagi nulis catetan nih.. Sabar. " Kataku sambil mempercepat gerakan menulis ku.
"Oke." Kata Ghea lalu duduk di kursinya lagi.

"Udah! " Kataku sambil merapikan buku-buku.
"Udah? " Tanya Ghea lagi.
"Iya. Ayo! " Ucapku sambil bangkit dari kursi dan keluar dari kelas.

Begitu juga dengan Ghea yang langsung mengambil ancang-ancang pergi ke taman.

---
Akhirnya kami sampai ke taman sekolah dan duduk di kursi panjang.

"Ngomong apaan? " Tanyaku sambil melihat Ghea yang sedang kelihatan mencari orang.
"Bentar." Kata Ghea lalu melambaikan tangannya.
"Ya udah. Eh kamu jadi pindah? Kapan persiapan suratnya? " Tanyaku sambil melihat siapa yang datang.
"Ya jadi dong. Eh, ini Kiran, Angga mau ngomong sesuatu. " Kata Ghea lalu mempersilahkan Angga duduk disampingku.
"Permisi ya. Jangan galak dulu. Ini masih Angga yang dulu. " Kata Angga lalu menyipitkan matanya ke arah ku.
"Ada apa? " Tanyaku.
"Gini, rupanya gue selama ini gak sia-sia buat berteman dekat sama Nichol dan Steven. Mereka benar-benar percaya 100% sama gue buat ngecelakain kamu sama Elena. " Kata Angga lalu berhenti sejenak.
"Terus? " Tanyaku lagi.
"Terus, gue ada ngerekam suara mereka yang menyerahkan diri karna ngomong jujur soal kecelakaan yang dialami Elena dulu. Jadi mereka yang buat Elena setres dan bisa bunuh diri, mereka juga yang buat isu kalo kamu yang membuat Elena bunuh diri. Mereka main bales dendam karna kamu gak nerima Steven yang ngejar kamu Kiran. Lalu.. Yang terakhir ini.. Elena.. " Kata Angga terpatah-patah.
"Apa.. Elena kenapa? " Tanyaku gelisah.
"Elena.. Gak bisa hidup lebih lama. Dia maksa sekolah lagi.. Karna nggak mau kamu di gangguin lagi sama Steven. Dan dia rela buat nemenin kamu dan melupakan kesakitannya. Dia rela banget bersama kamu buat ngehabisin waktu-waktu terakhirnya. Gitu aja.. " Kata Angga lalu berganti posisi dengan Ghea yang sedari tadi berdiri.
"Udah paham kan Kiran, selama ini kami memang bikin rencana kayak gini karna mau ngebongkar masalah ini. Kami gak mau kamu di tuduh pembunuh. Dan sebagainya, kami mau kamu hidup tenang dan tanpa tekanan. " Kata Ghea sambil memelukku. Lalu melepas pelukan karna aku yang menyuruhnya.
"Terus. Yang Angga temenan sama Bagas itu, itu juga pura-pura? Terus Elena kenapa gak bisa hidup lama? " Tanya Kiran dengan nada parau.
"Emm.. Gue sih, udah tahu mana yang bener dan mana yang salah dalam pertemanan. Kalo gue temanan sama Nichol dan Steven, kayaknya gue bakal jadi orang gak bener. Dan gue udah mau berubah jadi orang baik-baik. Terus gue temenan aja sama Bagas, dan dia mau kok nerima gue dan maafin kesalahan gue. Lali, yang tentang penyakit Elena.. Akibat dari pendarahan otak itu, hidup dia gak bisa lama karna muncul tumor yang menyerang otak dia. Dan kemungkinan hidup selamanya itu kecil. Hanya paling 1 tahun jangka waktu hidupnya. Tapi kita juga gak tau, soalnya itu rahasia dan takdir Tuhan. Yaa.. Kira-kira kata orang udah dari sananya. " Kata Angga sambil meminum minuman yang sedari tadi dia bawa.
"Emm.. Oh.. Jadi.. Lena.. " Kataku sambil menangis pelan.
"Yang sabar ya Kiran.. Kamu kuat kok.. " Kata Ghea sambil mengelus pundakku.
"Aku udah sabar kok. Aku rela banget ngehabisin waktu-waktu terakhir bersama Elena. Karna dia harus bahagia. " Kataku sambil tersenyum.
"Ya udah kalo gitu, gue mau ke kepsek. " Kata Angga lalu meninggalkan kami.
"Loh, Angga mau ke kepsek ngapain? " Tanyaku sambil memperhatikan Angga dari jauh.
"Mau nge bongkar aib jahat si Nichol sama Steven. " Kata Ghea lalu mengajakku kembali ke kelas.
"Oh.. Oke. " Kataku sambil menuruti kemana arah Ghea membawaku.

---
Dikantor kepsek..
"Ini pak. Bener gak selama ini. Steven dan Nichol itu punya niat jahat pak. " Kata Angga sambil mematikan rekaman suara yang semalam dia ambil.
"Oh.. Iya.. Kalau begitu, bapak akan mengambil jalan yang benar untuk menyelesaikan masalah ini. Terima kasih infonya ya.. Kamu memang anak baik. " Kata pak Herman selalu kepala sekolah.
"Iya Pak. Terima kasih banyak. Kalau begitu saya kembali ke kelas dulu pak.." Kata Angga sambil beranjak dari kursi.
"Iya Angga.. Sama-sama, silahkan.. " Kata pak Herman.
"Baik Pak.. Selamat siang.. " Kata Angga lalu keluar dari ruangan.
"Siang." Kata pak Herman singkat.

Tak lama setelah pengaduan Angga.

Perhatian, kepada siswa yang bernama Steven dan Nicholas kelas 11 IPA 2. Silahkan menghadap kepala sekolah sekarang.

Diulangi, perhatian kepada siswa yang bernama Steven dan Nicholas kelas 11 IPA 2. Silahkan menghadap kepala sekolah sekarang. Terima kasih.

Bunyi yang berasal dari UKS itu benar-benar membuat Kiran bahagia. Pasalnya dia memang ingin masalah ini terbongkar, karna dia tidak ingin di katakan sebagai pembunuh.

"Eh, Ghea.. Sebelum kamu pergi ke Singapura. Kita kumpul ke kafe kemarin ya. Ajak Angga juga. " Kata ku sambil memasukkan buku ke dalam tas.
"Iya. Eh kamu gak ajak Elena? " Tanya Ghea lalu melihat ke bangku Elena. Kosong.
"Iya, udah aku ajak.. Tapi dia bilang kepala dia pusing. Mungkin kelelahan.. Jadi dia ke UKS bentar. " Kataku sambil membantu membereskan buku Elena.
"Oh.. Ya udah, aku ke kelas Angga dulu. " Kata Ghea lalu pergi ke kelas Angga.

----

"Serius, Kiran ngajak ke kafe? " Tanya Angga sambil menyipitkan matanya.
"Iya Angga. Kok lo gak percaya amat. Ya udah gue bilang ke Kiran kalo lo gak mau ya. " Kata Ghea lalu berjalan kembali ke kelasnya.
"Eh.. Gak.. Gue mau kok. Jam berapa?" Tanya Angga.
"Jam 5 lah palingan. " Kata Ghea lalu melanjutkan langkahnya.
"Oh. Oke. " Kata Angga lalu berjalan pulang mendahului Ghea.

---
Dikafe kemarin..
"Kiran, cepet banget datengnya.. Aku aja baru dateng. " Kata Ghea lalu duduk di kursi sebelahku.
"Iya dong, kan aku yang ngajak kalian. Jadi aku harus tepat waktu. Hehe. " Kata ku sambil memesan minuman.
"Maaf baru dateng. Di luar agak mendung soalnya, jadi galau gonta-ganti kendaraan. " Kata Angga lalu duduk di kursi depanku.
"Oh. Iya gak apa-apa. " Kataku sambil melanjutkan memesan minuman.
"Eh, pesen yang sama aja ya. " Kata Ghea.
"Oke." Kataku dan Angga serempak.

Malam itu, malam terakhir Ghea menghabiskan waktu bersama kami.  Mungkin akan banyak kenangan yang akan tergores nantinya. Amat kehilangan.. Itu yang aku rasakan.. Tapi.. Selamat bertemu lagi Ghea...

Kami pun bercanda tawa tanpa ada beban di malam itu. Sekitar pukul 7 malam, kami pulang ke rumah masing-masing. Ghea pun berencana untuk pulang kerumah duluan tapi dia ingin mampir ke toko boneka dekat kafe. Aku yang pergi ke toko buku dekat kafe sambil membeli amplop dan kertas surat beserta 3 buku tulis dan sebuah novel untuk di hadiahkan. Sedangkan Angga, dia menunggu kami di depan kafe. Karna jarak toko buku dan toko boneka tidak jauh. Jadi Angga enggan mengikuti kami. Dan lebih baik di menunggu saja.

"Udah ni. Aku pulang dulu ya Kiran. " Kata Ghea sambil melambaikan tangannya.
"Iya.. See you! " Kataku sambil melambaikan tangan juga.
"Mau pulang bareng gak? " Tanya Angga.
"Emm. Ayo. " Kataku sambil mengikuti Angga naik ke mobilnya.

Suasana senyap, karna aku sedang sibuk memikirkan apa isi surat yang akan aku berikan ke Ghea. Aku pasti sangat merindukannya. Semoga kami bisa bertukar surat..

SOMEONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang