Day - 4

3.3K 466 159
                                    

WITH BAE


Oke, Dokter bilang itu biasa bagi Irene. Ingatannya akan kembali secara perlahan. Taehyung mungkin sering melihat istrinya mengeluh kesakitan karena berusaha mengingat ingatannya. Ini adalah pertanda yang baik. Tetapi buruknya, Taehyung tak sanggup melihat istrinya yang meringis menahan sakit. Seandainya pun mereka bisa bertukar posisi, Taehyung ingin menggantinya. Biar ia yang merasakan sakit itu. Namun tidak dengan istrinya. Karena Taehyung yakin bahwa ia mampu pada akhirnya untuk mengingat semuanya. Terutama kenangannya bersama dengan keluarga kecilnya.

Taehyung menyugar rambutnya ke belakang. Selama tiga hari ini, Taehyung tak pernah absen ke ruangan Irene. Menjenguknya bersama dengan Chaerin yang terkadang menolak untuk pulang. Namun karena bujukan Irene, gadis kecilnya menyerah. Irene memang setuju untuk tidak menginap, tetapi dengan syarat; setiap pulang sekolah dan berganti pakaian, Taehyung harus mengantarnya sesibuk apapun dirinya.

Parahnya, putrinya menolak dijemput orang lain. Harus Taehyung yang mengantar dan menjemputnya. Baik sekolah maupun ke rumah sakit.

"Tuan, kau terlihat kelelahan sekali."

Taehyung meluruskan kepalanya. Menatap pada wanita lemah yang kini juga menatap kearahnya. Chaerin sedang pergi bersama dengan Ibu Irene, keluar mencari makan dan menyisakan Irene dan Taehyung dalam ruangan yang hanya bertemankan hening. Namun Irene dengan mudahnya menghancurkan keheningan itu dengan memulai pembicaraan diantara mereka.

Itu sudah sangat luar biasa menurut Taehyung. Tetapi kenapa harus-

Tuan..?

Taehyung sangat benci dengan panggilan itu.

Tapi apalah dayanya. Ia harus bertahan sedikit lagi. Usaha tidak akan menghianati hasil. Pikirnya.

"Ah, tidak apa - apa. Aku baik - baik saja, Bae-," Taehyung menatap Irene, menunggu reaksi wanitanya sebentar. Sebelum kembali melanjutkan nama wanitanya. Taehyung tak ingin mengambil resiko, "-Irene."

Irene suka dengan panggilan Bae.

Bae..

Terdengar sangat manis.

Ketika Taehyung memanggilnya dengan panggilan itu berhasil membuat jiwanya bergetar.

Irene seperti merindukan panggilan itu dari seseorang.

Tidak, bukan Sehun.

Bukan pria itu orangnya. Sekalipun Sehun kekasihnya, pria itu tak memiliki panggilan sayang terhadapnya. Sehun memanggilnya dengan panggilan 'Irene' dan terkadang pula 'Rene'. Itu saja tanpa embel - embel sayang.

"Tuan.."

Taehyung bangkit. Lebih dekat lagi dengan Irene. Mengambil duduk dikursi kosong sambil brangkar wanitanya. Ingin menggenggam tangannya, namun Taehyung menahannya. Irene akan kebingungan dengan sikapnya jika sampai ia melakukannya.

"Kau butuh sesuatu?"

Irene menggeleng. Wajahnya menampilkan senyum tipis. Tipis namun manis. Taehyung akan merekam dan menyimpannya dalam hatinya bagaimana wanitanya saat ini. Mungkinkan ini rencana Tuhan untuk mereka? Disela waktu yang mereka punya, akan ada saat dimana mereka dipertemukan walau dalam situasi yang sulit. Inikah rencanamu, Tuhan? Bisik hati Taehyung.

"Chaerin anak yang baik."

Taehyung mengangkat alisnya. Lalu menarik sudut bibirnya untuk menanggapi ucapan bernada pujian dari wanitanya. Sepertinya, Irene akan bercerita mengenai putri mereka. Enam bulan yang lalu. Sudah lama mereka tidak seperti ini. Mengobrol berdua. Walau tanpa pelukan juga genggaman tangan masing - masing, tak masalah, toh ini masih awal. Taehyung rasa ia masih punya banyak waktu untuk membangkitkan kenangan lama mereka untuk diulang kembali.

WITH BAE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang