Setelah beberapa hari dan dengan bujukan akhirnya hari ini Bella mau pergi ke kantin untuk pertama kalinya setelah mengurung diri di kelas begitu lama.
Seminggu berlalu terasa berat bagi Bella. Tidak ada kemajuan sampai sekarang. Bella menghela napas kasarnya. Bagaimana tidak? Baru hari ini Bella melihat secara langsung bagaimana kelakuan Zean, yang dikatakan oleh banyak orang, bahwa Zean emang sudah gila. Zean tanpa mempedulikan keberadaan Bella didepanya, (hanya berhalat satu meja milik orang saja), tanpa rasa bersalah malah duduk berdua dengan cewek lain, dan hal yang menjijikan adalah dua orang itu malah suap-suapan tepat didepan mata Bella. Bella sangat muak melihat itu semua.
"Gimana mau ada kemajuan kalau tuh mulut gak dipakai buat ngomong," komentar Cantika duduk di sebelah Bella.
Bella menghiraukan, tangannya mengaduk bakso yang ada di depannya dengan perasaan kesal, matanya tak lepas dari Zean, sedangkan Zean meski tahu, lelaki itu benar-benar tidak peduli lagi. Perasaan Bella jelas saja sakit. Jika keadaanya tidak sedang marah-maraham mungkin sekarang wajah Zean dan gadis disampingnya itu sudah basah dengan air.
"Makanya baikan," lanjut Cantika lagi.
"Gue sumpahin lo keselek! Ucup biadab!" murka Bella. Tangannya masih mengaduk kesal bakso yang tak bersalah itu.
Uhhukk!
Bella dan Cantika membulatkan mata mereka sempurna, baru aja Bella bersumpah tapi sudah terjadi. Sepertinya benar kata orang, kalau orang yang terdzolimi doanya pasti bakal terkabul.
"Sayang kamu gak kenapa-napa kan?" tanya panik gadis yang ada di samping Zean, dengan cepat gadis itu memberikan air untuk diminum oleh Zean. Zean menerimanya segera.
"Makasih yaa sayang," ucap Zean begitu lembut, namun entah kenapa bila sampai di telinga Bella kalimat itu menjadi menjijikan.
"Makasih untuk waktu empat jam nya, tapi detik ini kita putus. Gak usah protes dan nangis," Bella menatap Zean yang sudah berdiri dari kursi, "bye..." setelah itu Zean benar-benar pergi dari kantin.
Bella menatap tak percaya atas apa yang ia lihat sekarang. Baru empat jam pacaran, tapi sudah putus. Zean benar-benar sarap! Benar ternyata dengan rumor yang beredar itu, sekarang Bella benar-benar mempercayainya. Bella menatap gadis malang yang baru saja di putusi oleh Zean sedang menangis tersedu.
"Sekarang lo percaya kan, gimana gilanya Ucup lo itu," ucap Cantika dan mendapatkan anggukan oleh Bella.
"Sebelum banyak yang patah hati karena Zean, makanya lo baikan sekarang. Kesampingkan deh ego lo itu," nasihat Cantika.
"Gue yang lebih dulu ajak dia baikan?" tanya Bella menunjuk dirinya sendiri, "ogah! Mana harga diri gue!? Gue cewek. Seharusnya dia aja yang inisiatif sendiri, kan dia cowok," tolak Bella mentah-mentah.
Cantika membuang napas kasarnya, susah memang bujuk orang yang terlanjur punya sifat keras kepala kayak Bella.
"Penting rumah tangga lo atau ego lo sih, sekarang ini?" tanya Cantika sedikit mulai jengah.
Bella sudah ingin menjawab tapi urung saat ponselnya berdering. Bella menatap nama yang tertera di ponselnya sekarang. Wajah gadis itu mendadak datar. Dan membiarkan ponsel itu berdering.
Angkat please. Ini penting.
Bella membaca pesan itu. Ia membuang napas beratnya, Bella menatap Cantika meminta persetujuan, dan Cantika mengangguk. Tidak lama dari itu panggilan dari orang itu datang lagi. Bella menarik napasnya, dengan ragu ia menerima panggilan itu. Dan sambungan telpon pun terhubung.
Makasih sudah mau angkat.
Suara disebrang sana begitu senang."Langsung aja." Balas Bella dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
PASUTRI GAJE [SUDAH TERBIT]
Teen FictionMasih SMA udah NIKAH! Bukan karena di JODOHKAN. Bukan karena kecelakaan saat PACARAN. Tapi karena saling CINTA. ••• "Yaudah kalau gitu kita pacaran aja," putus Jubaidah enteng. "Gue gak mau pacaran sama lo! Gak sudi!" "Katanya lo suka gue, lo cin...