....
"Kamu kemana aja Ghea? " Tanya Kiran dengan wajah gelisah.
"Maaf ya.. Aku datengnya telat. Soalnya tadi jatoh dari motor. " Jawab Ghea sambil menahan rasa sakitnya.
"Astaga.. Ayo masuk. Kamu itu ya.. Kalo di bilangin gak denger sih. Kan aku udah bilang. Jalan itu lihat depan. Jangan lihat cogan. " Ujar Kiran dengan nada marahnya yang khas.
"Astaga.. Mama Kiran udah malah.. " Ucap Ghea dengan nada lebaynya.
"Ghea.. Ini serius! " Ucap Kiran dengan sedikit meninggikan suaranya.
"Oke.. Marah beneran deh. " Ujar Ghea dengan nada pelan.Kiran tak menggubris apa yang Ghea ucapkan, baginya.. Luka Ghea lah yang sekarang menjadi fokus nya.
"Kiran. Kamu marah? " Tanya Ghea sambil menggigit bibir bawahnya.
"Marah kenapa? " Tanya Kiran sambil fokus mem plester luka Ghea.
"Ya.. Kan tadi.. " Belum sempat Ghea melanjutkan bicaranya, Kiran langsung memotongnya.
"Udah. Gak usah di ungkit. Sekarang kamu istirahat. " Ucap Kiran lalu pergi meninggalkan Ghea sendirian di ruang tamu.
"Etdah.. Jutek amat. " Ucap Ghea sembari melihat lukanya yang sudah tertutup plester. Lalu ia pun meniup-niup lukanya itu.
Tiba-tiba..Tok.. Tok.. Tok..
Permisi..
Ucap seseorang yang berada di depan rumah Kiran. Ghea pun langsung bangkit dari kursinya dan membuka pintu Kiran.
"Ya.. Siapa? " Tanya Ghea sambil melihat seseorang yang berdiri membelakangi dirinya.
"Lo masih tanya gue siapa? Lo udah lupa? " Tanya seseorang itu kepada Ghea yang mematung.
"Lo! " Ujar Ghea lalu cepat-cepat menutup pintu, namun usahanya sia-sia karna seseorang itu lebih cepat menangkis tangannya.
"Apaan sih lo! " Ujar Ghea sambil memberanikan diri menghadapi orang itu.
"Gue? " Tanya seseorang itu tanpa ada dosa sedikitpun.
"Lo, mau ngapain datang ke rumah sahabat gue. Cukup ya Hana lo pacarin terus lo tinggalin. Plis.. Jangan Kiran. " Ujar Ghea sambil meneteskan air mata.
"Loh, kok lo sih yang sewot. Sahabat lo yang ngundang gue ke sini. Puas? " Ucap seseorang yang kini berjarak tak jauh dari tempat Ghea berdiri.
"Lo! Pergi! Pergi! " Bentak Ghea sambil mendorong orang tersebut.
"Ghea. Lo inget ya. Suatu hari, gue bakal bales apa yang lo lakuin ke gue. Tapi, gue bales ke orang yang lo sayang. Inget itu! " Ujar seseorang itu sambil mengepalkan tangannya.Ghea yang mendengar perkataan orang tersebut agak sedikit panik tapi dia tetap mempertahankan tembok kuat yang sedang ia bangun kokoh agar tidak rusak di depan cowok brengsek ini.
Ghea pun langsung menutup pintu dan menguncinya.
"Kenapa sih Kiran bisa berhubungan dengan cowok brengsek itu. " Ujar Ghea pelan agar Kiran tak mendengar apa yang ia ucapkan.
"Loh.. Kamu kenapa Ghea? " Kiran yang sekarang berada di depannya hampir membuat Ghea terkejut dan pingsan. Untungnya Ghea bisa membuat alasan.
"Aku.. Aku tadi ngusir kucing. " Ujar Ghea dengan segala ide nya.
"Oh. Kok sampai nangis dan keringetan sih. Ini tisu. " Jawab Kiran lalu duduk terlebih dahulu di sofa.
"Eh. Haha.. Mungkin terlalu menghayati.. " Ujar Ghea sambil menahan rasa kesalnya.Lalu Ghea dan Kiran pun saling terdiam, namun Ghea memberanikan diri untuk bertanya..
"Kiran.. Kamu deket ya sama Ryan? " Tanya Ghea sambil menatap Kiran dalam-dalam.
"Gak kok.. Aku hanya temenan.. Soalnya dia mau berubah jadi baik.. Itu sih kata dia.. Emang nya ada apa? " Tanya Kiran dengan polosnya.
"Oh.. Eh.. Nggak kok.. Cuma tanya aja." Ujar Ghea sambil meminum air minumnya.
"Kenapa sih emangnya sama Ryan.. Kayak nya kalian gak suka ya sama dia? " Tanya Kiran sambil mengambil remote TV.
"Eh.. Bukan kok... Kiran.. Aku mohon.. Kamu bisa jaga diri ya.. " Ujar Ghea sambil mengambil kedua tangan Kiran.
"Oh.. Tenang.. Aku bisa jaga diri. " Ucap Kiran kebingungan tapi dia malah memeluk Ghea.
"Makasih Kiran. " Ucap Ghea sambil memeluk erat Kiran sahabatnya itu.Mereka akhirnya menikmati weekend bersama. Tapi ada satu obrolan yang membuat Kiran tidak bisa menebak siapa seseorang itu.
"Ghea, siapa sih temen kamu yang dulunya bunuh diri di apartemennya sendiri itu. " Tanya Kiran sambil meminum jus buah nya.
"Oh.. Kamu penasaran? " Tanya Ghea sambil menaikkan satu alisnya.
"Iya... " Jawab Kiran lalu fokus pada cerita Ghea.
"Gini.. Dulu, aku punya temen namanya Hana. Hana ini orangnya baik banget.. Dia juga pinter dan polos. Sampai suatu hari.. Dia di bohongin dan di duakan oleh seseorang yang gak bertanggung jawab. Seseorang yang menyakiti dia. Dan akhirnya.. Hana bunuh diri. " Ujar Ghea sambil mengepalkan tangannya.
"Astaga.. Hana itu temen kamu? " Tanya Kiran.
"Iya." Jawab Ghea pelan karna air matanya sudah menetes deras.
"Astaga.. Siapa sih orangnya, bener-bener gak bertanggung jawab. " Jawab Kiran sambil ikut menangis.
"Kiran.. Maka dari itu.. Seseorang itu ada di sekitar kita.. Kamu harus bisa membedakan mana yang baik dan buruk ya.. Jangan sampai terlambat seperti Hana. " Pinta Ghea sambil membenarkan rambut Kiran yang sudah basah karna air mata Kiran.
"Oke Ghea.. Aku selalu inget pesan kamu. " Ucap Kiran.Dari situlah Kiran baru ingat, siapa seseorang itu.. Tapi, jika dia bertanya pada Ghea.. Otomatis, Ghea tak akan berbicara.
Kiran pun pada akhirnya memendam penasarannya dan membiarkan waktu yang memberinya sebuah jawaban.. Siapa seseorang yang di maksud Ghea sebenarnya...
***
"Hai Kiran. " Ujar Ryan sambil berlari kecil menghampiri Kiran yang sedang berjalan membawa buku.
"Loh. Ada apa? " Tanya Kiran yang sedang membawa buku pinjaman dari perpustakaan.
"Oh, kamu lagi bawa buku.. Sini aku bantuin. " Ujar Ryan lalu langsung mengambil buku yang di bawa Kiran.
"Eh, jangan.. Kan cuma 3 buku.. Itu aja buku temen-temen aku.. Bukan hanya aku aja. " Jawab Kiran sambil meraih buku yang ada pada Ryan.
"Ambil aja nih. " Ujar Ryan sambil berlari kecil menuju kelas Kiran.Tapi, ketika dia masuk ke kelas Kiran, 4 pasang mata menatapnya dengan tatapan hendak menerkam.
"Kiran. Ini bukunya. " Ujar Ryan setelah Kiran sudah berada di depannya juga.
"Makasih. Tapi jangan kayak gitu lagi ya. Pliss. " Ujar Kiran lalu langsung berjalan menuju mejanya yang sudah di huni oleh Ghea dan Angga.
"Bay Kiran cantik. " Ujar Ryan lalu tersenyum sinis ke arah Ghea.Ghea yang sadar akan tatapan dan senyuman itu langsung membalas tatapan dan senyuman sinis pada Ryan.
"Kiran. Kamu kok makin hari makin deket ya sama si Ryan. " Tanya Angga sambil menutup bukunya.
"Ng-Nggak kok.. Kalian ini suka nuduh sembarangan. " Ujar Kiran lalu duduk di tempatnya.
"Kiran, aku mohon ya.. Jauhin Ryan.. " Pinta Ghea sambil menatap Kiran dengan tatapan penuh permohonan.
"Ghey, emangnya Ryan itu penculik? Penjahat? Nggak kan? " Tanya Kiran yang membuat kedua sahabatnya semakin gelisah.
"Haha, terserah lo deh. " Ujar Angga lalu pergi meninggalkan Ghea dan Kiran.
"Kiran.. Aku bener-bener mohon sama kamu, jaga jarak sama si Ryan. Aku gak mau kamu kenapa-kenapa. Pliss jangan ngebantah Kiran!" Pinta Ghea dengan nada sedikit meninggi lalu kembali sibuk dengan bukunya.
"Kok maksa.. Jelasin ke aku.. Ryan itu sebenarnya kenapa sih. Kok kalian kayak gak suka sama dia. " Ujar Kiran sambil menatap ke depan agar tidak melihat tatapan Ghea.
"Pliss.. Ryan itu membunuh sahabat aku! " Bentak Ghea yang membuat Kiran benar-benar terkejut.
"Nggak mungkin Ghea. Ryan itu baik kok orangnya, kamu jangan nuduh." Ucap Kiran dengan tatapan mata tajam ke Ghea.
Ghea yang sudah benar-benar kesal, akhirnya membalas Kiran dengan senyuman saja.
"Oke.. Kalo kamu kenapa-kenapa, jangan salahin kami. Karna udah berapa kali kami ingetin kamu. Semua ada di tangan kamu. " Ujar Ghea lalu pergi meninggalkan Kiran.Kiran tahu bahwa Ghea telah menangis, tapi Kiran tak bisa menilai seseorang dari sudut pandang sahabatnya. Dia yang harus mengenal seseorang itu secara langsung.
Diwc..
"Gue harus gimana? Gue gak mungkin biarin Kiran kayak Hana. Tapi gue bisa apa.. Dia udah masuk ke perangkap Ryan.. Kayaknya gue harus tanya Nathaniel, mau gak mau. Harus! Biarpun persahabatan ini harus rusak sementara. Tapi ini salah satu cara buat nyelametin Kiran. Gue harus rela berkorban demi Kiran." Ujar Ghea lalu kembali ke kelasnya. Di sepanjang jalan menuju kelas, dia semakin memikirkan Kiran... Dan Ghea pun mencoba menguatkan hati agar Kiran dapat kembali berubah dan bersama mereka lagi.#rusaknyapersahabatan Ghea dan Kiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMEONE
Teen FictionSeorang gadis yang terjebak dalam cinta 3 orang pria yang tulus mencintainya, berharap akan membalas, tapi dia pergi begitu saja dan meninggalkan bekas untuk ketiga pria tersebut. kembali pun tak ada gunanya, ia menyesal telah menyakiti orang-orang...