Ucup dan Jubaidah

6.9K 616 7
                                    

"Kenapa harus terikat dengan cara ini?"

-PASUTRI GAJE-

🌻🌻🌻

"Bunda gak ngerti lagi sama kamu Zean," Lisa memijat pelipis hidungnya.

"Nilai kamu jatuh semua, paling tinggi dapat tujuh," Lisa memberanikan diri menatap anaknya itu, "kerjaan kamu selama sekolah disini apa?"

Zean diam, ia tidak berani menjawab, kalau Bunda nya sudah serius begini.

"Dari 32 siswa kamu ranking terakhir.  Kamu gak malu? Nilai kamu anjlok."

Zean menghela napasnya gusar, "kenapa sih Bunda harus urus nilai aku? Nilai gak ngejamin sukse, Bun."

"Bunda tau itu! Tapi kamu juga harus sedikit peduli dong dengan masa depan kamu sendiri. Kamu emang anak dari pemilik sekolah ini, tapi kamu gak bisa seenaknya, masuk keluar kelas."

"Bunda kecewa sama kamu," suara Lisa mendadak pelan.

Zean menatap dua bola mata milik Bundanya yang mulai berair, Zean sangat tidak bisa bila melihat Bunda nya ini menangis.

"Zean minta maaf Bun."

"Pokoknya Bunda gak tahu, semester pertama kelas dua ini, ranking kamu harus meningkat," jeda Lisa beberapa detik, "kamu contoh Bella, dia rajin anaknya, pintar, selalu rangking pertama."

Zean tidak jadi kasihan melihat Bundanya, "kok Bunda malah bandingin aku sama anak orang."

"Bandinginnya dalam hal positif."

"Bunda gak tahu aja. Jadi orang pintar itu beban, dia harus kerjakan ini itu atas perintah orang lain, hidup orang pintar itu gak asyik di kekang oleh manusia dan waktu, gak bisa memilih bebas sepuasnya."

"Yang mau kamu jadi pintar siapa? Bunda hanya pengen kamu perbaiki nilai kamu, tingkatkan rangking kamu."

Zean terdiam lagi.

"Kamu telpon Bella suruh dia kesini."

Zean mengangguk, lalu ia mencari kontak Bella disana.

"Jubaidah keruangan kepala sekolah sekarang di panggil Bunda gue."

Setelah itu Zean mematikan ponselnya secara pihak.

***

"Dasaar semut rang-rang main matiin sepihak aja," cibir Bella saat menatap layar ponselnya yang sudah mati.

"Siapa Bel?"

"Ucup, dia suruh gue ke ruangan kepala sekolah."

"Yaudah kalau gitu ke sana aja."

"Males ah gue."

"Males karena ada Zean?"

"Itu salah satunya, tapi ada yang lebih buat gue males dari itu."

"Apa?"

"Gue males kalau ditanyain setuju atau nggaknya ikut olimpiade," ungkap Bella.

"Lo kan tinggal jawab saya gak mau, Bu. Selesai kan?"

"Udah sering gue tolak, Can. Tapi tetap aja ulang pertanyaan yang sama. Lama-lama telinga gue budek."

PASUTRI GAJE [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang