Day - 29

1.2K 228 90
                                    

WITH BAE

Taehyung menghembuskan nafas yang tiba - tiba terasa berat. Ia melepas kancing kemeja satu persatu, lalu menggantinya dengan setelan rumahan. Ia enggan kembali ke kantor, karena pikirannya terus - menerus dihantui bayangan ketakutan akan bahaya yang terjadi pada keluarga kecilnya. Setelah makan siang bersama rekan bisnisnya, Taehyung meminta sang sekretaris agar mengosongkan jadwalnya sampai besok. Lalu sisa pekerjaan yang tak terselesaikan dialihkan ke rumah, niatnya Taehyung akan menyelesaikan nanti malam sebelum beristirahat. Benar, itu terdengar lebih baik dibandingkan berada jauh dari istri dan anak - anaknya.

Ia menjalankan mobilnya ke arah sekolah Chaerin. Seperti biasa, Taehyung pergi menjemput sang buah hati. Meskipun telat beberapa menit, Taehyung tetap pergi kesana, karena ia yakin putrinya masih menungguinya seperti biasa. Sesampainya disana, jawaban yang Taehyung dapat adalah-Chaerin sudah pulang dengan Irene-ujar salah satu kenalan sang istri-Taehyung tak begitu ingat namanya. Sesegera mungkin, Taehyung menjalankan mobilnya, pulang ke rumah, barang kali mereka sudah sampai.

Begitu mobil yang dikendarainya memasuki pekarangan rumah, sebuah mobil lain berhenti tepat didepan gerbang yang terbuka lebar. Taehyung langsung keluar demi memastikan jika wanita yang baru saja ia perhatikan dari kaca depan bukanlah istrinya. Sayangnya, harapnya sirna setelah ia juga melihat-bukan hanya istrinya saja, Chua dan Chaerin juga naik mobil pria bajingan bermarga Oh itu. Taehyung mengayun langkah lebar mendekati mereka, namun bukannya ke arah sang istri, melainkan pergi untuk menggendong Chaerin dan membawa anak gadisnya itu pergi dari sana.

Sayangnya, ia tak setega itu bersikap acuh tak acuh pada Irene yang terkejut dan menatap takut padanya. Berjarak selangkah disamping wanitanya, Taehyung berhenti tanpa menoleh sedikitpun. Kemudian berkata dengan spontan, "Cepatlah masuk. Diluar panas, Bae." lalu kembali melanjutkan langkah walau hatinya berat meninggalkan Irene dan Sehun berdua. Meski Taehyung tahu bahwa Irene tak mungkin jatuh hati pada pria berengsek itu, ia tak bisa menjamin jika pria bernama Oh Sehun itu tak melakukan sesuatu yang pastinya tak akan istrinya sadari. Wanitanya terlampau mudah dikelabui.

"Daddy, Erin makan es krim banyak tadi." celetuknya disela langkah sang ayah menapaki lantai rumah. Gadis kecilnya terlihat sangat bahagia. Sebelah tangannya berayun kecil diudara, seakan memberitahu Taehyung wujud es krim yang ia makan, "Uncle Hun yang belikan. Mommy awalnya tidak mengizinkan Erin makan, tapi uncle Hun membujuk mommy kalau Erin boleh makan es krim banyak - banyak. Naya dan Erin makan semuanya sampai habis. Erin hari ini senaaaaaang sekali. Tapi lebih senang lagi kalau daddy ada. Kita bisa makan sama - sama."

Taehyung menyadari beberapa hal. Putrinya yang paling anti dengan Sehun terlihat senang dan bahagia. Kemudian, Sehun juga mendapat panggilan khusus dari putrinya. Taehyung tak tahu sedekat apa mereka, namun mendengar putrinya menyebut nama pria itu, sepertinya taktik permainannya seperti ini. Mendekati anggota keluarganya satu persatu. Sialan, Taehyung kecolongan sekarang.

"Erin, dengar daddy, ya, sayang. Sehun bukan uncle Erin. Erin janji ya, setelah ini jangan dekat - dekat dengan orang itu."

"Kenapa? Uncle Hun itu 'kan uncle-nya Naya. Naya itu 'kan temannya Erin. Naya orangnya baik daddy. Uncle Hun pasti orang yang baik." Chaerin menepuk keningnya, ia tiba - tiba teringat sesuatu, "Oh iya, Erin baru ingat. Dulu Erin sudah jahat sama uncle Hun. Tapi sekarang tidak lagi. Setelah uncle Hun membelikan Erin es krim, ternyata uncle Hun orang yang baik."

Taehyung mendudukkan sang putri diatas sofa. Sedangkan dirinya mengambil duduk disamping kosong sang putri. Mengusap pelan rambut putrinya yang tergerai.

WITH BAE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang