Puncak

6.1K 528 44
                                    

Mobil hitam milik Zean melaju dengan kecepatan sedang melewati beberapa pohon rindang dan kebun teh. Perjalanan dari Jakarta ke Bogor tidak terasa membosankan karena ada-ada saja ide Zean dan Elang untuk mencairkan suasana, dan sasaran bully an yang paling empuk saat ini adalah Surya dan Cantika. Kedua nama itu dikabarkan dekat, tidak ada yang tahu kapan kedekatan itu terjadi, keduanya main rahasia.

"Jadi kapan nih kita bisa dapat pajak jadiannya?" tanya Elang memecahkan keheningan.

"Sekali lagi lo semua bahas itu, mobil ini akan gue gugurin ke jurang," ucap Surya terdengar tegas, pandangannya tetap lurus kedepan.

Bukannya takut mereka yang ada di dalam mobil malah cekikikan, kecuali Cantika, gadis itu sedaritadi berusaha menjadi pendiam, dia malu. Awalnya Cantika tidak tahu jika Surya juga akan ikut, dan lebih parahnya lagi, Cantika tidak tahu kalau Surya temennya Zean. Kalau tau gini sih Cantika gak akan ikut.

"Yaelah omongan lo, kayak udah prustasi hidup aja," sahut Zean yang ada dibelakang.

"Tau lo Ya, lo kelilit hutang, jadi mau akhiri hidup!?" sahut Bella disamping Zean.

"Bell..." ucap Cantika segera sebelum Reyhan ingin membuka suara juga.

"Apa Cantika," ucap Bella gemas.

"Gue mau tidur, bisa tenang?"

Bella tersenyum kecil lalu mengangguk, ia mempersilahkan sahabatnya itu untuk pura-pura tidur. Bella paham betul buruk baik kebiasaan Cantika, gadis itu tidak akan bisa tidur kalau dalam keadaan seperti ini.

"Istri online," panggil Zean setelah beberapa saat hening.

"Gue bukan istri lo, jadi berhenti panggil gue istri lo. Paham!" jengah Bella.

Zean malah terkekeh pelan, "lo lucu kalau lagi marah."

Bella memutar dua bola matanya malas, lama-lama tingkat gilanya bakal sederajat dengan Zean, tidak akan Bella biarkan itu terjadi. Tanpa pikir panjang Bella menundukkan kepalanya bukan untuk tidur tapi bermain ponsel.

"Dasar gak punya otak lo!" ucap Bella sebelum ia sudah benar-benar fokus dengan layar ponsel.

Zean yang melihat tingkah Bella seperti itu hanya tersenyum singkat perjalanan mereka masih tiga puluh menit, Zean memutuskan untuk tidur.

Tiga puluh menit berlalu, dan mobil mereka terparkir didepan sebuah villa, yang pemandangan semuanya berwarna hijau, menyejukkan perasaan dan memanjakan mata. Bella takjub menatap pemandangan luar dari kaca mobilnya.

"Lo bisa kan, bangunin Zean, gue lagi ribet nih," ucap Reyhan ia meninting dua koper.

"Kenapa harus gue?" tanya Bella, ia menunjuk dirinya sendiri.

"Karena cuman lo doang yang masih didalam mobil."

Bella menatap setiap bangku kursi mobil dan memang benar, hanya dia yang bersama Zean, Bella menghela napas beratnya, dengan terpaksa Bella mengangguk lemah.

"Kalau gak bangun-bangun bacakan yassin aja," celutuk Elang, entah darimana datangnya sudah ada di samping Reyhan.

Untuk sesaat Bella terhibur atas gurauan Elang. Namun setelahnya waktu terasa menjadi lambat bergerak, Bella tidak tahu harus bagaimana. Ia bingung harus membangunkan Zean dengan cara apa.

Bella memandang lekat-lekat wajah Zean, nyaris sempurna. Bella menggeleng keras, kenapa dia malah memikirkan Zean! Kurang ajar! Sialan, sialan, sialan, sialan, sialan, sialan, sialan!

Satu keusilan muncul di pikiran Bella, dia sudah mengatur rencana, sebelum ia membangunkan Zean, ia akan mengambil foto Zean yang tertidur pulas itu.

PASUTRI GAJE [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang