Day - 22

2.9K 406 248
                                    

Surprise!!

Yg nunggu lama rasanya gmana?

Maaf ya, lagi syakid ati sama berita anak 97L huhu..

banyak yg hate jaehyun, tapi untungnya masih banyak yg support dia.

Trus jungkook juga, makin males aku lanjutin wild boy soalnya keinget mulu.

Tapi, untungnya skrg aku udah bisa teneng jadi bisa lanjutin cerita lagi.

Sekali lagi aku minta maaf ya sistur - sisturqeeu T_T

Happy reading dan selamat membaca.

Spam komen dong gengs, aku gambut gegara hp ku sepi. Huhu kangen kalian yg banyak maunya kek ceritaku yg sebelum sebelumnya HUHUU 

-

WITH BAE

Pagi ini terjadi perdebatan kecil antara Irene dan bibi Bae yang tak ingin berpisah dengan Chaerin dan Chua. Semalam, bibi Bae bahkan menolak ketika Irene hendak membawa putri - putrinya tidur dikamar miliknya ketika menginap di rumah kakek dan neneknya yang sudah menjadi milik paman Bae mengingat beliau adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Sesenang itu memang bibi Bae dengan kedua buah hatinya. Ah iya, Irene tidak heran mengingat sebentar lagi pasangan itu akan dianugerahi seorang putri cantik sebagai pelengkap keluarganya. Ya, itung - itung belajar merawat anak gadis.

Bibi Bae masih berusaha atau lebih tepatnya memaksa Irene agar menginap saja untuk satu malam lagi karena dirinya sama sekali belum puas bermain bersama Chaerin dan Chua. Beliau bahkan meminta suaminya untuk membawa paksa barang - barang Irene masuk ke rumah. Untung saja, paman Bae masih waras untuk tak mengiyakan permintaan istrinya. Tak sampai disitu saja, bibi Bae bahkan sampai beralasan bahwa itu keinginan dari bayinya yang ingin menghabiskan waktu dengan kakak - kakaknya yang cantik dan menggemaskan.

Bibi Bae... Irene cukup pintar untuk tidak termakan ucapanmu. Mencoba tersenyum pada wanita cantik berhati lembut itu, Irene menggenggam sebelah tangan bibi Bae. Sementara tangan yang menganggur satunya mengusap perut yang nampak membuncit dibalik dress longgar selutut yang bibi Bae kenakan hari ini, "Kami akan kembali lagi nanti, bi."

Lama membujuk wanita itu, akhirnya beliau mau merelakan mereka pulang. Diperjalanan, suasana sangat jauh berbeda dengan saat mereka pergi. Terlihat kentara sekali dalam pandangan Taehyung bahwa istrinya lebih banyak melamun. Ketika ditanya, terkadang responnya sedikit terlambat. Chaerin memang tak mempermasalahkan sikap sang ibu, tetapi tidak dengan Taehyung. Sepertinya ada sesuatu yang tengah Irene pikirkan, kemudian menjadi beban sendiri.

Mereka memang belum sepenuhnya saling terbuka. Dimata Taehyung, Irene seakan masih memasang benteng terkokoh untuknya layaknya sebuah antisipasi seakan apa yang pernah terjadi akan terulang kembali. Tetapi percayalah, Taehyung tak pernah sekalipun berharap akan ada kisah menyedihkan mereka jilid dua. Apa yang pernah terjadi adalah pertama dan terakhir. Ia akan berusaha semampunya demi keluarga utuh mereka.

"Kenapa?" adalah kata tanya Taehyung untuk kesekian kalinya untuk Irene. Mereka kini sedang dalam perjalanan menuju rumah menggunakan taksi setelah kurang lebih mereka menunggu tiga puluh menit lamanya. Chaerin berada dalam gendongan sang ayah, tertidur  beberapa menit yang lalu setelah mengeluh kelelahan, sedangkan Chua berada dalam baby carrier dalam gendongan sang ibu, bayi itu sedang memainkan anak rambut Irene yang tergerai, "Sejak semalam aku bertanya. Tapi hingga hari ini kau belum memberiku jawaban. Sebenarnya ada apa? Apa yang sedang menghantui pikiranmu, Bae?"

WITH BAE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang