Day - 5

3K 442 128
                                    

WITH BAE


Sepertinya ada yang aneh dengan dirinya. Lebih tepatnya pada perasaan yang tak seharusnya ia rasakan. Mereka tidak sedekat itu hingga Irene harus merasakan kehilangan lantaran pandangan tak lagi mendapati kehadirannya selama beberapa hari ini. Mungkin rindu. Tapi bukankah frekuensi pertemuan mereka dapat dihitung dengan jari tangan saja? Dan Irene merasa bahwa keanehan itu terjadi tanpa ia sadari. Seakan dulu, ia pernah merasakan ini begitu ia tak mendapatinya berada disekitarnya.

Satu minggu telah berlalu ia berada di rumah sakit. Hari ini, Irene sudah di perbolehkan untuk pulang lantaran keadaannya yang semakin membaik. Selama satu minggu itupun, Chaerin selalu singgah untuk menemaninya. Gadis kecil itu, setiap pulang sekolah dan berganti pakaian, akan selalu menjenguknya dengan bingkisan yang berisi makanan untuknya. Gadis itu bahkan menolak pulang ketika seorang pria yang tak Irene kenal datang menjemputnya. Entah siapa, namun sepertinya Chaerin nampak dekat dengan pria itu. Dan hanya satu orang yang bisa membujuk gadis kecil itu untuk pulang, sayangnya orang itu tak ada. Irene tidak tahu ia dimana, karena Irene pikir ia tak punya hak untuk bertanya demikian.

Namun kenapa ia terlihat penasaran dan rasa keingintahuannya semakin besar ketika lagi - lagi Chaerin datang dengan orang asing itu, tidak ada Taehyung, dengan senyuman khas pria itu. Memaksa senyumnya, Irene menyambut kedatangan gadis dengan senyum lebarnya. Pagi ini, Irene akan pulang. Ia tak ingin berlama - lama disini. Aroma rumah sakit tak senyaman rumahnya. Dan Irene rindu suasana rumah.

"Miss Bae,"

"Oh, hai.. cantik sekali Chaerin-nya miss Bae." puji Irene pada gadis yang memang sangat cantik dengan balutan dress serta bandana yang senada dengan bajunya. Irene duduk di sofa, menunggui sang ibu yang tengah memberesi pakaiannya, "Sini, Miss Bae ingin memelukmu." Chaerin berlari menghambur dalam pelukannya. Tertawa ketika Irene menggerakannya kekanan dan kekiri.

"Miss Bae pulang 'kan hari ini?" tanyanya. Dan Irene membalas dengan anggukan, "Chaerin datang pagi - pagi untuk menjemput Miss Bae. Miss Bae pulang menggunakan mobil daddy saja, ya. Jung uncle bilang, ada perintah dari daddy untuk menjemput lalu mengantar miss Bae sampai rumah dengan selamat."

Anak kecil tidak mungkin berbohong. Anak kecil juga tidak mungkin memiliki pemikiran demikian. Jikalau pun ingin mengantarnya pulang, ia tak mungkin menggunakan embel - embel daddy sebagai alasannya. Ia akan berterus terang. Mengatakan yang sejujurnya.

"Daddy yang bilang?" Chaerin mengangguk. Aneh.

"Irene, baju kotornya ibu satukan dengan tas yang satu saja, ya. Yang ini sudah tidak muat, sayang." Irene menoleh mendengar suara ibunya. Kemudian mengangguk. Seharusnya yang membereskan semuanya Irene saja, ia masih kuat untuk sekedar melakukan pekerjaan ringan semacam itu. Namun karena ibunya keras kepala dan mengatakan pada Irene bahwa ia belum pulih sepenuhnya membuat wanita itu turun tangan sendiri. Irene ingin memaksa tapi ibunya tak akan pernah mengijinkannya. Ia akan selalu kalah berdebat dengan sang ibu.

"Nenek, pulangnya dengan mobil Chaerin saja, ya. Jung uncle yang akan mengantar kita semua."

"Daddy kemana?"

Baiklah, Irene menunggu gadis kecilnya menjawab pertanyaan yang dilontarkan ibunya.

"Daddy kerja ke luar kota. Nenek bilang, hari ini daddy pulang. Tapi malam. Nek, Chaerin menginap dirumah nenek, ya. Nenek Kim sudah memberi izin." Irene tak lagi memusingkan bagaimana dekatnya Chaerin dengan ibunya, bagaimana manjanya gadis itu pada ibunya. Mungkin itu pembawaan gadisnya karena belakangan ini terlalu sering menghabiskan waktu disini. Menemaninya dan pulang diwaktu malam hari.

WITH BAE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang