WITH BAE
♛
"Daddy pulang 'kan, nek?"
Gadis kecil itu mendongak. Memperhatikan dengan mata polos sang nenek yang tersenyum hangat padanya. Nenek yang mirip dengan daddy. Gadis kecil itu bilang setiap kali memperhatikan pahatan cantik wanita baya yang ia panggil dengan sebutan nenek. Tiada hari tanpa wanita itu. Tidak, bukan karena ia tak punya waktu dengan ayahnya. Ia punya, banyak malah. Hanya saja ayahnya sedang bekerja. Dan pulang menjelang sore.
Bagi Chaerin sore ini lebih sedikit spesial dari sore lainnya karena ia berhasil memasak masakan kesukaan ayahnya. Nenek bilang, ayah suka dengan makanan yang sering dimasak ibu. Dan yah, putri semata wayang Kim Taehyung itu memilih bubur ayam. Ibunya dulu sering memasakan untuk ayah ketika ia pulang juga hendak ke kantor.
Chaerin pernah bertanya kenapa itu dulu? Kenapa tidak sekarang juga? Jawaban dari nenek tak kunjung membawa rasa puas untuknya. Ketika waktunya tiba. Chaerin akan mengerti. Ia hanya perlu menunggu sedikit lagi. Sampai kapan? Nenek pun tak tahu.
Lupakan pembicaraannya bersama dengan sang nenek. Chaerin akan berbagi ceritanya hari ini. Pengalaman yang setiap hari ia rasakan kecuali hari Minggu. Dan berbagi hanya pada sang nenek yang juga sama antusiasnya dengan perasaannya sekarang. Ia baru ingat, padahal setelah pulang sekolah, niatnya Chaerin akan bercerita kejadian membahagiakan dalam hidupnya. Tapi karena nenek meminta untuk tidur, Chaerin lupa akan niatnya. Terlelap hingga langit berubah warna menjadi jingga. Lupa lagi karena rencana memasak masakan enak kesukaan ayahnya yang sering ibunya buat. Dan sekarang adalah waktunya. Gadis kecil berumur lima tahun itu tak ingin menunda lagi.
"Nenek, Chaerin punya cerita lagi. Kali ini lebih - lebiiiiiih membahagiakan lagi dari yang kemarin." matanya berbinar. Bibirnya merekah, bahkan lebih lebar dari senyum ketika ia berhasil membuat bubur ayam untuk ayahnya. Senyum yang pernah pudar karena rasa rindunya. Rindu dengan sosok yang seharusnya mendampingi serta menemaninya.
"Apa? Nenek bisa melihat bahwa cerita hari ini lebih membahagiakan dibandingkan ditemani menunggu Tuan Jung menjemput cucu nenek. Apa tebakan nenek ini benar, sayang?"
Ia mengangguk antusias. Matanya bahkan membentuk satu garis lurus karena termakan oleh daging di pipinya. Bukannya terlihat aneh, sebaliknya cucunya terlihat semakin menggemaskan. Kecantikannya bertambah berkali - kali lipat. Kecantikan yang menurun dari ibunya. Nenek Kim yakin kelak cucunya akan mewarisi gen sang ibu. Yang periang, lembut dan juga berjiwa keibuan yang begitu mendalam. Sekarangpun, perlahan - lahan sifat itu mulai menampakkan diri.
"Nenek tahu, Chae mendapat ciuman. Di pipi, nek." Ia menunjuk pipinya yang merona. Bagian kanan dan tepat disamping hidung kecilnya. Jari kecilnya terus - menerus mengusap bagian tersebut seakan bagian itu merupakan bagian yang harus diabadikan. Seandainya bisa, bekas kecupan itu tak akan pernah hilang bila besok Chaerin membawanya mandi.
Itu suatu kemajuan. Mungkin dengan begitu, perlahan semuanya akan berubah. Berubah menjadi lebih baik lagi.
"Lalu..?"
"Mendapat pelukan jugaaaa. Chaerin bahkan hampir mengajak pulang ke rumah. Bertemu dengan adik bayi dan kita bermain bersama - sama. Tapi .." semuanya pudar seketika. Senyumnya seakan hilang bersamaan dengan praduga yang mulai memenuhi pikirannya. Bukan malapetaka, melainkan kekecewaan yang terlihat kentara dari bola matanya yang semula berbinar, ".. tapi ditolak. Katanya sibuk. Harus pulang cepat. Apa itu tanda kalau Chaerin dan adik bayi tidak pantas untuk bahagia, nek? Chaerin ingin seperti teman - teman."
Oke, baiklah ini sudah sangat jauh. Nenek Kim tak akan membiarkan kebahagiaan yang semula ada hilang dalam sekejap mata. Ia akan berusaha agar semuanya baik - baik saja. Cucunya masih kecil. Ia tak harus larut dalam kesalahan yang pernah terjadi hingga memberi dampak buruk pada kedua cucunya. Inilah posisinya sekarang, memperbaiki semuanya dan memberikan nasehat serta wejangan bahwa semua itu tidaklah benar. Seperti yang ia katakan, Chaerin dan si bungsu tak pantas untuk bahagia. Sungguh, demi apapun. Jika ada yang bisa membuktikan, bagaimana besarnya dampak atas lahirnya dua malaikat kecil dalam hidup keluarga mereka, maka nenek Kim akan memperlihatkan pada cucunya. Tidak, keluarga mereka-keluarga Kim dan keluarga sang besan. Hanya saja, untuk sekarang, mereka harus melewatinya. Seberat apapun masalahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH BAE [✓]
RomanceRated : [M] ❝make what happens in this life a lesson. don't do it if it's misleading, on the contrary, do it if it can correct the mistakes that have been made❞ [ the romance fanfiction ➡ series 2 ] start : 2 maret 2020 end : - cr by instagram