Day - 38

1.4K 207 28
                                    

Malam cantik <3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam cantik <3

120 vote apdet!

-

WITH BAE

Hening.

Obrolannya dan Jimin sontak saja berhenti. Menyisakan segudang rasa yang bercampur menjadi satu. Sedih, marah, kecewa dan rasa ingin mengulang waktu agar kalimat yang terlanjur terucap itu tak sampai di telinga wanitanya. Jangan sampai itu terjadi. Taehyung tak ingin Irene mendengar rentetan kata yang meluncur dari bibir sialannya. Setidaknya bukan sekarang, sebab Taehyung tak sanggup menjawab pertanyaan istrinya seperti—

—mengapa ... mengapa dirinya melakukan ini?

Adalah pertanyaan yang Taehyung takutkan kala wanita itu tanyakan. Ia sudah menjawab alasan ia memulai kebohongan ini beberapa waktu lalu. Lantas, bisakah ... Bisakah Irene menerima alasannya ini?

Hening masih setia menjadi penengah diantara mereka. Membuat suara yang biasanya tak tertangkap telinga, Taehyung terdengar begitu jelas. Air conditioner menyapu telinga dengan suara pelan pembawa ketenangan, persis seperti angin sejuk yang di hasilkan. Selain itu, tetesan dari infus pun terdengar sedikit keras sebab posisinya persis disampingnya. Berbeda dengan air conditioner, bunyi yang di hasilkan dari tetesan air infus lebih terdengar seperti gendang kematian. Semakin lama terasa semakin cepat. Dan tepat setelah suara Irene menginterupsi, suara - suara itu tersebut lenyap seketika.

"Pasiennya sudah sadar. Dokter bisa melakukan pemeriksaannya."

Irene memutuskan meninggalkan ruangan Taehyung setelah menyelesaikan ucapannya. Untuk sementara waktu, ia butuh tempat untuk menenangkan diri terlepas dari sebuah kenyataan yang menampar keras dirinya. Ia perlu menjernihkan pikirannya. Mungkin saja yang Irene dengarkan salah. Irene kelelahan, lalu mendengar sesuatu yang bukan - bukan. Oh, ayolah, ini sering terjadi saat keadaan sedang tidak fit, bukan?

Irene melangkah ke area belakang rumah sakit. Ia merasa jika tempat itu jarang di lalui orang lain. Lebih tenang dari area taman depan yang dipenuhi beberapa pasien yang ingin menikmati wangi khas embun pagi yang menenangkan jiwa. Sedangkan taman belakang tempatnya sekarang sepi karena memang tempatnya sedikit jauh dari kamar - kamar pasien. Matanya menemukan sebuah bangku taman, Irene berjalan mendekatinya. Lantas menjatuhkanbokongnnya di bangku besi yang sedikit dingin dan basah karena embun.

Irene menghembuskan nafas berat, lalu mendongak menatap langit. Usaha menepis air mata yang hendak lolos dari pelupuk matanya. Sayangnya, usaha itu tak berhasil karena pukulan tak kasat mata dibagian dadanya seakan mendorong jatuhkan tetesan bening itu.

WITH BAE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang