ENAM BELAS

2.2K 366 32
                                    

*GOR Semangat Juang 45*

Rara memiliki selera fashion olahraga yang unik. Itu membuat Reyga sedikit terusik melihat gadis itu tampak nyaman memakai rok celana. Tadinya dia mengira gadis itu membawa pakaian ganti di dalam tas.

Tapi tas itu terlalu kecil untuk menyimpan baju. Rara dengan santai masuk ke lapangan dan melakukan pemanasan. Dia senam kecil, melemaskan otot leher, tangan dan kakinya, sebelum mulai berlari.

Kedua mata Reyga mengawasi dari bangku tribun, gadis yang menghantui pikirannya beberapa hari ini, sudah mulai berlari melintasi track melingkar di atas tanah merah yang sedikit berpasir.

Reyga malah khawatir gadis itu jatuh keserimpet roknya sendiri. Syukurlah hal itu tidak terjadi. Di antara sejumlah perempuan seksi dengan pakaian olahraga membentuk body, Rara malah terlihat istimewa dengan penampilannya yang berbeda. Dia sengaja memilih berlari santai di jalur terluar karena jalur pertama memang diperuntukkan untuk pelari cepat.

"Halo Kak..."

Reyna menepuk bahu kakaknya yang masih fokus memperhatikan pemandangan di seberang. Gadis itu mengikuti seseorang yang sedang diperhatikan kakaknya.

"Oooh... Itu yang namanya Rara..."

Reyna menyandarkan wajahnya ke bahu Reyga dan memeluk manja disana.

"Eeh... Memangnya kamu tahu, yang mana orangnya.."

Reyga mencoba mengelak.

"Pokoknya cari aja, di lintasan itu, perempuan yang outfitnya
nggak seksi, nggak membentuk body, nggak... "

Reyga membungkam bibir adiknya dan melarangnya menunjuk Rara meskipun dari kejauhan gadis itu juga tidak melihat mereka berdua.

"Sejak kapan selera Kakak jadi berubah kayak gini?"

Reyga terdiam. Ia sadar sudah menjadi bahan bullyan adiknya. Ia yang selama ini mengagungkan kesempurnaan seorang perempuan, bisa takluk dalam pesona seorang Aurora, perempuan biasa yang menjerat hatinya.

"Kamu dah pernah ketemu Rara?"

Reyna membetulkan kunciran rambut dan menyeka wajahnya dengan handuk.

"Belum pernah secara langsung sih. Kak Vino yang cerita kemarin. Katanya Kakak tuh nanya-nanyain Rara. Mami juga sama. Bilangnya kangen pengen ketemu sama Kak Rara. Aku jadi penasaran. Terus aku minta dikirimin fotonya sama Kak Vino. Ternyata orangnya tuh... Biasa aja ya Kak. Tumben deh Kakak... milih yang standar..."

"Karena hati itu jarang berdusta, Na. Dia akan menuntun kita bertemu orang yang tepat, meski kadang semua di luar logika. Rara hatinya baik dan lembut, karena itu dia terlihat menarik dari sisi manapun."

Reyna sampai tertegun mendengar penuturan Reyga. Lelaki yang disayanginya itu masih tersenyum sendirian melihat seseorang yang masih berlari di tengah lapangan.

"Fix, kakak gue dah mulai jadi bucin. Gue jadi pengen kenalan sama Kak Rara."

Reyna berjalan menuruni tangga menuju ke lapangan.

"Eh... Na, kamu mau kemana? Reynata Maharani... "

God... Beneran nih adik gue satu ini.
Reyga mau tidak mau harus ikut. Padahal niatnya hari ini mau libur olahraga dan leyeh-leyeh di rumah, karena semalam dia pulang larut setelah meeting dengan Andra dan kliennya.

Adiknya sudah melambai di tepi lapangan sambil sesekali menunjuk keberadaan Rara yang hanya berjarak beberapa meter di depannya. Reyga buru-buru menyusul.

***

"Halo... Ini Kak Rara ya?"

Reyna menjajari langkah Rara yang sedang walk breaks. Setelah lari beberapa putaran, Rara memutuskan untuk berjalan santai.

AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang