WITH BAE [✓]

Day - 13

WITH BAE

♛

Terlalu cepat untuk sekedar menyadari bahwa perasaannya ini bukan lagi tentang rasa memuji terhadap perempuan. Kini, perasannya itu mulai terbentuk dan semakin meluas bersama dengan setiap waktu yang dihabiskan untuk mengingatnya. Mengingat dan mengingat setiap waktu singkat yang pernah mereka lewati. Namun, apalah daya ketika kenyataan membuatnya sadar, bahwa waktu singkat yang pernah mereka lewati tak berarti apa - apa untuknya. Selain Taehyung yang diam - diam menumbuhkan harap.

Perempuan itu telah memiliki seorang pria dalam hidupnya. Dan Taehyung sadar diri, untuk tak lagi menyita waktu gadis itu. Lamban - laun, Taehyung mulai mundur walau hati kecilnya menolak. Sebelum perasaannya meluas, lebih baiknya menghentikannya sebelum menimbulkan kekecewaan yang mendalam untuk diri sendiri, bukan? Untuk menghibur diri, ia berpikir bahwa masih banyak perempuan di muka bumi ini, dan diantara banyaknya mereka-akan ada satu wanita yang Tuhan takdirkan untuknya.

Ya, sekompleks itu masalah hatinya. Sayangnya, rencana tak sejalan dengan realita.

Malam itu, ia keluar untuk mencari udara segar. Mencoba menghibur diri dari dilema akan kasus percintaannya yang bahkan belum berjalan walau selangkah pun. Taehyung memutuskan ke sebuah coffee shop, menikmati secangkir kopi hitam pahit bukanlah sesuatu yang buruk. Bisa dicoba, mungkin saja setelah rasa pahit dari kopi melewati kerongkongan sampai ke lambung, dapat membuatnya merasa sedikit tenang. Akan tetapi, lagi - lagi, takdir mempermainkan dirinya. Alih - alih berusaha melupakannya, Taehyung malah dihadapkan ke sebuah kenyataan bahwa sosok yang berharap akan menjadi bagian dari hidupnya sedang bersimbah air mata. Menatap dengan tatapan penuh luka pada sosok laki - laki yang memeluk perempuan yang Taehyung sendiri tidak mengenalnya.

Oh, demi Tuhan!

Hancur seluruh pertahanan yang dibentuknya demi menghindari perempuan itu. Ketika Taehyung berharap bahwa wanita berhati lembut layaknya sebuah bulu angsa bisa ia miliki, pria berengsek itu malah menyia - nyiakannya. Tepatnya menghianati hubungan yang bahkan, Taehyung pernah berharap akan hancur agar sosok perempuan itu jatuh ke pelukannya. Dan ketika doa tersebut terkabulkan, Taehyung mendapat luka batin. Melihat perempuan yang didambanya menangis demi laki - laki lain, hati Taehyung berteriak tak terima.

Tidak. Wanita itu tidak pantas menangisi laki - laki biadab itu. Tak pantas sama sekali. Ia-sosok yang paling dikaguminya-memiliki air mata yang berharga layaknya sebuah diamond baginya. Oh, demi apapun, kenapa Taehyung tak bertemu terlebih dahulu dengannya, setidaknya sebelum pria yang berstatus kekasih gadis itu-kini berubah status menjadi mantan berengseknya, iya, setidaknya Irene tak perlu merasakan sakit hati ini. Tak perlu menjadi tontonan gratis orang di parkiran coffee shop ini, menyaksikan betapa malangnya nasibnya.

Rasanya, Taehyung ingin berteriak agar semua orang menyingkir. Setelahnya ia akan berkata lantang bahwa apa yang mereka saksikan itu bukanlah film romance dengan jutaan penonton. Seharusnya yang mereka lakukan adalah memberi pria berengsek itu pukulan bertubi - tubi. Agar ia sadar bahwa apa yang baru saja ia lakukan itu telah menyakiti hati kaum yang sama yang telah melahirkannya ke dunia ini.

"Sehun, jangan seperti ini. Kita bisa membicarakannya baik - baik, bukan?" lirihan memohon dari gadis itu membuat langkahnya semakin mantap. Semakin yakin bahwa memukul wajah angkuh tanpa belas kasih pria itu adalah pilihan yang bijak. Taehyung tidak akan keberatan dibawa oleh pihak berwajib, karena pada akhirnya ia bukanlah pihak yang bersalah. Ia hanya memberi sesuatu yang memang pantas didapatkan oleh pria-atau bolehlah Taehyung anggap bak seekor binatang? Karena hanya binatang makhluk Tuhan yang tak berakal? Sebagian besar spesies mereka memang begitu, bukan?