Day - 16

3K 433 215
                                    

Judulnya; daddy patah hati :")

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Judulnya; daddy patah hati :")

-
selamat membaca
jangan lupa vote dan komen ya
-

WITH BAE

"Mommyyyyy!"

Kaki kecil itu berlari begitu pintu putih setengah kaca itu terbuka lebar. Menampilkan siluet wanita yang ia panggil dengan sebutan mommy. Dibelakangnya, sang ayah mendorong pelan kursi roda yang ibunya duduki. Tanpa pikir panjang, tangan mungilnya memeluk erat pinggang sang ibu. Kepalanya bermanja ria pada bagian dada wanita cantik dengan setelan sweater peach melekat ditubuhnya. Menyambut bahagia kembalinya serta kesembuhan wanita yang telah melahirkan dirinya dan juga adik Chua. Chaerin senang. Sangat - sangat senang.

"Erin, mommy masih dipintu, sayang." tutur kata lembut itu berasal dari sang nenek, nenek Kim, yang duduk disofa seorang diri, "Biarkan mommy masuk dulu, nak."

Irene mengusap lembut rambut putrinya. Tak lupa membalas pelukan anak gadis yang sangat ia rindukan. Kepala yang semula menunduk menatap kearah sang putri, pelan - pelan terangkat. Menatap lurus wanita setengah baya cantik duplikat wajah suaminya versi wanita. Ibu mertua-nya. Masih pantaskah Irene memanggil dengan panggilan tersebut? Entahlah, Irene sendiri pun mulai bimbang serta bingung. Ia tak bisa berbuat apa - apa sekarang. Irene hanya mampu tersenyum membalas kurva lebar wanita yang telah menganggapnya putrinya sendiri tepat setelah mengetahui hubungan antara ia dan Taehyung. Hati Irene menghangat bila mengingatnya, namun dalam sekejap dirundung pilu. Membayangkan, bagaimana perasaannya bila tahu akhir hubungan diantara ia dan putranya, sontak membuatnya dilanda sesak. Atau mungkinkah beliau telah mengetahui semuanya—permasalah itu? Mungkin saja, sebab sejauh ia mengenal Taehyung, pemuda itu tak pernah bisa menyembunyikan apapun dari ibunya.

Tampaknya, ucapan sang nenek sama sekali tak diindahkan oleh gadis kecil itu. Alih - alih melepaskan pelukan rindu pada sang ibu, Chaerin malah memeluk erat Irene sembari menggeleng. Ia butuh ibunya sekarang untuk membayar sejuta rindunya yang tertahan selama ini.

"Erin rindu mommy." tuturnya.

Irene tersenyum. Rasanya masih sama. Ada debaran yang membawa kehangatan hingga ke relung hati. Chaerin adalah mataharinya, yang mana akan selalu membawa cahaya disela kesedihan yang mendera. Senyum putrinya membawa pengaruh besar dalam hidupnya. Membayangkan gadisnya bila bersedih, tidak ada dalam list yang selama ini ia rancang. Tidak. Irene sudah berjanji bahwa apapun yang terjadi hingga kedepannya, ia akan mengusahakan yang terbaik untuk kedua buah hatinya. Mulai dari sekarang, ia akan merancang kegiatan - kegiatan sekiranya akan selalu menarik kurva Chaerin maupun baby Chua.

"Mommy juga... Mommy juga rindu, Erin-nya mommy."

Chaerin mengurai pelukannya, tak lama kemudian menarik diri. Anak kecil itu menatap polos ibunya dengan binar yang sama. Binar pancaran penuh syarat cinta anak untuk ibunya, "Mommy sudah makan yang Chaerin bawa?" Irene mengangkat alis. Berpikir sekiranya apa yang dibawa oleh gadis mungil itu. Mengerti akan raut bingung sang ibu, jari - jari lentiknya menari diudara, membuat pola abstrak, "Chaerin beli banyak kue untuk mommy. Ada donuts, macaron, cupcake. Semua yang Erin suka ada. Nanti kita makan sama - sama ya? Chaerin rindu makan bersama mommy."

WITH BAE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang