Awal berakhirnya

5.2K 365 10
                                    

Zean berlari tergesa, menyelusuri lorong rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zean berlari tergesa, menyelusuri lorong rumah sakit. Ia khawatir, itulah faktanya.

Kakinya terhenti didepan ruangan, dimana Gita dirawat, keadaan gadis itu sudah siuman ternyata. Zean bernapas lega. Tadi ia begitu khawatir saat mengetahui Gita pingsan.

"Lo gak papa?" tanya Zean saat sampai didepan Gita.

Gita tersenyum, "gue seneng lo masih peduli sama gue."

Zean tersenyum kecil, "jangan berharap berlebihan."

"Tapi gue mau memperbaiki semuanya."

Zean menggeleng pelan, "kesehatan lo lebih penting di atas segalanya."

Gita diam.

"Lo udah mendingan kan? Gue udah telpon om Reno dia ayah lo dia berhak tahu," Zean menatap Gita, "gue balik. Cepat sembuh."

"Kalau pulihnya gue adalah lo, gimana?"

Zean terhenti diambang pintu. Ia membuang napas beratnya. Zean membalikan badannya menatap Gita. Dua bola mata gadis itu masih sama seperti dulu, sayangnya di kedua bola mata itu tidak lagi Zean melihat sebuah masa depan.

"Gak usah ungkit masa lalu. Gue udah gak tertarik lagi."

Gita memejamkan matanya. Ia tahu ini tidak mudah lagi seperti dulu. Tapi ia akan tetap terus mengejar, dan mendapatkan kembali cintanya seperti dulu.

***

Kau kira aku apa? Tempat yang mudah didatangi oleh banyak orang? Mudah sekali kau bilang kita bisa seperti awal. Tidak ada yang terluka perasaannya saat itu, hanya itu yang kau tahu. Kau tak tahu bagaimana aku  berusaha pergi, berusaha menganggap semuanya itu tidak pernah terjadi. Tapi aku manusia, aku membenci semuanya. Hal yang kau annggap biasa bagiku permasalahan yang luar biasa. Kau nengujiku dengan kau datang berpura-pura lupa terhadap yang kau perbuat. Aku tak akan mencintaimu, tegasku hari ini.

Zean membuang kembali selembar kertas yang ia tulis. Ia biarkan semua tulisannya berserakan begitu saja di atas lantai rumah pohon yang hanya orang terdekat saja tahu tempat ini. Bella dan Gita menjadi salah satu kandidatnya.

Seharusnya perasaan lama itu tak perlu dibawa keranah masa depan. Seharusnya Zean tidak perlu menjadi seperti ini, terlihat seperti ambigu antara ingin atau tak ingin. Seharusnya Zean bisa berkata yakin bahwa dia hanya mencintai satu wanita saja, meskipun orang masa lalu datang. Seharusnya Zean tidak perlu peduli terhadap apapun yang terjadi.

***

Tiga tahun yang lalu...

"Kenalin Gita, pacar gue," ucap Zean pada Galih.

Galih mengangguk ia menatap Gita yang tersenyum kearahnya sebagai sapaan awal.

"Oh jadi dia yang namanya Galih, murid baru di kelas kamu."

PASUTRI GAJE [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang