ENAM

2.3K 363 10
                                    

Reyga masih menyalakan mesin mobil. Ia sudah sampai di basement rumah sakit duapuluh menit lalu, tapi belum ada tanda-tanda Rara akan terjaga.

Ragu ia hendak memanggil nama gadis itu ketika Rara masih tertidur pulas di belakangnya. Dalam hati ia ingin segera menemui Alvaro dan memaki sepuasnya, karena meminta gadis yang sama sekali tidak dikenalnya, menemui Mami tadi siang.

Di tengah kebimbangannya, terdengar suara gadis itu menggeliat.

"Apa kita sudah sampai?"

Rara memperbaiki posisi duduknya sambil masih memejamkan mata.

"Seperti yang kamu lihat. Kita sudah di tempat parkir lantai dasar."

"Oh oke, ayo kita turun."

Aurora membuka pintu dan merapihkan kerudung dengan mematutkan wajahnya di pantulan kaca mobil. Reyga menatap bayangan gadis itu dari sisi kaca yang berlawanan. Perempuan aneh.

Gue yang sudah menunggu dari tadi, tapi dia malah yang turun duluan. Reyga ikut turun dan menyalakan alarm mobil.

"Ra, sebelum kita ke dalam, bisakah kita mulai dengan suatu perjanjian?"

"Perjanjian apa?" wajah polos Rara mengaburkan rencana lelaki itu.

Sial... Gadis ini baru bangun tidur tapi masih bisa terlihat manis di matanya.

"Berpura-puralah jadi calon istri gue. Hanya malam ini. Kamu mau kan?"

"Tentu saja...
....Nggak...." Rara tampak menarik garis senyum sarkastis ke arahnya.

Gila nih cewek... Susah banget diajak kerjasama. Cakep juga nggak. Bodynya aja nggak ada lekuk-lekuknya... Sombong banget... Kayak dia cantik sejagad raya... Reyga memandang Rara dari belakang dengan menahan kesal.

"Bayangkan keuntungan yang akan kamu dapat kalau jadi calon istri gue."

Reyga mengejar langkah Rara yang sudah berjalan menuju lift. Beruntung tidak ada lagi orang selain mereka. Lelaki itu berusaha mempengaruhi pikiran Rara dengan janji-janji yang selama ini membuat banyak perempuan terbuai dan dengan senang hati melempar dirinya ke pelukan seorang Reyga.

Sebenarnya ia bukan tipe laki-laki sebrengsek itu. Keluar masuk klub malam untuk menghabiskan waktu bersama wanita itu adalah gambaran masa lalu Reyga. Selebihnya ia hanyalah lelaki kesepian yang hobi hang out dengan Alvaro dan beberapa sahabatnya.

Menghabiskan malam minggu dengan mendengarkan live music dan menikmati obrolan hangat dengan sahabat-sahabat lamanya. Saat mereka sedang berkumpul, tidak sedikit perempuan yang mendekatinya untuk sekedar ingin merasakan peluk dan ciuman darinya. Tapi Reyga tidak pernah melakukan lebih dari pelukan dan kecupan di pipi. Itu pun tidak ia lakukan dengan perempuan yang tidak ia kenal.

Katakankah ia tipe pria kuno dengan pemikirannya yang seperti itu. Tapi memiliki sosok Mami dan adik yang cantik jelita seperti Reynata, membuatnya banyak berpikir.

Ia hanya tidak ingin suatu saat datang lelaki versi brengsek yang mempermainkan adiknya atau mungkin kelak anak perempuannya, jika ia sudah berkeluarga. Hanya karena ia pernah melalukan hal yang sama, tidur dan having sex dengan banyak wanita lain, yang akan membuatnya menyesal seumur hidup.

"Gue punya sepuluh apartemen dan duapuluhlima rumah yang tersebar di kota besar di Indonesia. Lima belas mobil mewah, tabungan dan deposito yang nggak akan membuat kamu jatuh miskin dalam beberapa dekade. Gue punya usaha 5 pusat perbelanjaan besar di Jakarta, Depok, Bandung dan Surabaya. Gue menjanjikan masa depan yang cerah buat kita berdua."

Setengah putus asa Reyga membujuk perempuan yang kini berdiri satu lift dengannya. Ia seperti orang sinting yang gagal melobi untuk suatu proyek bisnis yang besar karena seolah Rara mengabaikan kata-katanya.

AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang