Satu Atap

8.9K 559 14
                                    

Bella Andriana Jubaidah dan Zean Samuderan Diaksa Ucup resmi sudah mereka sebagai sepasang suami istri berstatus sebagai PASUTRI

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bella Andriana Jubaidah dan Zean Samuderan Diaksa Ucup resmi sudah mereka sebagai sepasang suami istri berstatus sebagai PASUTRI. Mereka akan satu atap, satu ranjang, satu kamar, satu apartemen, satu keluarga.

Setelah satu hari bermalam dirumah kediaman Zean dan satu hari dirumah kediaman Bella, mereka berdua memutuskan untuk tinggal di apartemen yang sudah di beli oleh Zean, kedua orang tua mereka menyetujui alasan mereka yang ingin hidup mandiri karena sudah berkeluarga.

Bella menggeret kopernya meletakan disisi lemari, langkahnya gontai, disusul oleh Zean dibelakang yang membawa dua buah koper ukuran besar.

Bella duduk di bibir kasur dengan wajah menunduk, matanya sembab akibat menangis sepanjang perjalanan, meninggalkan Mama dan Papanya, dan hidup mandiri, Bella tidak pernah mengalaminya sebelumnya, tidak lagi satu rumah dengan orang tua, Bella tidak pernah membayangkan sebelumnya. Bella sekuat tenaga menahan isakan tangisnya.

Zean tersenyum simpul menatap Bella yang berujung menangis tanpa suara. Ia menghampiri Bella, dan duduk disamping Bella.

"Jangan nangis dong, gue gak terbiasa liat orang nangis."

Bella mendongak menatap Zean, "gue kangen Mama," lirih Bella.

"Gak sampai sejam udah kangen aja lo. Jangan cengeng."

Bella mengerucutkan bibirnya, ia mendadak kesal, "lo minta gue bunuh hah?" Bella memukuli Zean, "nyebelin lo!" kesal Bella.

Zean menerima saja, yaa anggap aja sekarang dirinya ini adalah tempat pelampiasan dari Bella, memang ini rencana Zean, membiarkan Bella kesal padanya dan melupakan sedihnya.

"Gue lebih suka lo pukulin gue ketimbang liat lo nangis," ucap Zean spontan.

Bella menghentikan pukulannya ia terdiam, Bella masih mihat sebuah senyum terhias diwajah Zean. Satu detik kemudian mata Bella berkaca-kaca dan tak menunggu waktu lama Bella menangis lagi.

Zean panik sendiri melihat Bella menangis yang kali ini mengeluarkan suara.

"Duh Jubaidah lo jangan nangis dong."

Bella tidak peduli ia tetap menangis.

"Jubaidah jangan nangis."

Bella tetap menangis.

Tak ada cara lain, Zean melakukan rencana terakhir. Zean memeluk Bella erat, membawa gadis itu menangis dalam pelukannya, mencoba menenangkan. Satu hal baru yang diketahui Zean tentang Bella, ternyata Bella mempunyai sisi manja dan cengeng dan pemilik suara tangis yang cempreng.

"Jangan nangis lagi yaa," Zean mengusap puncuk kepala Bella lembut. Dan hal itu berhasil membuat suara tangis Bella terhenti.

Bella melepaskan pelukannya, "makasih atas bahu buat ngelap ingus nya."

"Anjir astaghfirullah kelewatan lo Jubaidah," ucap Zean sok dramatis menatap bajunya sudah ada bekas ingusnya Bella.

Bella terkekeh pelan memukul bahu Zean sekali lagi tanpa beban, "yang konsisten dong lo, kalau bilang anjir ya anjir aja, kalau mau bilang astaghfirullah yaa astaghfirullah aja, gak perlu keduanya. Kalau keduanya lo sebutin malaikat bakal pusing mau nulis kebaikan atau keburukan."

PASUTRI GAJE [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang