Day - 31

1.3K 216 22
                                    

Vote melebihi part sebelumnya baru aku apdet ;)

WITH BAE

Taehyung menahan diri untuk tak melempar bogeman pada pria bersetelan hitam dengan kacamata  serupa yang baru saja menginjakkan kaki di apartemen Jimin. Ia menarik nafas, membuang pandangan dan mencoba berdamai dengan sedikit kewarasan di dalam jiwanya. Ia uraikan tangannya, lalu membiarkannya terkulas diatas kedua pahanya.

"Aku sudah menghubungimu tapi kau tidak mengangkat panggilanku. Kupikir kau tak bisa bertemu denganku."

"Tidak usah basa - basi, jelaskan maksud dan tujuanmu mengejar istriku, sialan! Aku memerintahkanmu untuk mengawasi dan melindungi mereka jika ada bahaya yang tengah mengintai mereka." 'mereka' yang Taehyung maksud adalah istri dan anak - anaknya, "Kupikir istriku baik - baik saja selama ini karena ia masih bisa tertawa, tetapi tidak, dia tidak baik - baik saja. Dia ketakutan karena kau mengejarnya! Siapa kau dan apa motif kau melakukan itu?!"

"Tunggu dulu! Taehyung-ssi, ada kesalahpahaman disini. Aku memintamu menemuiku beberapa waktu lalu karena ada hal yang ingin kuperlihatkan padamu." Agust mengeluarkan sebuah amplop cokelat dari dalam jaket yang dikenakannya, lalu meletakkan pelan diatas sofa sebelum memutuskan duduk atas perintah dari Jimin lewat lirikan matanya, "Kau harus melihat isinya terlebih dahulu. Ini akan menjawab atas kesalahpahaman yang terjadi."

Taehyung melunturkan egonya, meraih amplop yang disodorkan Agust dan melihat isinya. Ada empat buah foto, disana ada istrinya tengah berjalan seraya mendorong stroller Chua, Taehyung tak menemukan kejanggalan dari foto itu. Lalu Taehyung beralih ke foto berikutnya, disana istrinya menoleh ke belakang, entah melihat apa, tetapi Taehyung menemukan seseorang bersetelan hitam dengan topi serupa. Difoto selanjutnya, ada Sehun.

Tunggu! Tunggu!

Sehun? Bagaimana bisa ada Sehun disini?

"Dia Sehun, bukan?" Taehyung tak mengiyakannya. Agust kembali bersuara, "Dan kau tahu? Pria itu adalah dalang dari semuanya. Aku tidak tahu pastinya, tetapi Taehyung-ssi, kau harus lebih waspada lagi karena pria itu lebih licik dari yang kau pikirkan. Anak buahku sedang berjaga disekitar rumahmu sekarang. Karena mereka—orang - orang Sehun tahu bahwa kau tidak ada dirumah saat ini."

Taehyung menghempaskan foto ditangannya ke atas meja. Lalu menyugar kasar rambutnya. Beralih pada wajah yang mulai kusut. Bukan berarti Taehyung menyerah, ia hanya tak tahu bagaimana lagi melindungi keluarganya dari Sehun. Setiap usaha yang dilakukannya, seakan tak berarti apa - apa. Agust benar, Sehun lebih cerdik, juga berbahaya dari bayangannya selama ini.

"Irene sudah tahu jika aku membayar orang untuk mengawasinya. Dia marah, aku bisa apa selain menghentikan semuanya sampai disini." Taehyung menyandarkan punggung sofa, matanya menatap langit - langit apartemen Jimin yang polos. Andai Irene mau, Taehyung tak keberatan meninggalkan Korea detik ini juga, membawa serta keluarga kecilnya. Menjauh dari Sehun sebagai biang dari segala macam masalah masalah yang menimpah keluarga kecilnya, "Aku tidak tahu lagi harus bagaimana."

Agust berdeham sejenak. Sama seperti Taehyung, ia pun tak punya strategi yang lebih untuk melawan serangan Sehun, "Dari pergerakan Sehun yang kuamati beberapa waktu lalu. Dia tidak melakukan sesuatu yang berbahaya terhadap istri dan anakmu. Sebaliknya, dia hanya tengah berusaha menarik perhatian Irene. Dari foto itu, kau bisa menyimpulkan, ketakutan Irene berasal dari ulah orang bayaran dari Sehun sendiri. Bertingkah layaknya superhero, Sehun datang sebagai penenang dan penyelamat." Agust menjeda sejenak, matanya tak sedikitpun beralih dari Taehyung yang terlihat pasrah, "Taehyung-ssi, aku berpikir mengawasi Irene-ssi melalui GPS saja. Jadi kusarankan agar istrimu selalu membawa ponselnya kemana pun."

WITH BAE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang