❤Rasa dan Rahasia

6 3 0
                                    

....

"Ghea, tugas lo yang matematika udah belom? " Tanya Angga sambil bersiap untuk menyalin.
"Udah. Tuh ambil aja. " Ujar Ghea lalu sibuk memakan siomay nya.
"Eh, kok ini kayak bukunya Kiran? " Tanya Angga karna amat-amat penasaran.
"Haha, itu emang bukunya Kiran. " Jawab Ghea dengan sedikit tertawa.
"Ya elah. Nanti kalo gue di bunuh gimana? " Tanya Angga dengan raut wajah yang tidak dapat di jelaskan.
"Haha, tenang kok. Gue tadi juga minjem punya dia. Jadi dia gak akan tau kalo lo ada nyalin punya dia juga." Jelas Ghea hingga membuat Angga hanya menganggukkan kepalanya.

***

Dirumah Kiran...
"Nak, makan dulu nih. " Ujar mama Kiran sambil membawa 3 piring nasi goreng.
"Iya ma.. " Jawab Kiran saat sedang menuruni tangga.

"Loh, ma.. Mama ada lihat buku tugas matematika Kiran gak? " Tanya Kiran dengan wajah pucat.
"Gak ada kok. Mama hanya nyapu lantai kamu aja. Kan kemarin-kemarin rumah kita sepi sayang.. " Jawab mama Kiran.
"Loh.. Maa, buku Kiran hilang. " Ujar Kiran dengan setengah panik.
"Coba kamu tanya Ghea dulu. Siapa tahu dia pinjem kemarin. " Ujar mama Kiran tenang.
"Oh.. Oke ma. " Jawab Kiran lalu menelepon sahabatnya itu.

Hallo dengan Ghea di sini,
Ada yang bisa di bantu?

Ghey, jangan main-main.

Eh.. Iya-iya..
Ada apa.

Buku matematika aku ilang.
Kamu ada minjem?

Ada kok. Haha.
Kamu lupa ya.

Hah?!?
Ya udah deh. Mungkin aku lupa.
See u.

See you toooooo.

Setelah Kiran menelepon Ghea, dengan sigap dia memakan nasi gorengnya hingga habis tak bersisa.

"Maa, Kiran pergi dulu.. Umuach. " Ucap Kiran lalu berjalan di belakang ayahnya.
"Iya. Hati-hati. " Ucap mama Kiran sambil melambaikan tangan.

Kiran sudah berangkat kesekolah sekarang. Waktu menunjukkan pukul 06.50. Yang artinya, 10 menit lagi Kiran akan masuk sekolah.

"Pa.... Macet nya parah ya? " Tanya Kiran gelisah.
"Nggak kok. " Jawab papa Kiran dengan tenang.

Kiran pun mulai panik. Waktu semakin cepat berputar. Kini sudah 06.55..

"Pa, Kiran jalan kaki aja ya. Kan udah deket. " Pinta Kiran sambil mengambil ancang-ancang.
"Ya sudah.. Hati-hati ya sayang.. " Ucap papa Kiran.
"Iya pahh.. Daaa" Ujar Kiran lalu berlari keluar dari mobil.
"Daaa" Ucap papa Kiran.

Kiran pun berlari agak kencang. Jantungnya berdegup kencang. Ketika telah sampai gerbang. Hatinya pun mulai tenang. Karna dia hanya butuh waktu 3 menit untuk sampai di gerbang. Waktu pukul 06.59..

Kiran pun berjalan masuk ke dalam sekolahnya dengan santai.

"Hey." Ucap seseorang dari belakang.
"Ya? " Tanya Kiran sambil membalikkan tubuhnya.
"Lo Kiran kan? "
"Iya. Ada apa ya? " Tanya Kiran dengan sedikit gelisah.
"Gue Ryan. Carolus Ryan Giantara. " Ucapnya sambil memberikan tangannya kedepan.
"Aku Kiran. Kirana Reiyatri. Kamu anak baru? " Tanya Kiran dengan sedikit gugup.
"Aku sih udah agak lama sekolah di sini. Kamu aja yang baru lihat. Salken ya Kiran cantik. " Ucap Ryan lalu berjalan mendahului Kiran.
"Eh." Ucap Kiran bingung.

Sebenarnya orang itu kayak sok kenal. Batin Kiran. Lalu dia berjalan menuju kelasnya.

Untung saja, guru belum memasuki kelas Kiran, jadi Kiran datang tepat waktu. Dia pun langsung meminta keterangan pada Ghea yang meminjam bukunya.
"Ghey, kok kamu pinjem buku aku, tapi aku gak tau. " Tanya Kiran amat bingung sambil menatap Ghea dengan tatapan menyelidiki sesuatu.
"Ya elah, kamu tuh ya.. Udah pelupa ya.. Kan kamu yang ngasih pinjem. " Balas Ghea dengan wajah malas.
"Hah?! " Pekik Kiran sambil membuka mulutnya.
"Iya Kiran cantik. " Ujar Ghea sambil mencubit hidung Kiran.
"Jangan gitu la.. Aku jadi keinget sesuatu. " Ujar Kiran sambil mempersiapkan bukunya di atas meja.
"Keinget? Sama siapa? Sama apa? " Tanya Ghea penuh rasa penasaran.
"Kepo.. " Ucap Kiran sambil tertawa.
"Halah. Palingan kakel gak jelas itu kan. Siapa tuh.. Nathaniel itu kan? " Tanya Ghea dengan wajah kesal.
"Kamu nih, sok bener aja. Bukan lah. " Ujar Kiran sambil menghela napas panjang.
"Loh. Jadi siapa? " Tanya Ghea sambil sedikit memajukan wajahnya.
"Kamu tahu Ryan? " Tanya Kiran.

Tiba-tiba Ghea langsung teringat apa yang di katakan oleh Nathaniel.
"Ryan? " Tanya Ghea lagi sambil menggaruk lehernya.
"Iya.. Tadi dia minta kenalan sama aku.. Ya aku terima la salam kenalnya.. " Ucap Kiran dengan santainya.
"Hah.. Kamu gak boleh. Eh.. Maksud aku, gak boleh kenal sama orang yang tiba-tiba sok kenal sok deket. Kamu harus bisa jaga diri Kiran. Nanti kamu kenapa-kenapa. " Ujar Ghea penuh ketakutan.
"Loh.. Emangnya Ryan pembunuh? Penculik? " Tanya Kiran sambil menahan dagunya dengan kedua tangan.
"Haduhh.. Anak kecil gak boleh tau. " Jawab Ghea sambil terus terngiang-ngiang dengan apa yang di katakan oleh Nathan.

Malam itu.. Ketika Kiran masih terbaring lemas di rumah sakit.. Ghea dan Nathan meluangkan waktunya untuk menunggu Kiran.

"Lo nungguin Kiran sampai bangun? " Tanya Ghea kepada Nathaniel yang sedang melihat keluar jendela.
"Lo juga nungguin Kiran? " Tanya Nathaniel sambil melihat Ghea. Ghea pun menjadi gugup. Jantungnya berdegup kencang.
"Emm.. Iya. Gue mau.. Tanya.. Tentang temen lo.. " Ujar Ghea dengan sedikit takut.
"Haha biasa aja kali. Gak usah takut. Gue gak jahat kok. Tenang. Ryan maksud lo? " Tanya Nathaniel dengan menaikkan sebelah alisnya.
Ghea hanya mengangguk dan melihat wajah Nathaniel yang di sinari cahaya redup bulan yang membuatnya semakin maskulin.
"Gue tuh, di tikung sama Ryan. Soalnya semua gebetan gue selalu di embat dia. Gue sih keselnya bukan karna di tikung. Tapi, dia menggunakan pacarnya sebagai mainan. Setelah mereka udah gak berguna, mereka bakalan di buang. Dan gue takut.. Kiran jatuh ke tangan Ryan yang playboy. Itu aja sih alasan gue. Makanya, lo sebagai temennya harus bisa jaga dia. Inget. Ryan itu punya cara-cara licik buat mengundang dan menarik mangsanya. Kalo udah dapet, bakal susah lepas. " Ucap nathan dengan raut wajah menyeramkan.
"O-h.. Oke. " Jawab Ghea dengan penuh ketakutan.
"Jadi Ryan itu pernah ngehamilin cewek? " Tanya Ghea dengan polosnya.
Nathan yang mendengar pertanyaan itu pun langsung tersedak air liurnya sendiri.
"Gue sih gak tau. Pokoknya semua cewek yang kenal dia, pas diputusin sama dia, bakal ada niat mau bunuh diri. " Ucap Nathan.
"Oh.. Gue mau nanya.. Boleh kan? " Tanya Ghea dengan memberanikan diri.
"Boleh. Apa? " Tanya Nathan sambil menatap Ghea.
"Lo.. Suka Kiran? " Tanya Ghea dengan wajah penuh tanya.
"Gue.. Gue sih suka dia.. Tapi gak tau rasa ini berlanjut atau gak. Tunggu aja la. Siapa tahu bisa lebih dari suka. Iya kan? " Ujar Nathan sambil tersenyum. Senyumnya memperlihatkan mata sipit yang amat mempesona bagi Ghea.
"Oh.. " Jawab Ghea singkat.
"Emang kalo gue suka sama Kiran kenapa? " Tanya Nathan sambil meminum kopi yang sedaritadi menemaninya.
"Emm.. Soalnya Angga temen gue juga suka sama Kiran. Gue bingung harus bantu siapa. Kadang gue ngerasa, Kiran terbebani akan rasa suka orang-orang sekitarnya. Tapi ya udah la. Gue bakal membiarkan semuanya mengalir seperti air mengalir. " Ujar Ghea dengan senyum andalannya sambil melihat Nathan yang sibuk memandang jendela.
"Oh. Bagus kalo gitu. Tapi, lo harus tetep jagain Kiran. " Ujar Nathan.
"Oke. Makasih. " Ucap Ghea sambil menatap Kiran yang sedang terbaring lemas di kasur rumah sakit.

"Ghea, kamu ngelamun? " Tanya Kiran penuh tanda tanya.
"Eh.. Nggak... Kok.. Eh.. Ayo kita belajar. Fokus. " Jawab Ghea terbata-bata.
"Oh.. Oke deh. " Jawab Kiran lalu sibuk melihat papan tulis.

Kiran. Skakmat. Lo udah kekunci cinta segi empat. Mereka menyembunyikan rasa dan rahasia mereka dari lo. Tapi.. Yang gue takutkan.. Mereka mengungkapkan rasa dan rahasia mereka bersamaan dan lo.. Bakal ngilang dan ninggalin mereka. Gue kasihan sama lo.. Sekaligus kasihan sama orang yang mencintai lo. Gue bingung harus gimana. Tapi gue bakal jaga lo kok. Batin Ghea sambil memperhatikan Kiran dalam diam.

SOMEONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang