Zean melangkah gontai, isi kepalanya berat sekali, perasaannya semakin tersiksa saja, sudah hampir satu bulan Zean dihiraukan oleh Bella. Dan itu sukses membuat Zean sangat gila dan frustasi.
Zean membuka pintu apartemen. Wajahnya yang sangat kusut menjadi sangat tegang. Zean berdiri terpatung di ambang pintu. Ia pasti berhalusinasi! Bagaimana bisa seseorang yang selama ini sibuk dipikirannya bisa ada di depannya sekarang dengan tersenyum. Zean masih terdiam, tak ada yang salah dengan mata laki-laki itu yang mulai berkaca-kaca. Zean benar-benar rindu Bella, jika dia memang sedang berhalusinasi, maka Zean tidak ingin menghilangkan halusinasinya.
"Berapa banyak mantan lo selama ini?"
Pertanyaan itu membuat sebuah lengkung senyum di bibir Zean terukir. Perlahan Zean mendekati gadis itu. Sampai keduanya begitu dekat, dengan sedikit gemetar Zean menyentuh wajah Bella. Lelaki itu masih menganggap semua yang ia lihat sekarang adalah halusinasi.
Bella segera menyingkirkan tangan Zean dari pipinya, "ngapain lo! Gue nanya berapa banyak mantan lo selama ini?" tanya Bella, menyadarkan semua lamunan Zean.
Zean menitikan air matanya, ia tidak berhalusinasi, Bella benar-benar sudah ada di hadapannya sekarang. Bella kembali. Zean terus menatap wajah Bella dengan intens. Dan tentu saja tatapan itu sukses membuat jantung Bella berpacu sangat cepat.
"Ini beneran lo kan?" tanya Zean suaranya sedikit bergetar.
Bella tersenyum kecil, "emang lo berharap sekarang yang ada didepan lo ini Gita apa?" tanya Bella sedikit mengungkit kejadian masa lalunya.
Zean tidak peduli, ia langsung memeluk Bella erat, lelaki itu sangat merindukan Jubaidahnya, sedangkan Bella yang dipeluk langsung menegang jantungnya berdebar sangat kencang. Begitu pula dengan Zean saking bahagianya seorang laki-laki seperti Zean menangis, ini sebuah hal langka yang didapatkan oleh Bella. Apa yang terjadi pada Zean juga terjadi pada Bella sekarang. Dengan ragu Bella membalas pelukan Zean, gadis itu juga menangis disana. Tapi tangis keduanya kali ini berbeda, ini tangis bahagia.
"Jangan tinggalin gue yaa," lirih Zean masih dalam pelukan Bella.
Bella mengangguk disana. Gadis itu melepaskan pelukannya. Keduanya saling tatap, tatapan mereka sangat intens.
"Makasih udah mau balik lagi ke sini," mata Zean tak lepas menatap dua bola manik hitam milik Bella dengan perasaan lega.
Bella tersenyum, "jangan buat gue sedih lagi. Awas aja lo bikin gue nangis lagi! Gue aduin sama Bunda, baru tahu rasa lo!" ucap Bella dengan terkekeh. Ini semua gadis itu lakukan untuk menutupi rasa gugupnya.
Zean terkekeh kecil, ia menangkup kedua pipi Bella, melangkah selangkah lebih maju didepan Bella, menghapus segala jarak, saking dekatnya keduanya bisa saling mendengar deru napas mereka masing-masing, lalu dengan tersenyum Zean mengecup bibir Bella dengan lembut dan dibalas oleh Bella tanpa penolakan.
Debaran itu kembali ada, debaran yang menyenangkan tidak lagi menyedihkan.
Keduanya saling melepas rindu disana. Semua masalah pada sore itu benar-benar telah selesai. Keduanya kembali menjadi sepasang kekasih meninggalkan kata orang asing.
***
"GUE BUNUH JUGA LO CUP!" teriak Bella kesal.
"BUNUH AJA KALAU LO BERANI, HAHA!" tawa Zean menggelegar.
Bella mengepalkan tangannya, berlari, sudah siap memukuli Zean dengan panci yang ada di tangannya.
Malam ini Bella sangat kesal saat nasi goreng buatannya yang sudah enak di masuki garam oleh Zean begitu banyak sampai mengakibatkan rasa asin yang luar biasa. Lelaki itu kembali ke jati dirinya, suka usil dan gaje.
KAMU SEDANG MEMBACA
PASUTRI GAJE [SUDAH TERBIT]
Fiksi RemajaMasih SMA udah NIKAH! Bukan karena di JODOHKAN. Bukan karena kecelakaan saat PACARAN. Tapi karena saling CINTA. ••• "Yaudah kalau gitu kita pacaran aja," putus Jubaidah enteng. "Gue gak mau pacaran sama lo! Gak sudi!" "Katanya lo suka gue, lo cin...